Jumat, Januari 25, 2013

Tentang Sebuah Kata, PACAR


Assalamu’alaikum..
                Sahabat senja, pada akhirnya saya harus membahas sesuatu yang sangat tidak saya suka. Mengenai sebuah kata yang kini banyak menjadi berita, kata yang dapat menjadi bencana, kata yang dapat menjadi fitnah bahkan juga dapat menjadi kebahagiaan dan ketentraman tentunya tidak pada waktu yang bersamaan. Kata itu adalah PACAR. Saya sangat tidak suka membicarakannya, terkadang saya tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Namun saat mulai mengemban amanah sebagai ADK (Aktivis Dakwah Kampus) yang mana sebagian besar orang sangat menghindarinya, sebagian bahkan tak ada yang memperdulikan atau hampir membencinya, sebagian juga tak menyadari bahwa mereka seharusnya turut bergabung di dalamnya. Hal ini dapat saya katakan demikian karena banyak sekali faktor yang mendukungnya. Sahabat, pernah suatu hari ada percakapan lucu dalam keluarga kecil di rumah orang tua saya mengenai kata PACAR.
Di ruang tengah, di depan televisi kecil kami. Aku, adik kecilku, dan umi sibuk dengan agendanya masing-masing. Aku dan buku MUHAMMAD-ku, adik kecilku dengan lihainya menggelar selimut dan menata bantal untuk alas tidur ‘mereka berdua’ siang hari, umi segera meletakkan kepalanya pada bantal yang sudah disiapkan adik setelah selesai membilas cucian. Tak berapa lama setelah membaca beberapa halaman buku, kantuk mendatangiku dan berusaha menutup mataku. Akhirnya aku tergeletak di sebelah umi. Kudekap erat tubuh umi saat aku masih bisa tidur disampingnya seperti ini menikmati waktu. Ternyata adik kecilku itu belum tidur, ia merasa suatu hal aneh mengganggunya, bergerak cepat akhirnya ia merebut tubuh umi dariku, berusaha memonopoli umi dengan tangan kecilnya.
“Tak akan kubiarkan!” kataku dalam hati, merebut kembali raga umi yang telah dipegang adikku erat-erat.
“Mba lhoo, jangan gitu ta mbaaaa, umiiiiikuuuuu” teriak adik kecil itu histeris, membuka mulutnya lebar-lebar tepat di telingaku.
Tak kuindahkan ucapannya itu, terus saja kupeluk erat umi tersayangku meski berkali-kali adik kecil itu berteriak, beberapa kali merengek, sampai akhirnya ia mengeluarkan jurus terakhir MENANGIS. Sudah jemu, ia tak mungkin lagi bisa digoda seperti itu lagi jika sudah menangis.
“Mba lhoo, nanti kan punya anak sendiri..” lanjutnya setelah tangis berhenti menjalari ppinya dan aku telah menjauhkan tanganku dari raga umi.
Aku tersentak lagi. Ini sudah kali ketiga kami membicarakan soal ‘itu’ saat kami bertiga berkumpul seperti kali ini. Diam. Tak ada jawaban. Aku tak mampu menjawab apa-apa, tiap kali menyentuh topik ini aku hanya bisa diam saja, mendengarkan dengan takzim apapun yang dikatakan dan ditanyakan adik yang kemudian dijawab oleh umi.
“Mba, pacarnya mba mana mi? mba kamu sudah pacaran ta?” tanyanya lagi saat semuanya diam, tak ada jawaban juga dariku.
Aku lebih tersentak. “Mana tahu dia tentang pacar? Pasti ini ulah teman-temannya bermain di rumah maupun di sekolah” batinku berbisik. Sungguh, tak mungkin anak kecil ini tahu kalau tidak dari luar. Di rumah, tak ada pendidikan itu, kami sekeluarga di rumah tak pernah menyebut kata ‘pacar’, seolah itu memang kata yang tabu untuk dibicarakan. Tapi bocah kecil ini? Ia terlalu kritis, entah sifat itu diturunkan oleh abi atau umi aku juga tak tahu. Ia menanyakan banyak hal, mengerti banyak hal, tak heran jika ia memang lebih cerdas daripada kami bertiga (aku dan kedua adik pertamaku). Diam. Aku  lebih tak peduli lagi soal pertanyaannya itu, tak ada yang bisa kulontarkan dari lisanku. “Itu tugas umi menjawabnya, biasanya juga begitu..” seruku dalam hati.
“Mba a’yun gak pacaran dek, gak boleh, mba a’yun harus sekolah dulu dek..” jawab umi lembut dan halus. Menghentikan pertanyaan adik kecilku itu. Membuatku juga terdiam tapi menimbulkan banyak pertanyaan di kepalaku.
Keluarga Bahagia, Pacaran Setelah Menikah
Ia tak meneruskan pertanyaan itu lagi, malah menceritakan tentang teman sekolahnya yang juga mengenal kata pacaran itu. Adik kecil itu mungkin belum begitu paham dengan jarak usia kami. Aku yang dengan kalender hijriah seharusnya sudah menginjak usia 21 tahun tapi mengaku 19 tahun dengan kalender masehi dan adik kecil itu berusia 7 tahun. Menurutku, ia tak terlalu mengerti atau tak terlalu peduli? Aku tak tahu, tapi ia selalu menganggap sudah seharusnya aku punya pasangan. Tapi dengar! Umi, pada kali ketiganya ini juga mengucapkan jawaban yang sama.. tak boleh dulu.. memang apa untungnya pacaran? Aku juga tak setuju tapi adik kecil itu tak tahu apa-apa soal kehidupan remaja dan dewasa. Ia harus diberi pengertian lebih tentang itu—pengertian yang benar menurut islam, mengawal kegiatan bermain dan belajarnya, ini utamanya tugas orang tua dan para dewasa yang ada di rumah atau di sampingnya kala itu.
Sahabat, itu kisahku. Aku menanti waktu kapan jawaban umi berganti. Menikmati waktu sendiriku dengan banyak teman, banyak cita-cita dan harapan yang kurancang dan tekad yang akan kuwujudkan. Sampai nanti bisa kutunjukkan pada umi dan umi mengganti jawaban pada adikku dengan jawaban “Ya sayang, kau diperbolehkan..”
KARENA RIDHO ORANG TUA ADALAH SEGALANYA, KARENA RIDHO ORANG TUA ADALAH RIDHO ALLAH JUGA ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Bukan Tentang Bahasa, Tapi Kesopanan


Asssalamu’alaikum sahabat senja.. sudah lama saya tidak menulis di sini.
Kali ini saya ingin sedikit bercerita yang kemugkinan besar akan menyinggung banyak orang termasuk diri saya sendiri. Pembicaraan ini adalah mengenai salah sat aspek kehidupan kita yaitu bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘bahasa 1/ba·ha·sa’ didefinisikan sebagai  / n 1 Ling sistem lambang bunyi yg arbitrer, yg digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; 2 percakapan (perkataan) yg baik; tingkah laku yg baik; sopan santun: baik budi -- nya;-- menunjukkan bangsa, pb budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).

Ada cerita yang unik (bisa juga dikatakan lucu) menurut saya, mengenai bahasa ini. Begini, seperti yang pernah saya ceritakan, saya adalah anak pertama dari empat bersaudara. Saya dan kedua adik saya (anak kedua dan ketiga) tidak tinggal di rumah. Adik pertama saya (pr) ada di Maroko, adik kedua saya (pr) ada di Sidoarjo dan saya ada di pesantren dekat kampus. Maka jadilah yang menemani hidup kedua orang tua saya hanyalah adik terakhir saya (lk) yang masih kelas 1 SD.


Bulan September '12-sebulan sebelum keberangkatan adek pertama (kanan) ke Maroko,
adek kedua (tengah), adek terakhir (kiri)

Sahabat, semenjak adik terakhir saya lahir entah mengapa di keluarga saya tidak pernah menggunakan bahasa jawa yang notabene adalah bahasa daerah yang sehari-hari kita gunakan di rumah. Mungkin karena saat adik saya tersebut lahir, saya sedang menempuh pendidikan SMA di Tangerang atau karena alasan lainnya saya tak tahu. Maka jadilah kehidupan ke depan kami tersebut sedikit sekali menggunakan bahasa jawa. Saat saya mulai kuliah di ITS pun pada semester satu saya terhitung sangat sedikit menggunakan bahasa jawa padahal kebanyakan teman-teman saya adalah orang jawa.
Begitulah.. sampai akhirnya adik kecil saya menginjak pendidikan yang lebih tinggi yaitu SD, dia belajar tentang bahasa jawa di sekolahnya. Saat pulang ke rumah, dia kerapkali bertanya pada umi (ibu) atau abi (ayah) tentang bahasa jawa, mengapa di rumah tak pernah diajarkan? Atau mengapa umi dan abi tak pernah berbicara bahasa jawa? Selain di sekolah, saat ia bermain dengan teman-temannya pun mereka menggunakan bahasa jawa, terkadang adik tak tahu artinya maka seringkali tak jadi ikut bermain, hanya menjadi penonton atau kembali pulang ke rumah. Tak jarang ucapan temannya yang menggunakan bahasa jawa itu dikira kata-kata kotor atau ucapan tak sopan yang tabu untuk di ucapkan karena pernah suatu saat dia menirukan kata-kata itu di rumah dan akhirnya dimarahi sama umi karena salah satu kata yang dia ucapkan adalah kata yang tak sopan. Jadi mau tak mau, sedikit demi sedikit umi mengajarkan dan mengucapkan bahasa jawa kepada adik kecilku itu.
Adikku itu termasuk makhluk yang paling kritis di rumah, terkadang ia mengira bahwa yang diajarkan ibunya adalah kata-kata kasar. Terkadang saya juga tidak suka menggunakan bahasa jawa atau mendengarkan orang berbicara dnegan bahasa jawa karena pada kenyataannya adalah sebagian (tak bisa dikatakan banyak atau sedikit) bahasa jawa memang kasar atau (bahasa halusnya) tak sopan. Menurut saya hal ini tidak boleh berkelanjutan terus menerus karena seperti yang telah saya tulis pada definisi bahasa di atas bahasa berarti perkataan atau perbuatan yang sopan, maka seharusnya perkataan atau perbuatan yang tidak sopan sebaiknya dihilangkan dari kehidupan kita sehari-hari maksdunya tidak menjadikan ucapan atau perbuatan tak sopan itu sebagai kebiasaan dan akhirnya dikatakan sebagai bagian dari bahasa.
Jadi sahabat semua, kita harus mensortir kata-kata yang kita ucapkan. Bukan berarti kita sama sekali tidak menggunakan bahasa tersebut tetapi memilah-milah mana kata yang baik untuk diucapkan dan mana yang tidak. Baik saat kita menggunakan bahasa resmi bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya terlebih bahasa daerah karena bahasa daerah sedikit banyak adalah pengaruh dari kebudayaan daerah setempat.
SEKALI LAGI, KARENA UCAPAN ADALAH DO’A. MAKA UCAPKANLAH HANYA KATA-KATA BAIK YANG AKAN TEREALISASI PADA KEHIDUPAN NYATA KITA ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Kamis, Januari 17, 2013

Energi Rendah, Impian Alamiah Semesta Alam


Assalamu’alaikum sahabat senja.. apa kabar iman kita hari ini? Semoga selalu meningkat yaa..
Seperti biasa, senja ini saya berbagi satu hal kepada sahabat sekalian. Tulisan ini masih mengenai tentang sikap dan perilaku kemarahan manusia (pada judul Segar danMenyegarkan) tapi sebelum itu saya mau nanya nih sama kepada sahabat semua. Begini, ada yang tahu mengapa mata air itu berasal dari gunung kemudian bermuara di laut? Ada yang tahu mengapa benda yang dilempar ke atas atau ada di atas selalu ingin turun alias jatuh ke tanah? Ada yang tahu mengapa kita benci sekali kepada orang yang suka marah? Ketiga pertanyaan itu jawabannya hanya satu, yaitu seperti cerita berikut ini.
Sahabat, pertanyaan tersebut mempunyai ciri khas yang sama. Intinya yaitu bertanya mengapa semua benda termasuk manusia selalu ingin berada di bawah. Sebenarnya yang dimaksud dengan bawah adalah tempat yang berenergi rendah seperti lantai satu, kaki gunung, pantai dan semacamnya, bukan bawah dalam definisi lain seperti bawahan, peringkat terbawah dan semacamnya. Hal ini dikarenakan semua benda akan stabil bila berada pada energi terendahnya.
Dalam ilmu kimia yang saya pelajari pada mata kuliah Stuktur Atom dan Molekul menerangkan bahwa elektron selalu ingin berada pada tingkat yang memiliki energi lebih rendah, hal ini dikarenakan elektron-elektron tersebut ingin berada pada tingkat kestabilan yang tinggi. Pada tingkat yang lebih stabil tersebut, suatu atom akan bisa lebih banyak menghasilkan produk. Coba kita analogikan dengan kehidupan kita sehari-hari. Begini, sahabat semua pernah mengalami kejadian yang mengharuskan berada pada suatu tempat penuh sesak tidak? Misalkan lift yang penuh, atau ruang kelas yang penuh, atau bus kota yang penuh? Apakah sahabat pernah mengalami? Bagaimana rasanya berada dalam kesesakan? Benar-benar tak bisa kesana kemari bukan? Bahkan bergerak sedikit melonggarkan tubuh pun tak bisa, apalagi makan dan beristirahat dengan nyaman, sudah pasti tak bisa bukan?
Energi Rendah = Tak Marah

Nah, dalam keadaan yang seperti itu bagaimana reaksi kita? Sudah pasti mengeluarkan banyak keringat, bahkan ada yang marah-marah dan mengutuk situasi. Begitulah contoh elektron yang berada pada tingkat energi yang tinggi, tidak bisa bergerak dan menghasilkan sesuatu maka dari itu elektron tersebut harus pindah ke tempat yang memiliki energi lebih rendah. Jadi, jawaban dari mengapa air selalu bermuara ke laut, mengapa benda selalu ingin jatuh, mengapa manusia tidak suka orang yang pemarah adalah karena kita semua termasuk alam secara alamiah menginginkan tempat yang memiliki energi rendah agar menjadi stabil dan kemudian menghasilkan produk.
Begitulah kawan, kita sebagai manusia yang mempunyai akal diharapkan agar selalu menciptakan tempat berenergi rendah tersebut sendiri agar kita selalu dalam keadaan stabil dan menghasilkan banyak produk. Tak perlu marah-marah dan bertindak seenaknya apalagi perbuatan tersebut merugikan orang lain. Maka dari itu CIPTAKANLAH SELALU ENERGI RENDAH AGAR KITA SELALU STABIL DAN LEBIH PRODUKTIF ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Rabu, Januari 16, 2013

Segar dan Menyegarkan


Assalamu’alaikum sahabat.. selamat senja..
Entah mengapa saya ingin menulis tentang ini. Tentang sesuatu yang belum pernah saya sadari sebelumnya. Tentang perilaku sederhana tapi sangat penting. Tentang perilaku yang sudah diajarkan oleh Rosulullah tapi baru saya terapkan kali ini. Sebelum saya menceritakannya, adakah di antara kita yang pernah marah? Atau malah suka marah-marah? Marah-marah gak jelas? Suka ngomel sendiri? Atau perilaku yang menunjukkan kemarahan lainnya? Saya punya sesuatu yang menarik untuk kasus ini. Check this out yaa..
Saya adalah anak pertama dari empat bersaudara, dilahirkan dari dua insan bertaqwa ciptaan Allah. Perlu diketahui bahwa ada satu perilaku yang tidak bisa saya hilangkan sampai sekarang yaitu marah. Perilaku ini menurut saya hanya bisa dikurangi dan dikendalikan. Entah mengapa di keluarga kecil saya-pun saya adalah anak yang paling mudah marah dan mungkin keras kepala. Tapi, sifat marah yang sangat bergejolak hanya bisa saya munculkan di hadapan keluarga kecil saya. Sifat marah ini tidak muncul dihadapan orang lain yang bukan keluarga saya tapi orang lain pasti tahu saat saya marah karena mimik wajah yang saya tampakkan akan berbeda. Tidak hanya mimik wajah, terkadang dari ucapan saya pun orang lain sudah dapat menerka kalau saya sedang marah.
Sahabat, jika saya marah terhadap orang lain maka perilaku saya akan berubah terhadap orang itu (menghindari, menyibukkan dengan hal lain dan semacamnya). Namun bebarapa saat kemudian saya diam dan merenung, sampai-sampai menyalahkan diri saya sendiri kemudian menangis. Pada akhirnya terkadang jika berani, saya meminta maaf kepada orang tersebut. Permasalahan selesai dan pada akhirnya kami bersikap biasa kembali.
Namun akhir-akhir ini saya bersikap sedikit lain. Saya harus selalu tampak segar dan menyegarkan. Saya bertekad tidak akan marah, tidak akan menampakkan mimik kemarahan baik dari wajah, ucapan atau perilaku. Tapi sedikit susah dalam hal perilaku rupanya, jadi saya putuskan untuk menghindar sebentar (mungkin 3-5 menit) bila saya marah. Sikap tersebut (segar dan menyegarkan) saya dapatkan dari seseorang yang wajahnya selalu riang dan bersinar (sawayaka no kao - san). Seperti ia tak pernah punya masalah. Sayangnya saya belum pernah berbicara langsung dengannya karena ia adalah seorang pria.
Sikap seperti itu mungkin sudah diterapkan oleh banyak orang, tapi entah mengapa saya baru menyadarinya sekarang dari pria itu. Sahabat, saat melihatnya saya jadi teringat satu surah yang ada di dalam kitab suci umat muslim Al-Qur’anul karim juga cerita yang ada di dalamnya. Surah itu adalah surah ‘abasa yang artinya seperti berikut :
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1554].
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[1555],
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan     pengajaran),
9. sedang ia takut kepada (Allah),
10. Maka kamu mengabaikannya.
[1554] Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
[1555] Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.
Segar dan Menyegarkan

11. sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
12. Maka Barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
13. di dalam Kitab-Kitab yang dimuliakan[1556],
14. yang ditinggikan lagi disucikan,
15. di tangan Para penulis (malaikat),
16. yang mulia lagi berbakti.
[1556] Maksudnya: Kitab-Kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari Lauhul Mahfuzh.
Dari penjelasan surah tersebutlah saya menyadari bahwa sikap yang segar dan menyegarkan ternyata telah diperintahkan Allah sejak jaman dahulu, bahkan Allah memperingatkan Rosulullah SAW dengan ayat ini saat beliau khilaf melayani dengan bermuka masam. Maka dari itu sahabat, kita niatkan semua sikap kita untuk meniru tauladan terbaik (Muhammad Rosulullah SAW) dan mengamalkan perintah Allah agar selalu dalam lindungan dan ridho-Nya. Kita juga harus yakin bahwa sikap seperti itu akan berdampak baik dn bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Jadi BAHAGIAKANLAH ORANG LAIN MAKA ALLAH AKAN MEMBAHAGIAKANMU ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Selasa, Januari 15, 2013

POKER FACE


Assalamu’alaikum..
Sahabat senja, ada yang tau permainan poker? Atau malah sahabat sekalian pernah memainkannya? Kalau saya tahu permainan poker tapi jujur saja tak pernah memainkannya. Pengertian yang saya dapatkan dari Wikipedia seperti berikut, Poker adalah permainan kartu keluarga yang berbagi taruhan. Permainan Poker berbeda dalam hal bagaimana kartu dibagikan, bagaimana tangan dapat terbentuk, apakah tangan tinggi atau rendah memenangkan taruhan (Dalam beberapa permainan, taruhan dibagi antara tangan tinggi dan rendah), batas taruhan dan bagaimana banyak putaran pertaruhan diperbolehkan.
Pada permainan poker yang paling modern, putaran pertama pertaruhan dimulai dengan beberapa bentuk kontrak paksa. Aksi kemudian hasil ke kiri. Setiap pemain pada gilirannya harus sesuai dengan taruhan sebelumnya (maksimum atau lipat), kehilangan jumlah taruhan sejauh ini dan semua bunga lebih lanjut di tangan. Seorang pemain yang cocok dengan taruhan juga dapat meningkatkan, meningkatkan taruhan. Babak taruhan berakhir ketika semua pemain telah cocok dengan taruhan terakhir atau lipat. Jika semua, kecuali satu pemain kali lipat pada setiap putaran, pemain yang tersisa mengumpulkan taruhannya dan dapat memilih untuk menampilkan atau menyembunyikan tangan mereka. Jika lebih dari satu pemain tetap di pertarungan setelah ronde pertaruhan final, tangan akan ditampilkan dan tangan memenangkan mengambil taruhannya.

Hmm ternyata ribet juga, entahlah pokoknya intinya tentang permainan kartu dan saling mempertaruhkan sesuatu. Permainan ini salah satunya dipraktekkan secuplik saja dalam anime Kaito Kid episode 1. Dari cuplikan tersebut ada satu kalimat dari Kuroba Touichi (ayah Kuroba Kaito) pemeran Kaitou Kid yang cukup mengena juga untuk saya, kalimat itu adalah POKER FACE. Menurut Kuroba Touichi Poker Face berarti mimik wajah yang harus ditunjukkan saat bermain poker, maksudnya para pemain poker yang handal tidak boleh menunjukkan mimik wajah sebenarnya sesuai suasana hati atau kartu yang telah didapatkannya. Jadi dalam bermain poker kita tidak boleh senang saat mendapat kartu bagus dan tidak boleh terlihat sedih saat mendapat kartu yang jelek agar kartu dan permainan kita tidak terlihat oleh lawan kita. Hal ini juga berlaku untuk para pemain sulap, meski trik-nya dikalkulasi tidak akan berhasil namun pesulap tidak boleh menunjukkan mimik sedihnya agar penonton tidak kecewa dengan pertunjukkannya. Ringkasnya, POKER FACE adalah wajah datar (tidak senang dan tidak sedih).
Nah, begitulah sekilas tentang poker face. Sahabat, menurut saya sangat baik jika pada saat-saat tertentu kita menggunakan trik POKER FACE ini tentunya pada saat yang benar-benar diperlukan. Menurut saya tidak baik jika POKER FACE ini diaplikasikan pada keseharian kita karena kita adalah manusia yang notabene senang sekali mengekspresikan diri. Sarana ekspresi diri ini salah satunya adalah ekspresi mimik wajah. Dengan mengekspresikan diri, hati kita akan menjadi lega dan rasanya sangat plong. Namun ada saat-saat tertentu ekspresi itu tidak boleh dikeluarkan, antara lain saat kita marah karena ekspresi marah akan berdampak buruk pada diri sendiri dan juga orang lain. Selain ekspresi marah, kalau menurut saya sah-sah saja diekspresikan misalkan ekspresi senang (tertawa), sedih (menangis) namun tidak dalam jumlah berlebih-lebihan atau sekarang disebut 4L4Y (baca: alay). Jadi yang terpenting dalam mengekspresikan diri adalah tidak boleh mengganggu hak orang lain, tidak boleh merugikan diri sendiri terutama orang lain. Maka EKSPRESIKAN DIRIMU PADA HAL-HAL POSITIF DAN BERMANFAAT UNTUK AKU, KITA DAN SEMUANYA ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Minggu, Januari 13, 2013

Adanya Sama Dengan Tidak Ada


Assalamu’alaikum sahabat, selamat senja..
                Sahabat, saat membaca judul tulisan ini adakah diantara kita yang merasa tersinggung? Berucap ‘wah ini gue banget deh!’ atau ‘hmm kira-kira apa ya isinya?’ atau ‘hmm kayaknya gue pernah digituin deh!’ atau malah ‘ih biasa aja, sori-sori aja kalo gue sih gak pernah!’. Asal tahu saja ternyata hal seperti judul tersebut memang sudah kodrat alam. Saya baru menyadari berita ini setelah setahun mempelajari dan menempuh pendidikan di Jurusan Kimia FMIPA.
                Hmm begini, pernah baca tulisanku sebelumnya yang berjudul Berpasangan=Identik tapitidak serupa? Sedikit ada hubungannya sih karena yang akan saya bahas di sini adalah tentang elektron dan orbitalnya.. Jadi begini, partikel terkecil yang ada di dunia ini adalah atom. Menurut penelitian ahli, suatu atom terdiri dari 3 unsur yaitu proton, elektron, dan neutron. Satu-satunya unsur yang dapat bergerak dalam atom adalah elektron (muatan negatif) karena dia tidak mempunyai tempat yang jelas dan tetap maksudnya ia dapat berpindah dari orbital yang satu ke orbital yang lain (naik atau turun). Elektron ini berada mengelilingi atom. Contoh real-nya begini, elektron adalah seperti planet-planet yang mengitari matahari (mempunyai orbit tertentu untuk berputar secara teratur) bedanya elektron dapat berpindah orbital artinya dapat semakin mendekat atau menjauh dari inti. Sedangkan matahari seperti proton (muatan positif) dan neutron (tidak bermuatan). Liputan dan keterangan selengkapnya ada di sini dan di sana.
                Dalam ilmu Kimia, orbital dari elektron biasa disebut kulit. Kulit-kulit ini berurutan dari 1, 2, 3 dan seterusnya atau bisa dikatakan K, L, M dan seterusnya. Gambarannya seperti ini :
Gambar 1. Ilustrasi lintasan elektron
Gambar 2. tabel kulit elektron dan bilangan kuantumnya


Misalkan saja unsur C, unsur ini memiliki no.atom 6 maka ia punya 6 elektron jadi pengisian elektron-elektron tersebut adalah seperti pada gambar 3. Sedangkan unsur Mg bernomor atom 12, maka pengisian elektronnya adalah seperti gambar 3 pula. Dari situlah dapat kita ambil pelajaran bahwa pada unsur C seolah-olah ia hanya mempunyai 2 orbital yaitu kulit K dan L serta unsur Mg seolah-olah mempunyai lebih dari 2 orbital, namun kawan yang terjadi sesungguhnya bukan seperti itu. Unsur C dan Mg mempunyai sejumlah kulit atau orbital yang sama namun perbedaannya adalah pada unsur C hanya 2 orbital saja yang terisi elektron dan pada unsur Mg ada 3 orbital yang berisi elektron.

Gambar 3. Konfigurasi elektron pada atom C dan Mg

Dari pernyataan tersebut maka pertanyaannya sekarang adalah kemana orbital-orbital selanjutnya? Nah jawabannya adalah seperti yang sudah saya tulis pada judul di atas. Orbital-orbital lainnya yang tidak terisi bukannya hilang tapi hanya kosong, jadi keberadaannya tidak akan pernah dianggap karena merupakan hal yang tidak penting alias tidak akan termasuk dalam perhitungan atau jawaban untuk penelitian selanjutnya. Maka kawan, perlu diketahui dan diingat apakah kita mau seperti orbital kosong itu yang keberadaannya tidak akan pernah dianggap atau dianggap tidak penting? Tentu tidak bukan.. Jadi mulai sekarang marilah kita menjadi orbital yang berisi, seberapapun isinya karena hakekatnya suatu orbital dapat menampung minimal 2 elektron dan maksimal sesuai tingkat energi orbital tersebut (K=terendah hingga tak higga=tertinggi). MARI BERJUANG BERSAMA! KARENA HIDUP ITU PENUH BANYAK WARNA, MAKA KITALAH YANG MEWARNAINYA.. ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Sabtu, Januari 12, 2013

Tirai 18

JANGAN MEMUSTAHILKAN 
SESUATU YANG MUNGKIN TERJADI
PADA KITA DAN SEBALIKNYA, KARENA BILA TERJADI
KITA TAK AKAN MAMPU MENGATASINYA 
-Mentor-


follow me @qhimahatthoyyib

Bukan Kalian, Tapi KITA!!


                Assalamu’alaikum, selamat senja..
Sahabat akhir-akhir ini ada satu kata yang tidak kusuka di dunia ini. Kata itu adalah KALIAN. Menurutku kata-kata ini terlalu kasar didengar oleh telinga, mengapa ya? Ada yang setuju sama pendapat saya? Entahlah, saya lebih suka mendengar kata KITA daripada kata yang tadi.. mungkin karena saya dan teman-teman sekalian adalah sama-sama manusia dan makhluk Tuhan.
Manusia adalah makhluk Allah yang notabene merupakan makhluk sosial, memerlukan orang lain, saling tolong menolong, saling toleransi dan bentuk gotong royong lainnya. Maka dari itu kita harus menjaga sikap kita terhadap orang lain bila tak mau dilecehkan juga oleh orang lain karena apapun yang kita lakukan pada akhirnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Benar bukan? Oh ya contoh kecil kebencian saya terhadap kata-kata KALIAN adalah begini ceritanya..
Pada suatu hari ada seorang bendahara suatu kegiatan, sebut saja Citra adalah seorang bendahara acara camping jurusan. Dalam rangka menyukseskan acara ini, Citra menagih uang sejumlah sepuluh ribu rupiah untuk 2 kali makan. Sudah beberapa hari Citra menunggu belum saja ada yang membayarkan biaya tersebut padahal Citra harus sudah memesan makanan 3 hari sebelum hari-H dan membayarkan DP-nya. Hari-hari sudah berlalu dan hari ini adalah 3 hari sebelum hari-H sedangkan Citra belum memesan makanan karena tidak ada uang yang dapat digunakan. Walhasil, Citra akhirnya memaksa teman-temannya dengan mengucapkan “Ayo rek, teman-teman segera bayar uang makan yaaa ini demi kebaikan KALIAN sendiri lhoo kalo gak bayar kalian gak usah berangkat, gak usah camping, gak usah makan juga!”, bentak Citra pada teman-teman dengan nada sedikit naik.
Meredam Kemarahan

Ada yang tahu kesalahan Citra dimana? Yup, pada kata-kata KALIAN yang telah diucapkannya, mungkin kata-kata tersebut keluar karena ia sudah terlanjur emosi, tapi sahabat sebagai seorang muslim sebaiknya kita dapat menahan amarah karena musuh terbesar manusia adalah hawa nafsunya sendiri. Maka dari itu jika kita sudah mulai naik pitam Rosulullah menyarankan kepada kita agar duduk, jika tetap tak bisa maka berwudhu kemudian jika masih tidak bisa menahan maka sholatlah.
Andai saja Citra mengganti kata-kata ‘kalian’ dengan ‘kita’ maka akan lebih sopan dan halus juga akan terasa bahwa kita benar-benar makhluk sosial yang saling membutuhkan, saling berbagi dan saling berkelompok. Hal yang dilakukan Citra itu mungkin sudah banyak dari kita yang secara sadar maupun tidak sadar telah melakukannya. Pelajaran ini bukanlah untuk menggurui sahabat sekalian tetapi lebih utama adalah untuk memperingatkan diri saya sendiri agar lebih berhati-hati dalam berbicara dan tidak asal ceplos KARENA UCAPAN ADALAH SEBUAH DO’A. Jadi, BERHATI-HATILAH SAAT BERBICARA KARENA MULUTMU ADALAH HARIMAUMU ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Saya Akui Bahwa Saya Tak Mampu


                Assalamu’alaikum, selamat senja para sahabatku sekalian.. ada yang tahu kali ini saya akan membahas apa? yup, yang pasti masih tentang manusia dan semua tingkah lakunya. Judul yang saya tuliskan di atas telah menggambarkan apa yang akan saya tulis disini lho.. ada yang mau menebaknya?
                Sahabat, pernahkah kita mendengar seseorang mengumpat tentang hidup yang dijalaninya? Atau pernahkah kita mendengar seseorang bersyukur atas hidup yang dialaminya? Semua hal-hal itu pasti pernah kita dengar bukan? Sungguh, manusia itu adalah makhluk yang paling aneh sedunia! Sahabat, saat kau bergaul dengan orang lain (kira-kira) kata-kata mana yang paling sering kau dengar? Umpatan saat menjalani susahnya hidup atau bersyukur dengan bagaimanapun hidup yang dijalaninya?
                Sahabat, kunci sukses untuk menjalani hidup ini hanya ada satu yaitu Bersyukur. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia definisi Syukur adalah 1 n rasa terima kasih kpd Allah: ia mengucapkan -- kpd Allah krn terlepas dr marabahaya; 2 p untunglah (pernyataan lega, senang, dsb): -- suamiku tidak mengalami cedera dl kecelakaan itu dengan demikian dalam hidup ini, apapun yang kita lakukan harus diniatkan untuk bersyukur kepada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberi kita nikmat hidup, telah memberi kita nikmat iman dan islam, telah memberi kita nikmat sehat, telah memberi kita rezeki hingga akhirnya bisa hidup sampai saat ini, telah memberi kita akal untuk berpikir dan menyelesaikan masalah duniawi maupun ukhrowi, dan masih banyak nikmat lainnya yang tak bisa disebutkan semuanya disini.
Akibat Belajar Mendadak
                Pada dasarnya ‘Syukur’ dapat membawa kita kepada kemujuran. Lalu apa hubungannya dengan judul tulisan ini? Hmm begini.. apa yang kita lakukan saat menerapkan kata syukur?
1)      Berdoa dan mengucap kata syukur/hamdalah
2)      Bertekad melakukan yang terbaik pada masa mendatang
3)      Bertekad memperbaiki hal-hal yang telah terlanur jalan
4)      Berdiam dan menerima apa adanya
5)      Atau pilihan-pilihan lainnya??
Dari pilihan tersebut dapat kita lihat bahwa kita termasuk jenis manusia yang bagaimana. Sahabat, salah satu bentuk rasa syukur kita seharusnya adalah dengan mempergunakan apa-apa yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya (itulah jawaban yang saya pilih :D).
                Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang telah diciptakan Allah sebagai pemimpin di muka bumi ini. Kesempurnaan ini terletak pada akal yang dimiliki oleh manusia. Dari hal yang istimewa inilah sudah seharusnya kita sangat bersyukur kepada Allah dengan mempergunakan akal ini sebaik-baiknya. Contoh realistis dalam mensyukuri nikmat akal ini adalah TIDAK MENCONTEK SAAT UJIAN BERLANGSUNG.  Lho kok bisa? Jadi begini, saat akan menjalani ujian (tingkat pendidikan) sudah pasti kita akan belajar agar nantinya dapat mengerjakan semua soal dengan baik dan sempurna. Dengan belajar maka kita akan menggunakan akal kita sesuai pada tempatnya dan dipergunakan sebaik-baiknya.
                Belajar pada intinya akan mengasah kemampuan otak kita dalam berpikir dan bekerja. Sehingga akal kita sudah terlatih untuk diajak berpikir keras dan pada akhirnya kita akan mendapatkan hasil sesuai degan kerja keras dan usaha kita. Lain hal-nya dengan mencontek, dengan mencontek maka kita akan membiarkan akal kita untuk tidak berpikir dan tidak bekerja keras. Maka apa sebenarnya fungsi akal kita jika tidak kita gunakan untuk berpikir? Itu artinya kita tidak mensyukuri nikmat Allah. Saat ujian berlangsung, bila kita tidak tahu jawabannya maka katakanlah pada diri kita ‘Saya Akui Bahwa Saya Tak Mampu’ dan saya bertekad akan belajar lagi dan memperbaikinya mendatang.
              Saat ini sudah jarang sekali ada orang yang mengakui bahwa dirinya tak mampu, banyak orang yang sok tahu, banyak orang yang berbuat curang agar dianggap mampu, dan banyak lagi cara lainnya untuk menghindari kata-kata tak mampu, padahal dengan kata-kata tersebut kita akan semakin banyak belajar untuk menutupi kekurangan kita dan mensyukuri nikmat Allah dengan menggunakan akal kita sebaik-baiknya. Jadi sahabat, kali ini SEMANGAT BERPIKIR DAN BEKERJA ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Jumat, Januari 11, 2013

Tirai 17

Orang rupanya sudah tak dapat lagi membedakan 
antara mengkritik dan menjatuhkan. Mengkritik bukanlah menjatuhkan, minimal membantu mengingatkan 
-Goenawan Mohamad-


follow me @qhimahatthoyyib

Tirai 16

PIKIRAN KITA 
LAYAKNYA PARASUT DI PUNGGUNG PENERJUN, 
JIKA TAK DIBUKA 
MAKA AKAN MEMBUNUH PEMAKAINYA 
-Al ustadz-



follow me @qhimahatthoyyib

Tirai 15

IMAN ADALAH TETAP MENERIMA
MESKI KITA SUDAH TAK MAMPU LAGI 
MELOGIKAKAN APA YANG DIPERINTAHKAN 
DALAM AGAMA KITA OLEH TUHAN -Al hadits-


follow me @qhimahatthoyyib

Kamis, Januari 10, 2013

Antara Sederhana dan Ketidakteraturan


            Assalamu’alaikum sahabat senja, apa kabar iman kita hari ini? Semoga selalu dapat istiqomah dan terus meningkat yaa..
Topik nikmat kali ini adalah mengenai sederhana dan tidak teratur. Sahabat adakah yang tahu hubungan antara sederhana dan ketidakteraturan?? Saat mendengar kata Sederhana dan Tidak Teratur sekilas terlihat sangat tidak berhubungan, namun ternyata dua kata ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Ternyata hubungan erat dua kata ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam disiplin ilmu KIMIA bab TERMODINAMIKA yang saya tekuni, kata “Ketidakteraturan” merupakan arti dari kata “Entropi”. Definisi statisis dari Entropi yaitu merupakan derajat kekacauan suatu sistem, semakin besar nilai entropi suatu sistem maka perubahan dalam sistem tersebut akan terjadi secara spontan artinya pembentukan produk dalam sistem tersebut akan lebih cepat terbentuk dibandingkan dengan reaksi yang tidak spontan alias mempunyai derajat ketidakteraturan lebih rendah. Jika reaksi yang terdapat dalam sistem tersebut merupakan sistem terkecil dari kehidupan yang lebih luas, maka itu berarti perilaku tersebut juga terjadi dalam kehidupan nyata di sekitar kita.
Sahabat, pernahkah kita terheran-heran dengan seorang teman kita yang super sibuk seolah tak ada waktu untuk bermain? Tentu saja ada orang yang seperti itu di sekitar kita. Saat membayangkannya, terkadang kita merasa kasihan melihat teman tersebut tetapi ternyata kita salah besar! Orang sukses justru terlahir dari orang-orang yang super sibuk seperti itu. Apa sebabnya? Berikut ini analisisnya :
Analisis ini berasal dari ulasan dosen mata kuliah termodinamika saya saat semester 3. Dosen saya ahli di bidang organik dan biokimia, dengan inisial nama SR. Jadi penjelasannya begini, saat seseorang sebut saja Anton adalah contoh manusia yang super sibuk, ia seorang mahasiswa, pengusaha dan organisatoris. Jadwalnya sangat padat, dari ahad sampai sabtu selalu ada kegiatan, list kegiatan dan tugas yang harus ia lakukan penuh dan sangat banyak, ia hanya punya sedikit waktu untuk bermain dan istirahat bahkan ia harus menjadwalkan kapan ia harus mengunjungi orang tuanya karena tidak bisa sewaktu-waktu pulang ke rumah.
Begitulah contoh sistem yang sangat tidak sederhana, tapi sahabat tahukah engkau bahwa ia sangat teratur menjalani hidupnya. Jika tiba saatnya makan ia makan, tiba waktunya sholat ia sholat, waktunya rapat ia rapat, waktu mengerjakan tugas ia mengerjakan tugas, waktunya pulang ia pulang, waktunya bermain ia bermain, hingga tak ada jadwal yang terlewatkan, semua dilakukan dengan baik, fokus dan sempurna. Jika ada jadwal yang tidak telaksana, ia gunakan untuk istirahat tambahan sesaat. Maka seperti yang sekarang kita bayangkan, pada akhirnya apapun yang dilakukan Anton akan menyebabkan ia menjadi orang sukses, kegiatannya memiliki nilai entropi yang sangat rendah sehingga reaksinya lebih spontan dan ia akan cepat membentuk produk alias menjadi orang sukses.
Jadi begitulah yang bisa saya bagikan hari ini. Sahabat, bandingkan kegiatan Anton dengan para pengangguran. Orang yang menganggur a.k.a mempunyai kegiatan yang sangat sederhana, ia akan bingung mengisi hari-harinya dengan kegiatan apa. Ia bisa makan kapan saja, bisa bermain kapan saja, bisa belajar kapan saja, hidup tidak teratur, akhirnya jatuh sakit karena makan tidak teratur, akibat lain ia akan banyak bermain dan mengerjakan kegiatan tak produktif lainnya sehingga kegiatan tersebut memiliki nilai entropi yang sangat tinggi dan ia sedikit menghasilkan produk, maka ia tidak akan menjadi orang sukses.
Itulah sahabatku perbandingan dan hubungan antara kesederhanaan dan ketidakteraturan. Semakin tak sederhana maka seseorang akan semakin teratur menjalani hidupnya sehingga ia akan lebih produktif dibandingkan sistem/kegiatan yang sangat sederhana dan tidak teratur.
Sahabat, pelajaran yang dapat kita ambil dari ini adalah SELAMA MASIH MUDA DAN SELAMANYA KITA HARUS MENJADI SISTEM YANG TERATUR AGAR DAPAT MENGHASILKAN PRODUK LEBIH BANYAK DAN BERMANFAAT ^_^


follow me @qhimahatthoyyib