Rabu, Oktober 17, 2012

Pejuang Kebajikan


Saat malam mulai berjalan dengan kerudung hitam pekatnya
Dan kabut bergetar di luar jendela
Saat itulah kau mulai berpesta dengan bombardir dan senapan yang kau bawa
Bersulang kemudian dan merasa menang
Tak tahu kami sedang bersiaga, bersiap meruntuhkan tank-tank yang ada

Biar mereka ucap semua peringatan yang mereka hafal
Setiap ayat pertahanan tempat mereka berpangkal
Tak ada kebebasan yang diberikan dan serasa tak ada lagi harapan
Saat opsi tersisa adalah berdiri menantang kalian
Saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan di tengah medan
Kawan, rapatkan barisan!

Entah punya siapa yang aku bawa, tapi sepertinya punya mereka
Senjata ini kuangkat tinggi-tinggi dan kusingsingkan lengan baju ini
Menderap, melaju bersama kawan-kawan seperjuanganku
Tak peduli sekuat apa dirimu
Tak peduli sebanyak apa pasukanmu
Aku dan kawanku akan terus melaju melawan senapan bawaanmu
Kami merayap, merangkak, menguntit tank-tank kebanggaanmu
Meski airmata terbedah dari jiwa yang terluka dan tersaruk-saruk melangkah
Tak kan kubiarkan negeri kami tersobek terpanah

Kami tak rela menjadi budak, tak bebas bekerja dan bersekolah
Meski apapun kalian lakukan, untuk menghadang dan memotong harapan
Kami akan berdiri di sini, dengan tangan kami, hingga nafas penghabisan
Seperti ombak yang terus mencoba menghantam karang
Kawan, perlihatkan kepalan kalian!

Kami akan terus bangun membawa harapan dari orangtua dan kawan seperjuangan
Keyakinan yang menyaingi semua gertakan-gertakan
Menanti esok akan terlambat, hari ini atau mati sebagai syuhada’!
Meski kalian coba bunuh kami berkali, kami akan lahir berkali bergenerasi
Harapan meski sebutir uap air di langit angkasa
Akan berkumpul dan menjadi awan raksasa saat semangat perjuangan selalu ada
Menagih setiap jemari yang pernah menjanjikan kepalan
Agar nyali lawan ciut dan hilang bergetaran berantakan

Apapun yang kau lakukan
Kami masih punya Tuhan yang menjanjikan kebahagiaan
Dengan melawan kalian dan tegakkan kebenaran
Dengan berperang dan melaju perlahan-lahan
Dengan senjata iman dan keyakinan

Kami adalah pejuang kiriman Tuhan!
Tak peduli sebesar apa kalian dengan canggihnya barang-barang
Tetap kami kepalkan dan akan kami lawan
Dengan kekuatan amarah dan kebajikan
Kalian akan tewas, runtuh berkeping berjatuhan
Tertimpa tank-tank yang kalian nyalakan
Terbakar bombardir yang kalian bunyikan
Tertembak senjata yang kalian andalkan
Mati berguguran tanpa daya dan berlari kembali ke peraduan


follow me @qhimahatthoyyib

Tirai 12


Nations are born in the hearts of poets, they prosper and die in the hands of politicians.
-Muhammad Iqbal-


follow me @qhimahatthoyyib 

Selasa, Oktober 02, 2012

Senjakala di Tangga Pesona


Menyapa, merona
Tersenyum, terpana
Indah, senja merekah
Mekar bersahaja
Mempesona, berujar kata
Sempurna..

Senja..
Andai saja selalu ada
Selalu mesra kapan saja
Selalu menyapa kala pagi dan petang bertemunya
Selalu setia menemuinya

Senja..
Hidup ini berwarna
Tapi warnamu merah dan jingga
Diharapkannya selalu ada, menyapanya, memandangnya
Senja..
Jangan berubah, tetaplah merah dan jingga
Menemaninya, meski pagi dan petang merebutnya

Tangga UPMB lt.2
19 okt 2011

follow me @qhimahatthoyyib

Tirai 11


“Ketika wajahmu penat memikirkan dunia maka BERWUDHULAH, ketika tanganmu lelah menggapai cita, maka BERTAKBIRLAH, ketika pundakmu letih  memikul amanah maka BERSUJUDLAH, ikhlaskan dan serahkan semua kepada ALLAH SWT. Dan tunduklah disaat yang lain angkuh agar engkau tegar disaat yang lain rapuh.”

follow me @qhimahatthoyyib

Wahai Pemuda!! Berjuanglah


 Entah apa yang kupikirkan, kusetujui saja tugas liputan yang diberikan padaku saat itu meski aku tak tahu apa yang harus kutanyakan dan kuliput nantinya. “Ahad, 23 september 2012 Wisuda ke-105 di gedung Graha ITS” itulah tugas yang harus kulakukan kali ini, sebagai mata-mata, sebagai detektif, sebagai seorang anggota lembaga pers mahasiswa. Pukul 09.26 WIB aku akhirnya tiba di tempat, gedung Graha yang biasanya sepi kini seperti pasar saja, sangat ramai. Setelah meminta ijin, dengan sigap aku berlari menemui seorang senior pers juga dan membahas apa yang akan kita liput nantinya.
Setengah jam berlalu. Sudah tiba saatnya aku mengeksekusi para tamu. Ramai, aku bingung memilih siapa tamu yang cocok menjadi targetku. Tak lama, aku bertemu dengan seorang bapak tidak cukup muda dan tidak juga tua, kira-kira seumuran ayahku. Orangnya tinggi, terlihat keren dengan baju batiknya yang coklat saat itu. “Namanya Herwinda, angkatan 2009 D3 Statistik mbak.” Menyebutkan keponakannya yang diwisuda kali ini.
Banyak pesan yang beliau sampaikan kepada pemuda-pemuda seperti kita ini. Entah, setuju atau tidak kita harus mengambil sisi positifnya. “Dia sudah bekerja selama satu minggu mbak, di Toyota bagian administrsi.” Jawab pria 40-an tahun itu. Pak Yoyok meneruskan, baginya kuliah itu adalah untuk mencari pekerjaan dan menyesuaikan dengan bidang apa yang kita suka saat bekerja nanti. Sama halnya dengan Bu wasih, orangtua Nindya Yusniartanti S2 T.Lingkungan yang juga lulus pada hari itu menyatakan “Kalau saya yang terpenting adalah membiarkan anaknya untuk memilih bidang yang disukainya mbak, namun saya paling keras dan melarang anak-anak untuk berganti-ganti bidang. Kalau A ya tetap A sampai kapanpun, kalau mau pindah B yang penting A harus tuntas dahulu.”
“Berkat doa dan ketaatannya kepada orangtua, alhamdulillah Nindya telah bekerja di ISSDP bagian konsultan lingkungan mbak.” Lanjut ibu berusia 63 tahun itu. Ibu yang berasal dari Blitar itu menambahkan, yang terpenting kita harus menekuni satu bidang dan tidak boleh berpindah-pindah jika belum selesai juga selalu mintalah doa ibu, karena doa ibulah yang paling berkah diantara manusia lainnya. Begitu juga dengan apa yang diungkapkan oleh bapak yang berasal dari komplek Kenjeran tadi, beliau menambahkan dalam melakukan apapun syaratnya adalah yang pertama jangan minder, kedua jangan patah semangat, ketiga tidak boleh malu, keempat adalah yang paling penting yaitu satu tujuan, harus selalu diperjuangkan.
Jadi ikhwahfillah, berkaitan dengan apapun yang kau lakukan di dunia ini, Allah senantiasa selalu melihat usaha yang kita lakukan untuk mempertimbangkan apa yang akan Ia berikan kepada kita. Mulai sekarang, wahai kalian para pemuda, BERJUANGLAH!!

follow me @qhimahatthoyyib