Minggu, November 27, 2011

Aku dan Mulutku



Mengapa mulut ini terbungkam?
Ingin sekali rasanya menjadi bisu
Tuhan.. apakah rasa syukur ini tiada
                Bila kita tak bicara?
Entahlah!
Aku dan mulutku
Mengapa selalu ragu?
Mengungkapkan pikiran dengan lisanku
Tuhan.. aku tak tahu rasanya
                Bila tangan ini tak ada
                Atau hilang entah kemana
Aku dan mulutku
Hanya terungkap lewat tanganku
Entahlah!
Salah atau benarkah?
Menurutmu, bagaimana harusnya aku?

H-305 Biologi ITS
26 nopember 2011

follow me @qhimahatthoyyib


Rabu, November 16, 2011

Minggu, November 06, 2011

Senja ini Aku PERCAYA


Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah :40)
Sungguh janji Allah selalu benar dan itulah yang sekarang aku rasakan sobat senja. Saat aku benar-benar bersedih dan menceritakan kesedihanku pada banyak orang termasuk menceritakannya pada orangtuaku tak lupa aku selalu bercerita dan meminta kepada Allah untuk memberi jalan keluar untukku. Aku percaya bahwa Allah benar-benar selalu bersamaku dimanapun aku berada.
Aku tidak tinggal di sebuah kos-kos-an atau kontrakan, aku tinggal bersama tanteku—seorang dosen di kampusku—di komplek perumahan dosen di dalam daerah kampus. Sungguh sampai saat ini aku belum menemukan “kebahagiaanku” disini. Aku yang sejak dulu tinggal di pesantren dengan teman-teman dan sekarang tinggal sendiri, maka bisa sobat senja bayangkan betapa sepinya hidup yang kujalani di rumah ini. Kami—aku dan tanteku—tidak banyak bicara, mungkin sekedar berucap salam saat aku akan keluar dari rumah namun tante tak pernah meminta aku harus pulang jam berapa. Begitukah seharusnya sikap yang dilakukan orangtua terhadap MAHASISWA? Ah entahlah, aku tak tahu apakah kita masih perlu diperlakukan seperti itu? Yang terpenting saat ini yang kurasakan adalah tekanan batin.
Saat aku menceritakan masalah tersebut kepada orangtuaku, abi belum bisa memindahkanku dari sini karena menunggu tempat lain yang diperbaiki. Belum lagi masalah rumah. Abi sudah tidak kuat lagi membiayai hidupku, lalu aku harus bagaimana? Hengkang dari dunia fana ini kah? Dari dua persoalan di atas, aku mendapat kabar gembira hadiah dari Allah, tiba-tiba saja bosku memanggilku karena ada client yang cocok untukku, tempatnya dekat sehingga tanpa motor pun aku bisa tiba di tempatnya tepat waktu. Ya, akhirnya aku mendapatkan berita gembira ini setelah sekitar satu bulan menanti. Alhamdulillah, Allah selalu menghiburku saat aku sedih dalam kegelisahanku. Sekarang aku bahagia. Bersama Allah semua urusanku selesai dengan lancar.


follow me @qhimahatthoyyib

Selasa, November 01, 2011

Sepotong Senja Untuk Pacarku



Judulnya keren ya.. andai saja ada seseorang yang memberikan potongan senja itu padaku.. andai saja senja itu untukku.. andai saja senja itu hanya milikku.. andai saja..  
Oke! mari kita berhenti berandai-andai sejenak dan kembali ke topik utama. Sebenarnya judul tulisan ini saya ambil dari sebuah buku berjudul ‘Sepotong Senja Untuk Pacarku’ yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma dan sekarang saya akan menceritakan pada kalian bagaimana dan apa isi buku tersebut.
Saat pertama membaca judul tersebut, saya pikir itu buku yang berisi kumpulan cerpen namun ternyata setelah membuka dan membacanya saya yakin itu adalah kumpulan puisi ber-tema-kan senja. Perpustakaan Insan Cendekia Serpong yang fotonya ada pada tulisan saya yang berjudul “Potongan Kenangan I” adalah tempat dimana saya menemukan buku jadul (baca : jaman dulu) tersebut. Senja itu kubaca buku tentang senja dan saat itu aku mulai terpesona pada senja. Ya! Saya pikir sejak saat itulah saya suka dengan senja dan benar-benar ingin memiliki senja.
Puisi dengan berbagai judul namun mengacu pada satu topik yaitu SENJA dan pengungkapan yang indah tentang senja, tentang dirinya, tentang pacarnya membuat saya benar-benar ingin memiliki senja dan menjadi bagian dari puisi-puisi yang dapat dirangkai menjadi sebuah cerita tersebut. Sungguh! Benar-benar membuat saya terpesona pada senja dan semua warnanya..
Senja yang semula utuh ternyata dipotong oleh seseorang yang akan memberikan potongan senja itu kepada kekasihnya yang berada di tempat tanpa alamat. Kekasih yang memesan potongan senja dan potongan suasana laut senja pun menunggu dengan cemas, berharap pesanannya sampai di tempatnya. Karena tidak ada kendaraan, pemotong senja itu pun meletakkan semua pesanan kekasihnya pada sebuah amplop dan mengirimkannya lewat tukang pos. Bertahun-tahun menunggu, amplop itu tak jua datang. Di akhir perjalanan, semua isi dalam amplop itu tumpah dan selanjutnya saya sarankan kalian membaca kumpulan puisi itu sendiri, bukunya seperti apa? Klik saja “Sepotong Senja Untuk Pacarku” pada koleksi Senja di samping. Terimakasih banyak, arigatou gozaimas, dank u..

follow me @qhimahatthoyyib