Senin, Januari 20, 2014

Tentang Semangat dan Keberhasilan

Bismillahirrohairrohim..
Assalamu’alaikum sahabat senjaa, sudah lama sekali memang saya tidak up date balada-balada dunia ini. oh iya, apa kabar nih? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Semoga kita menjadi orang yang selalu bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita, semua nikmat terutama nikmat iman dan islam.
Senja ini saya akan membagikan kepada sahabat-sahabat sekalian mengenai semangat dan kemampuan. Ada yang tahu arti semangat? Atau makna dari kemampuan? Coba deh lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia. Atau buat sahabat-sahabat yang sudah diberi rizqi untuk membeli smartphone, saya sarankan segera download aplikasi kbbi hehe. Jaman sekarang gitu lho, berapa persen sih manusia di dunia ini yang belum menggunakan android atau smartphone? Bisa diisi berbagai jenis al-qur’an digital, mulai dari bahasa inggris sampai bahasa rusia, mulai dari yang tidak ada terjemah sampai yang sudah dipetakan menurut tema ayatnya. Atau kamus bahasa manapun, sekarang sudah dapat di download di play store. Mudah bukan mendapatkan ilmu di masa sekarang? Tapi sayangnya masih banyak sekali orang yang memanfaatkan barang “mewah” tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Naudzubillah, semoga kita selalu dihindarkan oleh Allah dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita dalam kesesatan. Ok cukup, mari kita kembali ke topic pembahasan. Begini ceritanya :
Suatu pagi, di ruang tengah rumah kami. Ruang tengah berukuran lima kali dua meter dilengkapi televisi 14 inci pada sisi dua meter. Ruang tengah mungil memiliki dua warna pada dindingnya, sebagian atas berwarna putih, sebagian bawah adalah hijau. Warna hijau adalah warna kesukaan abiku, jadi apapun barang yang kumiliki jika berwarna hijau adalah pilihan abiku, meski tak semuanya juga sih.. Kalau dinding kamarku, ia berwarna kuning dan putih berseling karena kuning adalah warna kesukaanku. Berbeda dengan kamar orangtuaku, umi telah memilihkan warna biru untuk kamar beliau berdua karena umi suka sekali dengan warna biru. Jadi lengkap sudah warna-warni rumah kami.
Saat jarum jam panjang menunjuk pada angka tujuh dan pendeknya pada enam, saat itulah aku mendengar percakapan istimewa antara abi dan adik kecilku aflaha. Usia aflaha masih 7 tahun, jadi wajar aku menyebutnya kecil bila dibandingkan usiaku yang sudah 20 tahun. Aku sendiri masih heran karena ternyata Allah memberikanku kesempatan hidup lebih lama dan bermanfaat. Ya, hidup kita harus bermanfaat kawan, karena kalau bukan kita yang menjaga bumi dan isinya ini, siapa lagi? Bukankah setiap manusia adalah pemimpin di muka bumi ini? bukankah Allah telah memberikan amanah yang begitu besar terhadap manusia karena kecerdasannya? Bukankah Allah tidak menyukai kerusakan yang terjadi di muka bumi? Sangat miris ketika melihat banyaknya perumahan tak berpenghuni sedangkan di sebelahnya adalah kampung (yang penuh) sampah!
Sahabat senja sekalian yang dirahmati Allah, saat itu adik kecilku akan mengikuti lomba adzan di masjid darul jagir Surabaya. Sehingga ia menambah jadwal latihan semalam dengan abi sendiri. Aflaha sendiri menurutku adalah anak yang cerdas. Hanya dengan sekali latihan saja, sesungguhya ia sudah berhasil menirukan contoh yang diberikan namun sayangnya, adik kecilku ini terkadang masih susah untuk diajak bersemangat dan lebih maju daripada teman-teman sebayanya. Ia masih malu bila tugasnya berbeda dengan yang lain, ia masih malu karena kemampuannya tidak sama dengan yang lain (padahal seharusnya kemampuannya lebih). Hmm memang dasar anak-anak, dulu kata umi aku juga begitu sih.. pokoknya kalau yang berbicara, memerintah atau apapun itu adalah guru, maka aku berani dan merasa benar saja.
Di sela-sela waktu latihan terakhir itu aflaha hampir saja berputus asa dan tidak mau mengikuti perlombaan. Saat itu pula abi mengeluarkan jurus-jurusnya utuk memberi semangat kepada aflaha. Seperti biasa, entah mungkin ini adalah metode baru yang diterapkan oleh kedua orang tuaku kepada anak-anaknya. “Kamu harus yakin bisa, karena Allah sudah memberimu kemampuan untuk bisa. Seharusnya kamu bersyukur, jadi syukur itu harus ditunjukkan lewat kemenangan karena Allah telah memberimu kemampuan untuk menang.”

Yap, kata-kata itulah yang bersemi di ruang tengah rumah kami pagi itu. Seketika, rasanya bukan hanya aflaha saja yang bersemangat tapi kata-kata itu juga bergemuruh di telingaku. Seketika, aku langsung saja ingin menuliskan kata-kata itu di buku diary ku. Seketika pula, aku juga ingin membagikan kata-kata itu langsung kepada sahabat senja sekalian. Bagaimana? Kata-kata itu istimewa bukan? Sangat luar biasa memang saat abi berkata demikian untuk menyemangati kami. Sayangnya, aku baru saja menyadarinya pagi itu dan Allah masih memberiku kesempatan untuk mendengarnya. Memang tidak banyak yang kami (aku, dan kedua adikku yang sudah di pesantren) ingat tentang nasehat-nasehat abi selama ini, tapi setidaknya satu-dua kata-kata istimewa itu bisa kami rasakan hingga usia kita kini. Oke sahabat senja, SELAMAT BERJUANG!! SEMOGA KITA SENANTIASA DIBERI OLEH ALLAH PUNDAK YANG KUAT UNTUK MENGEMBAN AMANAH YANG IA BERI KEPADA KITA ^_^


follow me @qhimahatthoyyib