Sahabat,
bagaimana hari-harimu? Tetapkah tenang dan bahagia? Jika tidak, maka periksa
kembali hubunganmu dengan Yang Maha Kuasa. Karena Dia-lah sumber ketenangan dan
kebahagiaan jiwa dan raga. Paragraf pembuka ini adalah nasehat utama yang
kuberikan pada diriku akhir-akhir ini. Terlebih, saat ini aku merasa malas dan
ingin menyerah dari kerjaan tugas akhir masterku pada semester ini. Rasanya ingin
ambil cuti saja selama satu semester, padahal sudah semester akhir. Tetapi gagal,
banyak orang yang mendukung keputusanku tapi lebih banyak lagi orang-orang,
termasuk guru dan kawan-kawan baik yang memintaku untuk bangkit serta tetap
semangat.
Kisah tersebut berawal
dari tiga bulan terakhir, semenjak harus dua sampai tiga kali tiap pekan aku
harus kontrol ke rumah sakit (RS). Aku merasa tidak memahami apa yang
sebenarnya ingin Allah sampaikan padaku melalui ujian sakit ini. Berkali-kali pun
aku mencoba mengerti hikmah apa yang ingin Allah berikan, tapi gagal. Setiap hari,
bahkan mungkin setiap jam aku menangis, tidak hanya secara fisik tetapi juga rohani.
Kurasa kesedihan telah menggelayutiku terlalu dalam dan diriku telah berlarut-larut
terseret ke dalamnya. Mungkin itu juga sebabnya aku memilih membeli salah satu
buku tullisan Seno Gumira berjudul ‘Negeri Senja’ bulan lalu.
Dalam masa-masa
yang menurutku sulit seperti ini, yang kurasa inilah ujian terberat dari Allah yang
diberikan padaku secara pribadi (bukan keluarga) setelah seperempat abad hidup di
bumi, Aku sadar bahwa Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya hidup sengsara
selamanya. Meskipun makhluk Allah yang bernama manusia tersebut tidak
benar-benar mendekat untuk meminta penyelesaian ujian pada-Nya. Seperti janji-Nya
dalam al-Qur’an surah al-Insyiroh yang artinya “...sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan...”. Bukankah Allah juga mengatakan bahwa “...Apakah kamu mengira
bahwa kamu tidak akan diuji setelah beriman?...” Sungguh bahwa Allah tidak akan mengingkari
janji-Nya. Banyak bukti yang telah terjadi terutama padaku akhir-akhir ini. Dalam
masa sulit menjalani ujian ini, Allah juga sekaligus mengirimkan kabar gembira
padaku. Mungkin inilah cara Allah menghiburku.
Kepanjangan opening
sampai lupa inti yang ingin kusampaikan pada tulisan ini. Tapi tidak masalah,
karena inti yang singkat ini berawal dari perenungan opening yang panjang. Beberapa
hari lalu, saat aku harus menjalani foto CT Scan sinus aku ditemani salah satu
orang penting dalam hidupku. Seseorang yang akhir-akhir ini Allah kirimkan
untuk menghiburku. Padahal sebelumnya aku tidak pernah ditemani seseorang
ketika kontrol ke RS, kecuali saat hari pertama periksa itupun sudah setahun
yang lalu. Aku menyebut orang ini The Last Standing Partner Akhwat FRU11TS. Artinya,
bahwa orang ini adalah partner akhwat (terdekatku) angkatan 2011 terakhir di Surabaya
karena setelah ini, sekitar 2 pekan ke depan ia telah menjadi milik orang dan
pergi meninggalkan Surabaya untuk berbakti pada suaminya. Iya, akhirnya
kawan-kawan akhwat seangkatanku satu per satu pergi dari Surabaya untuk
menunaikan amanah di tempat dan ladang dakwah lainnya. Sedangkan aku, aku masih
di sini karena selain aku harus menyelesaikan masterku di ITS, ini pula tempat
di mana kedua orangtuaku tinggal.
Akhwat tersebut
sangat istimewa, kusebut saja namanya yaitu Wahyu Eka Putri Kinanti, akrab
disapa puput tapi tak jarang orang memanggilnya WEka. Katanya sih, ia sangat
berat meniggalkan surabaya. Aku sih senang-senang saja jika ia tak jadi pergi karena
bagiku ia adalah salah satu teman seangkatan yang istimewa. Meskipun kami tak
satu jurusan, kami juga tak pernah satu amanah, kenal juga beberapa tahun terakhir
saja. Tapi singkatnya waktu, tak mempengaruhi dalamnya persahabatan. Padahal ia
akan pergi, tetapi mengapa ini adalah kabar gembira bagiku? Karena pada hari-hari
terakhirnya di Surabaya ini, ia semakin menjadi perhatian padaku ehehe padahal
ia pasti sibuk dengan urusannya. Selain itu, aku senang akhirnya ia akan
menikah. Ini kabar yang sangat menggembirakan bagi siapa saja yang
mendengarnya. Barokallah yaa puput sayang~ mudah-mudahan acaranya lancar dan
menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah baik di dunia maupun akhirat nanti.
Amiin~
Pergi dari
Surabaya untuk mencari ladang dakwah lainnya adalah hal tepat yang Allah hadiahkan
padanya. Karena ia telah menyelesaikan semua amanahnya di Surabaya dengan baik
dan profesional. Mudah-mudahan dengan semangat-semangat yang diberikannya
padaku, aku juga dapat menyelesaikan amanahku dengan baik, terutama amanah
untuk menyelesaikan program master yang sedang kutempuh saat ini agar aku juga dapat
segera beralih pada amanah selanjutnya yang Allah siapkan untukku. Bukankah setelah
menuntaskan suatu amanah, hendaknya kita segera menyambut amanah selanjutnya?
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar