Senin, April 15, 2013

Tentang KITA, Saat Duduk di Bangku Sekolah



                Assalamu’alaikum sahabat senja, apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Kali ini entah mengapa ingin rasanya aku mengenang masa-masa itu, hari-hari saat masih berada di sekolah yang sama dengan seseorang yang—baru terasa—istimewa untukku.
                Hari ini, Sabtu 02 Jumadil Tsani 1434 H aku bertugas mengantar jemput adik kecilku yang masih duduk di bangku sekolah dasar, kelas 1 SD tepatnya. Saat mengantarnya tak ada hal seru yang bisa kuceritakan namun waktu menjemputnya, hmmm kukira aku akan ceritakan hal ini pada teman-teman semua.
Plakat SD Al-Amin

                Kira-kira pukul 09.10 aku tiba di SD Al-Amin, tempat dimana adik kecilku menempuh pendidikan dasarnya. Kurasa belum waktunya ia pulang, jadi kutunggu saja sambil duduk-duduk di bangku tunggu luar pagar bersama seorang ibu yang juga sedang menunggu anaknya. Beberapa menit berlalu, ibu itu pergi meninggalkan bangku, walhasil aku sendirian lagi. Beberapa menit kemudian seorang penjual jajanan menggantikan tempat duduk ibu itu, aku sih biasa aja tapi karena penjual jajanan itu merokok dan mengeluarkan asap rokok yang mengganggu pernapasanku maka jadilah aku yang harus meninggalkan bangku itu, untung di halaman sekolah masih ada bangku juga.
                Saat aku duduk di dalam, kulihat penjual jajan itu juga meninggalkan tempatnya, mungkin merasa tersinggung karena aku meninggalkannya tiba-tiba tadi, lagiaaannn suruh siapa merokok di sebelahku, meski tidak jelas sebenarnya bahwa dia merokok atau tidak tapi karena sudah mencium bau asap rokok saking sensitifnya hidung ini maka kutinggalkan saja tempat itu daripada tersiksa sendiri, ya gak? Sejak dulu aku tidak suka dengan rokok, meskipun itu om-ku sendiri yang merokok, aku tetap menjauhinya karena asapnya saja sudah tidak baik untuk pernapasan apalagi rokoknya, benar kan? J
Akhirnya aku duduk di bangku dekat lokasi permainan di sudut lapangan kecil sekolah. Di sinilah cerita itu dimulai, sejenak saja duduk di situ tiba-tiba terlintas masa-masa dimana dulu aku dan seseorang itu bermain bersama, di taman yang sama, di sekolah yang sama. Melihat anak-anak kecil berseragam pramuka itu bermain, ingin rasanya aku kembali sekolah bersamanya di sini, di Negara Indonesia ini. Sungguh kusayangkan, kerinduan saat-saat bersama itu baru terasa saat kita berpisah memang.
Anak-anak Berseragam Pramuka (Sekitar Kelas 2 SD)--View dari bangku dalam--

Lima tahun lalu, saatnya kebersamaan itu berakhir. Aku harus pergi ke Jakarta menempuh pendidikan Senior High School-ku dan ia.. ia juga harus menempuh pendidikannya di Mojokerto. Meski jarak cukup jauh namun kita masih kerap bertemu—hanya setahun sekali memang, itupun saat hari lebaran tiba. Jadi bisa dihitug jari, pertemuanku dengannya terjadi hanya tiga kali selama tiga tahun. Namun kini? Entah kapan aku bisa bertemu dengannya lagi, menatap wajahnya yang selalu ceria, wajah yang selalu bisa membuatku ceria. Meski sudah banyak sosial media yang bisa kugunakan untuk berbicara dengannya, namun itu tak cukup teman.
Lihat ke luar pagar, ada bangku yang tadi kududuki di sana.

September 2012 lalu, ia meninggalkan Negara tercinta ini untuk mengejar impiannya, menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Sahabat senja, akhirnya kini aku percaya bahwa dunia itu berputar. Dulu aku yang harus pergi jauh, tapi sekarang ia yang lebih jauh meninggalkanku. Betapa rasa rindu ini tiba-tiba muncul hanya dengan melihat anak-anak kecil berseragam itu bermain. Meski sejak dulu kami bertengkar saat bertemu dan aku selalu berharap berada di sekolah yang berbeda dengannya namun kini, saat harapan itu sudah menjadi nyata—kenyataan yang bisa saja kualami selama bertahun-tahun—aku sedikit menyesalinya. Sungguh!! hanya demi ilmu dan keridhoan Allah, akhirnya aku merelakannya berada jauh di negeri orang.
Untukmu, seseorang yang istimewa, yang telah menemani hari-hari kecilku dulu. Ingatkah kau masa-masa itu? masa saat kita masih berada di bangku sekolah yang sama, bermain bersama, seringkali bertengkar bersama, memecahkan masalah bersama, membuat masalah bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama, dan kebersamaan lain yang tak lagi bisa kusebutkan di sini. Aku merindukanmu. Hati-hati di negeri orang. Jaga baik-baik dirimu karena aku hanya bisa mendoakanmu dari tempat dudukku, dari tempat berdiriku.
Jadi sahabatku semua KARENA YANG ISTIMEWA TAK AKAN KAU SADARI BILA IA ADA. MAKA JAGALAH SEMUA YANG KAU PUNYA, ISTIMEWA ATAU TIDAKNYA IA KAU SENDIRI YANG AKAN MERASAKANNYA ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Senin, April 08, 2013

LIVE REPORT 180 Derajat Berlawanan



Keputih, 20.58—Malam ini 27 Jumadil Awwal 1434 Hijriyah bertepatan dengan Senin 8 Januari 2013. Entah mengapa rasanya bahagia, perasaan itu berubah 180 derajat dari satu jam yang lalu. Kau tahu, hari ini adalah hari pertama aku menghadapi Ujian Tengah Semester di Semester IV ini, bukan hal yang spesial memang tapi juga bukan hal yang menakutkan sebenarnya namun entah mengapa saat hari ini mahasiswa menjadi sok sibuk luar biasa, sampai-sampai memandang remeh amanah yang lain. Memang sih kuliah itu nomer satu tapi seharusnya sebagai seorang mahasiswa kita belajar setiap hari kan? Bukan dengan SKS (Sistem Kebut Semalam) hanya pada saat akan ujian saja.
Hal seperti itu sebenarnya juga pernah terjadi padaku, entah sudah berapa kali aku melanggar komitmenku yang satu itu. Jadi tulisan ini bukan bermaksud menyinggung siapa-siapa tapi lebih kepada mengingatkan diriku sendiri. Sahabat, liputan kali ini mengenai amanah yang sedang kujalankan malam ini, meskipun telah berkali-kali aku cerita mengenai amanah ini kuharap sahabat semua tidak bosan mendengar ceritaku yang satu ini. #Iklan# Liputan sebelumnya berjudul berikut 38. LIVEREPORT Tentang BAYI, 39. LIVE REPORT Saat Aku Mengajar dan Belajar Dari Ibu, 40.LIVE REPORT Saat Aku Menjaga Adek.
Pukul 18.50 adzan isya telah berkumandang di masjid dekat asramaku berdiri, segera saja aku berwudhu karena pukul 18.15 aku berencana berangkat ke Taman Baca Anggrek Bulan Keputih Tegal Timur. Ternyata rencana tinggallah rencana, meskipun kusegerakan berwudhu dan sholat berjamaah dengan teman-temanku, aku tetap tak bisa berangkat seperti yang kurencanakan. Entah mengapa saat waktu menunjukkan pukul 19.00 tiba-tiba banyak beban yang kurasakan, di kepala, di tangan, di kaki, di seluruh tubuh. Sampai jamaah sholat isya di masjid pun selesai, aku masih tetap termenung.
Walhasil kuminta saja seorang kakak senior menjemputku. Sedikit kurang ajar memang kalau menurutku.. (maaf ya mbak, anda tidak tahu dan tidak kuberitahu alasan mengapa aku tak mau membawa motor sendiri) J. Sungguh, kepalaku pusing luar biasa sebenarnya, begitu pula dengan tangan kiriku, ketika kucoba untuk menggerakkannya rasanya hampir tak mampu, kakikuuu oh tiba-tiba ada rasa malas di sana. Ingin rasanya memutuskan untuk tak ikut saja, namun aku yang bertanggung jawab mengenai konsumsi peserta dan pembicara jadi yaa BISMILLAH aku niatkan berada di sana sambil belajar. Sembari menunggu ‘jemputan’, ku baca materi ujian esok hari pukul 07.00 pagi, mata kuliah Metode Pemisahan dan Pemurnian (MPP) bab Resin Penukar Ion dan Elektrodeposisi-Elektrokoagulasi.
19.25, ‘jemputan’ itu tak segera dating juga, sampai teman-teman sekamar menginterogasi “Lho kak ota gak jadi berangkat tho? Gitu tadi buru-buru sholat jamaah?”, kupikir memang si embak tidak bisa menjemput atau berangkat ke TKP, jadi kuluruskan saja kaki, badan dan kepalaku meskipun aku sudah berpakaian rapi dan siap berangkat. Ternyata 5 menit kemudian sms itu datang “iya dek, mbak otw pake jilbab”, “oalah,, okee” jawabku, akhirnyaaaa ada yang jemput, Alhamdulillah bisa meringankan beban tanganku, semoga saja si embak tidak keberatan dengan permintaan tolong itu.
Perasaan tak ingin berangkat sesungguhnya bukan hanya karena badanku yang tidak fit, atau karena aku ujian esok jam 07.00 pagi tapi lebih karena tempat amanah kali ini di Keputih teman! Biasanya kalau Kajian Rutin (KANTIN) yang kami adakan bertempat di Keputih maka akan terasa membosankan karena sepi, ibu-ibu yang datang hanya sekitar 3 atau 4, jadi saya pun juga merasa tidak semangat. Namun hal ini tidak boleh terjadi berlarut-larut, rasa tidak semangat itu tidak boleh dipelihara oleh seorang pengemban dakwah seperti saya dan teman-teman sekalian. Kita harus tetap semangat betapapun itu kenyataannya.
19.50 akhirnyaaa saya tiba di TKP, setelah 10 menit menunggu ‘jemputan’ dan 5 menit membeli kue untuk pembicara dan sisanya OTW. Menakjubkan! Saya tersentak! Pemandangan apa ini? Ibu-ibu berjumlah sekitar 10 dan ternyata ada 13 orang setelah diabsen, juga ramai adek-adek berjumlah sekitar 15-an. Subhanallaaaahhh, Alhamdulillahhhh, tak bosan-bosan kupanjatkan syukur kepada Allah. Tubuh yang tidak fit seketika kembali segar, materi ujian yang diam-diam sedang kubaca saat Kajian pun terasa lebih mudah meresap dan tercerna dengan baik, 180 derajat perasaan itu berubah. Entah mengapa, aku tak tahu sebabnya, yang aku tahu aku hanya bisa bersyukur kepada Allah atas nikmatnya malam hari ini. Allah-lah yang Maha Besar Maha Bijaksana Maha Pemurah, Penghibur paling canggih di seluruh semesta.
Namun masih ada janggal di benakku setelah kajian ini berakhir pukul 20.48. Jika di Keputih sudah bisa seperti ini, bagaiman bisa di Kejawan mengalami kemerosotan? Inilah Pe-er selanjutnya. Entah pada siapa amanah ini diembankan. SEMANGAT UTS SEMESTER IV, SEMOGA SETIAP AMANAH TIDAK ADA YANG TERDHOLIMI ^_^


follow me @qhimahatthoyyib