Selasa, Juli 07, 2015

(Day 20) MENGOLOK-OLOK DAN BERPRASANGKA



Sahabat, jika ingat masa-masa sekolah dasar kita duluuu sekali yang mana banyak olok-olokan dari teman. Bahkan banyak teman-teman yang memanggil sebayanya dengan nama bapaknya, dengan nama julukan yang menjijikkan bahkan mengolok pekerjaan teman tersebut. Sampai pada tingkat kuliah, kerja dan kehidupan bermasyarakat pun panggilan-panggilan buruk itu masih membekas dan tersisa. Padahal Allah telah menjelaskan di dalam surat Al-Hujurot ayat 11-12 yang terjemahnya sebagai berikut:
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
Sebab turunnya kedua ayat tersebut adalah sesuai dengan yang diriwayatkan dalam kitab empat sunan (Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’I dan Ibnu Majah) bahwa seorang laki-laki mempunyai dua atau tiga nama. Orang itu sering dipanggil dengan nama tertentu yang tidak ia senangi kemudian ayat 11 tersebut turun sebagai larangan menggelari orang dengan nama-nama yang tidak menyenangkan. Dalam riwayat lain (riwayat Al-Hakim dll dari Abu Jubair bin adl-Dlahhak) bahwa nama-nama gelar di zaman jahiliah sangat banyak. Ketika Nabi SAW memanggil seseorang dengan gelarnya, ada orang yang memberitahukan kepada beliau bahwa gelar itu tidak disukainya. Dalam riwayat lainnya (riwayat Imam Ahmad dari Abu Jubair bin adl-Dlahhak) bahwa ayat 11 turun berkenaan dengan Bani Salamah. Nabi SAW tiba di Madinah pada saat orang-orang biasanya mempunyai dua atau tiga nama. Pada suatu saat Rosulullah memanggil seseorang dengan salah satu namanya, tetapi ada orang yang berkata: “Yaa Rosulullah sesungguhnya ia marah dengan panggilan itu.” Sehingga ayat 11 turun sebagai larangan untuk memanggil orang dengan sebutan yang tidak disukainya.
Sedangkan sebab turunnya ayat keduabelas surat Al-Hujurot tersebut yang diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Ibnu Juraij berkenaan dengan Salman Al-Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada orang yang mempergunjing perbuatannya. Maka turunlah ayat ini untuk melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain.
Nah, dengan mengetahui dan mempelajari dua ayat ini kita jadi paham bahwasannya ada perasaan-perasaan orang lain yang harus kita perhatikan. Terlebih kita harus menanyakan kepada diri kita sendiri apakah kita suka bila diperlakukan demikian? Sehingga kita dapat berhati-hati dalam bertindak. Semoga bermanfaat J Wassalamu’alaikum.

follow me @qhimahatthoyyib

Minggu, Juli 05, 2015

(Day 19) DUNIA UNTUK MEREKA DAN AKHIRAT UNTUK KITA



Sahabat, ada suatu kisah dari Sahabat ‘Umar bin al-Khaththab r.a yang diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Ikrimah. Suatu hari beliau menghadap kepada Rosulullah SAW yang (kebetulan) sedang tidur di atas tikar pelepah kurma, sehingga bekasnya pun kelihatan pada badan beliau. Kemudian sahabat ‘Umar menangis melihat keadaan itu. Lalu rosulullah bersabda: “Mengapa engkau menangis?” dan sahabat ‘Umar menjawab: “Tuan telah menceritakan kemegahan Kisra (Persia) dan kerajaannya, Hurmuz (Romawi) dan kerajaannya, serta Raja Habasyah dan kerajaannya. Sementara tuan sendiri, ya Rosulullah tidur di atas tikar pelepah kurma.” Kemudian Rosulullah SAW bersabda: “Apakah engkau tidak rida, dunia bagi mereka dan akhirat bagi kita?” Allah menurunkan ayat berikut berkenaan dengan peristiwa tersebut dan menjanjikan kenikmatan di hari akhir.
Sungguh mulia apa yang dikatakan oleh Rosulullah. Benarlah bahwa Allah-lah yang memiliki kerajaan di langit dan di bumi. Berikut terjemahan dari surat Al-Insan ayat 20 yang diturunkan kepada Rosulullah setelah mendengar percakapan di atas: “20. dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.” Masyaa Allah.. betapa Maha Besar Allah dengan segala rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya di bumi dan di akhirat nanti. Sesuai yang telah dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Mulk ayat 1-3, berikut terjemahannya:
1. Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2. yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
3. yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Wallahu A’lam, semoga kita dapat selalu mengamalkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah menjadi orang yang mulia, menjadi orang yang baik amalnya, menjadi orang yang menanti kenikmatan dan kerajaan akhirat. Amiin..

follow me @qhimahatthoyyib

Sabtu, Juli 04, 2015

(Day 18) ORANG-ORANG YANG DZOLIM


Sahabat, seringkali kita melihat bahwa di dunia ini sangat mudah sekali orang berputus asa. Ditambah lagi banyaknya berita-berita yang melaporkan perihal bunuh diri. Hal itu bukan hanya terjadi di Negara-negara miskin namun juga terjadi di Negara-negara maju. Jumlah penduduk suatu Negara yang melakukan bunuh diri telah terdata secara menyeluruh oleh WHO. Penyebab kejadian ini bermacam-macam (berdasarkan data WHO tahun 2014). Namun satu hal yang pasti yaitu pelaku bunuh diri telah putus asa terhadap hidupnya sehinggga ingin mengakhiri. Tak dapat dipungkiri, dulu seringkali aku juga berpikir demikian bahkan di beberapa buku catatan harianku beberapa kali aku menuliskan keinginan tersebut ketika mengalami suatu kesulitan dalam hidup.
Ternyata hal ini pun telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isro’ ayat 82-83 yang artinya:
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
83. dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya Dia berputus asa.
Bahwa orang-orang yang dzolim terhadap Al-Qur’an akan merugi yaitu apabila diberikan kesenangan ia sombong dan apabila ditimpa kesusahan ia berputus asa. Ayat ini kemudian ditegaskan di dalam surat Al-‘Ankabut ayat 20-23 yang artinya:
20. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
21. Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.
22. dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali Tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.
23. dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan Pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.
[1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat
Serta di dalam surat Az-Zumar ayat 53 Allah menegaskan:
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[1314] Dalam hubungan ini Lihat surat An Nisa ayat 48 yaitu Allah mengampuni dosa selain Syirik (menyekutukan Allah).
Nah demikian penjelasan mengenai orang-orang yang dzolim terhadap dirinya. Semoga kita semua termasuk ke dalam orang-orang yang beriman yang tidak berputus asa terhadap rahmat Allah. Amiin..

follow me @qhimahatthoyyib

(Day 17) MENGAPA AL-QUR’AN DITURUNKAN DALAM BAHASA ARAB?



Assalamu’alaikum, sahabat banyak sekali orang-orang yang bertanya mengapa Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab dan bukan bahasa yang lain? Pertanyaan ini tentu saja Allah sudah memprediksinya. Bahkan umat-umat terdahulu telah lebih dahulu mempertanyakan hal yang sama terhadap kitab sucinya. Seperti apa yang telah saya tuliskan dalam (Day 15) PAHALA YANG DIHAPUS OLEH ALLAH bahwa orang-orang yang tidak beriman selalu mencari-cari alasan untuk kabur dari perintah Allah. Demikian pula dengan pertanyaan tersebut. Telah disebutkan di dalam Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 44-45 yang artinya:
44. dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".
45. dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan tentang Taurat itu. kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu, tentulah orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. dan Sesungguhnya mereka terhadap Al Quran benar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan.
[1334] Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka.
Di dalam kitab Asbabun Nuzul yang telah ditulis oleh K.H.Q. Shaleh dan H.A.A. Dahlan, dkk dijelaskan sebab turunnya ayat ini yaitu (diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Sa’id bin Jubair) bahwa orang-orang Quraisy berkata: “Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan dalam bahasa ‘ajm (asing) dan bahasa Arab? Maka turunlah ayat ini (44) sebagai jawaban kepada mereka, bahwa walaupun Al-Qur’an ini diturunkan bukan dalam bahasa Arab, pasti mereka akan menolak pula dengan meminta perincian lebih lanjut dengan bahasa ‘ajm dan bahasa Arab. Kemudian turunlah ayat selanjutnya (45) yang menegaskan bahwa apapun yang diturunkan oleh Allah, mereka tetap akan memperselisihkannya sebagaimana terjadi pada Kitab Taurat Musa.
Maka dengan melalui ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir ditentukan atas ketaatannya kepada Allah bagaimanapun keadaannya. Bahkan dengan apapun bahasa Al-Qur’an diturunkan. Dengan keadaan apapun Islam diturunkan dan bagaimanapun perintah Allah yang harus dilaksanakan. Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang beriman yang patuh kepada perintah Allah apapun dan bagaimanapun keadaannya. Amiinn..

follow me @qhimahatthoyyib

Kamis, Juli 02, 2015

(Day 16) JIN PUN TAKJUB TERHADAP AL-QUR’AN


Assalamu’alaikum, sahabat tahu kan bahwa hingga saat ini Al-Qur’an tetap dijaga oleh pemiliknya? Bahwa Al-Qur’an dikagumi oleh banyak orang akibat keindahan dan keagungan bahasanya. Bahwa banyak sekali para ilmuwan yang menjadi muslim akibat mengetahui kebenarannya. Bahwa banyak penyair yang terpana akan susunan kata dan maknanya. Bahwa banyak sekali orang yang takjub pada isi dan berita yang disampaikannya. Yap, Al-Qur’an telah membuat takjub banyak orang. Bahkan orang-orang yang takjub tapi gengsi untuk mengimaninya juga tidak kalah banyaknya. Termasuk orang yang manakah kita? Nah, yang lebih menakjubkan lagi ternyata segolongan jin juga takjub terhadap Al-Qur’an.
Di dalam surat Al-Jinn ayat 1 disebutkan bahwa “1. Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan.”
Sebab turunnya ayat ini dijelaskan di dalam Kitab Asbabun Nuzul yang ditulis oleh K.H.Q. Shaleh dan H.A.A Dahlan, dkk (yang diriwayatkan oleh Bukhari, Turmudzi, dan bersumber dari Ibnu ‘Abbas) bahwa ketika Rosulullah SAW. Bersama rombongan menuju pasar ‘Ukazh, sesampainya di Tuhamah beliau dan rombongan berhenti untuk sholat fajar (shubuh). Hal ini menyebabkan berita-berita di langit yang biasa dicuri setan-setan terhalang. Bahkan setan-setan itu mendapat lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang kepada kaumnya. Setibanya di tempat kaumnya, setan-setan itu ditanya: “Apa yang terjadi hingga kalian kembali?” mereka menjawab: “Kami terhalang untuk mendapat berita langit, bahkan kami dikejar bintang-bintang.” Kaumnya berkata: “tak mungkin terhalang antara kita dan berita langit. Tentu ada penyebabnya. Menyebarlah kalian ke timur dan ke barat dan carilah sebab penghalangnya.” Mereka pun menyebar sehingga sampailah sebagian mereka ke Tuhamah, tempat Rosulullah berhenti untuk menunaikan sholat shubuh. Mereka mendengar bacaan Rosul serta memperhatikannya, kemudian berkata: “Demi Allah, inilah yang menghalangi kita dengan berita dari langit.” Mereka pun pulang ke kaumnya dan menyampaikan kejadian itu. Mereka mengagumi Al-Qur’an yang membawa mereka ke jalan petunjuk Allah, sehingga mereka pun beriman.
Sahabat, sungguh apabila segolongan jin tersebut beriman (hanya) setelah mendengar Al-Qur’an, mengapa kita manusia yang telah diberi akal dan pikiran serta wujud yang sempurna (menurut-Nya) mengabaikan begitu saja  contoh-contoh yang diberikan oleh Rosulullah atau tanda-tanda keagungan-Nya yang telah diperlihatkan kepada kita? Semoga kisah tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. Teruslah mempelajari Al-Qur’an karena ia adalah petunjuk hidup kita. Wassalamu’alaikum

follow me @qhimahatthoyyib