Minggu, Februari 10, 2013

Tirai 20

Kelemahan Kebanyakan Pemimpin adalah 
Saat Sembarangan Mudah Dibunuh, Saat Takut Mudah Ditangkap, Saat Marah Mudah Dihasut, Saat Sensitif Mudah Merasa Hina, dan Saat Emosional Mudah Gelisah --Sun Tzu--


follow me @qhimahatthoyyib

Tirai 19

PAHLAWAN SEJATI TIDAK MEMBANGGAKAN KECAKAPAN 
ATAU KEBERANIAN MEREKA --Sun Tzu--


follow me @qhimahatthoyyib

Tentang MASA DEPAN


Assalamu’alaikum sahabat..
                Ada yang ingin saya sharingkan lagi kali ini, tentang sebuah kata yaitu “masa depan”. Ada yang tahu masa depan itu apa? Masa depan sangat sering menjadi pembicaraan yang hangat. Tak jarang pula kita sebagai manusia membayangkan masa depan kita seperti apa. Masa depan sesungguhnya berkaitan juga dengan kata “impian”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Mimpi/mim·pi/ berarti n 1 sesuatu yg terlihat atau dialami dl tidur; 2 ki angan-angan;
                Masa depan adalah misteri dan rahasia. Dalam agama islam ada beberapa misteri yang telah disebutkan di dalam al-Qur’an yaitu tentang turunnya hujan, apa yang ada di dalam rahim, di tanah mana kita meninggal, dan rezeki. Satu hal yang menarik dari 4 rahasia tersebut adalah mengenai rezeki. Dalam beberapa literature yang say abaca rezeki bukan hanya melulu mengenai harta dan kekayaan, bahkan dalam salah satu hadits Rosulullah disebutkan bahwa salah satu jenis rezeki itu adalah istri yang sholihah. Dari sini saya berpendapat bahwa masa depan adalah termasuk misteri dari kategori rezeki. Pasalnya masa depan yang didapatkan oleh sesorang adalah segala hal tentang usaha, kerja keras, dan keberuntungan atau takdir.
Cerita kali ini masih berkaitan dengan adik kecil saya. Suatu hari yang terik dan panas karena atap rumah saya adalah asbes, kami bertiga saya, adik kecil dan umi kami tercinta berkumpul di dapur untuk menyantap makanan. Setelah mengambil piring dan melengkapi dengan isinya kami pindah ke ruang tengah untuk makan bersama-sama. Saya mengunyah makanan perlahan-lahan sesuai sunnah Rosul tiba-tiba adik kecilku bertanya.
“Mba a’yun, mba a’yun udah kerja belum?” tanyanya dengan wajah polosnya, aku menoleh ke arah sumber suara. Heran. Kenapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu? Memang sih dalam obrolan-obrolan sebelumnya saat dia ingin membeli jajanan dan meminta uang kepada umi, umi dan aku selalu menjawabnya dengan “Katanya bos? Masa gak punya uang buat beli jajan? Harusnya kamu yang kasi uang ke umi dek..” Jawaban itu lebih disebabkan karena dia selalu ingin dianggap sebagai bos dan dituruti semua permintaannya.
Entah mengapa menurutku ia adik yang paling manja dan lemah fisiknya tapi anak laki-laki kecil ini sangat kuat ingatan dan sangat tajam cara berpikirnya. Lelaki kecil itu tidak mempunyai naluri seni pada tangannya, gambarannya masih sangat jelek dibanding kami ketiga kakaknya, tulisannya masih sangat berantakan disbanding dengan kami pada usia sepertinya. Tapi lelaki kecil berwajah menawan disbanding ketiga kakaknya ini punya jiwa seni berbicara dan bercerita dari bibirnya. Lebih ekspresif. Itu kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Ia suka sekali menonton film dan kemudian menirukannya kembali untuk diceritakan kepada orang lain. Seru sekali mendengarnya. Ia sangat menghayati perannya, menceritakan setiap kejadian secara detil, sampai tempat, warna baju bahkan apa yang dibawa oleh pemain asli pada film tersebut. Sungguh anak yang cerdas di usianya yang masih 7 tahun.
mari segera ke surga sebelum ditutup

Entah mengapa aku bersyukur pada usiaku yang sekarang masih mempunyai adik yang sekecil itu, hitung-hitung menghibur diri, tak apalah meski tak punya kakak lelaki, aku sangat bahagia punya adik kecil seperti dia, berani meski sebenarya takut, kuat meski terkadang lemah dan suka menangis. Entah apa jadinya dia di masa depan kelak, semoga menjadi orang besar. Orang yang disegani banyak orang karena kesahajaannya, disenangi banyak orang karena kekayaan dan kedermawanannya. Teruslah maju, ciptakan lingkungan yang terbaik untukmu, tak perlu peduli semua yang dikatakan orang padamu kecuali kritik dan saran yang menunjang keberhasilanmu. Masa depannya seolah sudah tergambar jelas dimataku. Tapi masa depanku? Mengapa malah susah merancang masa depanku sendiri? Pada usia yang semakin matang, mengapa seseorang lebih tidak peduli dan minder atas masa depannya? Berkali-kali membuat rencana, berkali-kali mengubah rencana, berkali-kali menulis mimpi, berkali-kali pula mengganti mimpi.
Dalam obrolan-obrolan ringan kami, ada pula percakapan tentang masa depannya, ia yang ingin mempunyai rumah besar dan mengajak umi tinggal di istananya itu, mempunyai kebun yang luas seperti yang kuinginkan juga, hingga ada juga ungkapan ia ingin punya anak banyak agar rumah tak sepi. Saat malam tiba ia akan meminta anak-anaknya untuk belajar dan menghafal al-qur’an. Tapi lucunya adik kecilku ini tak mau belajar pada malam hari untuk pelajaran esok hari.
“Lho masa nanti kalo anaknya tanya sama mas, mas gak bisa jawab? Lha nanti anaknya bilang aku disuruh belajar tapi ayah dulu gak pernah belajar! gimana? Kalo gak belajar nanti ya gak bisa jadi orang kaya dan sukses mas..” terang umiku saat adik kecilku itu tak mau belajar. Ia pasti sudah paham. Meski hanya dibalasnya ucapan umiku itu dengan senyum yang mengembang diwajahnya.
Sahabat, tentang masa depan, aku tak bisa berbicara banyak. Masa depan, misteri satu-satunya yang terkadang melenakan, kadang pula membosankan, atau bisa jadi menyegarkan. SEMANGAT ^_^, KARENA TANPA IMPIAN HIDUP INI TAK AKAN BERJALAN PENUH KEAJAIBAN.


follow me @qhimahatthoyyib