Bismillahirrohairrohim..
Assalamu’alaikum sahabat senjaa,
sudah lama sekali memang saya tidak up date balada-balada dunia ini. oh iya,
apa kabar nih? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Semoga kita
menjadi orang yang selalu bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepada
kita, semua nikmat terutama nikmat iman dan islam.
Senja ini saya akan membagikan kepada
sahabat-sahabat sekalian mengenai semangat dan kemampuan. Ada yang tahu arti
semangat? Atau makna dari kemampuan? Coba deh lihat Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Atau buat sahabat-sahabat yang sudah diberi rizqi untuk membeli
smartphone, saya sarankan segera download aplikasi kbbi hehe. Jaman sekarang
gitu lho, berapa persen sih manusia di dunia ini yang belum menggunakan android
atau smartphone? Bisa diisi berbagai jenis al-qur’an digital, mulai dari bahasa
inggris sampai bahasa rusia, mulai dari yang tidak ada terjemah sampai yang
sudah dipetakan menurut tema ayatnya. Atau kamus bahasa manapun, sekarang sudah
dapat di download di play store. Mudah bukan mendapatkan ilmu di masa sekarang?
Tapi sayangnya masih banyak sekali orang yang memanfaatkan barang “mewah”
tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak bermanfaat, baik untuk
dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Naudzubillah, semoga kita selalu
dihindarkan oleh Allah dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita dalam
kesesatan. Ok cukup, mari kita kembali ke topic pembahasan. Begini ceritanya :
Suatu pagi, di ruang tengah rumah
kami. Ruang tengah berukuran lima kali dua meter dilengkapi televisi 14 inci
pada sisi dua meter. Ruang tengah mungil memiliki dua warna pada dindingnya,
sebagian atas berwarna putih, sebagian bawah adalah hijau. Warna hijau adalah
warna kesukaan abiku, jadi apapun barang yang kumiliki jika berwarna hijau
adalah pilihan abiku, meski tak semuanya juga sih.. Kalau dinding kamarku, ia
berwarna kuning dan putih berseling karena kuning adalah warna kesukaanku.
Berbeda dengan kamar orangtuaku, umi telah memilihkan warna biru untuk kamar
beliau berdua karena umi suka sekali dengan warna biru. Jadi lengkap sudah
warna-warni rumah kami.
Saat jarum jam panjang menunjuk pada
angka tujuh dan pendeknya pada enam, saat itulah aku mendengar percakapan
istimewa antara abi dan adik kecilku aflaha. Usia aflaha masih 7 tahun, jadi
wajar aku menyebutnya kecil bila dibandingkan usiaku yang sudah 20 tahun. Aku
sendiri masih heran karena ternyata Allah memberikanku kesempatan hidup lebih
lama dan bermanfaat. Ya, hidup kita harus bermanfaat kawan, karena kalau bukan
kita yang menjaga bumi dan isinya ini, siapa lagi? Bukankah setiap manusia
adalah pemimpin di muka bumi ini? bukankah Allah telah memberikan amanah yang
begitu besar terhadap manusia karena kecerdasannya? Bukankah Allah tidak
menyukai kerusakan yang terjadi di muka bumi? Sangat miris ketika melihat
banyaknya perumahan tak berpenghuni sedangkan di sebelahnya adalah kampung
(yang penuh) sampah!
Sahabat senja sekalian yang dirahmati
Allah, saat itu adik kecilku akan mengikuti lomba adzan di masjid darul jagir
Surabaya. Sehingga ia menambah jadwal latihan semalam dengan abi sendiri.
Aflaha sendiri menurutku adalah anak yang cerdas. Hanya dengan sekali latihan
saja, sesungguhya ia sudah berhasil menirukan contoh yang diberikan namun
sayangnya, adik kecilku ini terkadang masih susah untuk diajak bersemangat dan
lebih maju daripada teman-teman sebayanya. Ia masih malu bila tugasnya berbeda
dengan yang lain, ia masih malu karena kemampuannya tidak sama dengan yang lain
(padahal seharusnya kemampuannya lebih). Hmm memang dasar anak-anak, dulu kata
umi aku juga begitu sih.. pokoknya kalau yang berbicara, memerintah atau apapun
itu adalah guru, maka aku berani dan merasa benar saja.
Di sela-sela waktu latihan terakhir
itu aflaha hampir saja berputus asa dan tidak mau mengikuti perlombaan. Saat
itu pula abi mengeluarkan jurus-jurusnya utuk memberi semangat kepada aflaha.
Seperti biasa, entah mungkin ini adalah metode baru yang diterapkan oleh kedua
orang tuaku kepada anak-anaknya. “Kamu harus yakin bisa, karena Allah sudah
memberimu kemampuan untuk bisa. Seharusnya kamu bersyukur, jadi syukur itu
harus ditunjukkan lewat kemenangan karena Allah telah memberimu kemampuan untuk
menang.”
Yap, kata-kata itulah yang bersemi di
ruang tengah rumah kami pagi itu. Seketika, rasanya bukan hanya aflaha saja
yang bersemangat tapi kata-kata itu juga bergemuruh di telingaku. Seketika, aku
langsung saja ingin menuliskan kata-kata itu di buku diary ku. Seketika pula,
aku juga ingin membagikan kata-kata itu langsung kepada sahabat senja sekalian.
Bagaimana? Kata-kata itu istimewa bukan? Sangat luar biasa memang saat abi
berkata demikian untuk menyemangati kami. Sayangnya, aku baru saja menyadarinya
pagi itu dan Allah masih memberiku kesempatan untuk mendengarnya. Memang tidak
banyak yang kami (aku, dan kedua adikku yang sudah di pesantren) ingat tentang
nasehat-nasehat abi selama ini, tapi setidaknya satu-dua kata-kata istimewa itu
bisa kami rasakan hingga usia kita kini. Oke sahabat senja, SELAMAT BERJUANG!!
SEMOGA KITA SENANTIASA DIBERI OLEH ALLAH PUNDAK YANG KUAT UNTUK MENGEMBAN
AMANAH YANG IA BERI KEPADA KITA ^_^
follow me @qhimahatthoyyib