Minggu, Maret 10, 2013

LIVE REPORT Saat Aku Mengajar dan Belajar Dari Ibu

             Assalamu’alaikum sahabat senja, kali ini akan kuberitahu satu hal kepada teman-teman semua tentang sesuatu yang sangat senang sekali kulakukan. Hal ini tak ada duanya pada hari-hariku. Menyenangkan. Kurasa inilah hal kedua yang kusenangi selain mengaji. Hal tersebut adalah MENGAJAR. Entah mengapa, sejak aku sadar dan paham akan segala hal tentang kehidupan, aku sangat menyukai segala hal yang berkaitan dengan pendidikan. Belajar, Mengajar, Mendidik, Dididik, Membimbing, Dibimbing, apapun namanya itu saya suka. Sejak dulu dan sampai sekarang ada satu hal yang masih kucita-citakan yaitu menjadi Menteri Pendidikan dan Menteri Pertanian. Entah, mungkin karena saya sangat ingin menjadi peubah sistem pendidikan dan pertanian di negara Indonesia ini.
                Terlebih hal yang saya sukai adalah mendidik dan memberi pelajaran kepada anak-anak, hal ini dikarenakan anak-anak yang nantinya akan menjadi pemuda adalah aset terbesar yang dimiliki oleh negara Indonesia. Pasalnya para pemuda tersebutlah yang dapat menentukan nasib bangsa ini kedepannya karena kekuasaan akan secara otomatis pindah ke tangan mereka. Begitulah.. maka dari itu saya mencoba dari hal-hal yang sangat kecil, pertama yaitu menjadi bagian dari keluarga kedua saya saat ini yaitu Badan Pelayanan Umat (BPU)-JMMI ITS. Di tempat inilah, saya tak hanya belajar untuk mengajar tapi juga belajar untuk menjadi seorang ibu.
                Di BPU ini Alhamdulillah saya diberi amanah sebagai Wakil Kepala Biro Pembinaan yang notabene biro ini didirikan untuk mengelola ibu-ibu yang bertempat tinggal di kampung-kampung sekitar ITS. Kampung yang sedang berada dalam binaan kami sekarang adalah Kejawan Pompa Air, Keputih Tegal Timur, dan Gebang Lor. InsyaAllah kegiatan ini dirahmati oleh Allah karena kami berada di jalan dakwah dengan syari’ah islam sebagai tuntunannya. Jadi hanya Allah-lah yang kami harapkan balasannya untuk kami. Kau tahu teman, dan entah mengapa saya lebih suka mengajar adik-adik dan membina ibu-ibu daerah binaan daripada mengajar les anak-anak orang berada.

Ini adek-adek daerah Keputih Tegal Timur

Ini adek-adek daerah Medokan

Ini adek-adek daerah Keputih Tegal Timur lagi

Ini adek-adek daerah Medokan lagi

Ini ibu-ibu daerah Gebang
                
                 Dari sinilah semua cerita itu berawal.. alhamdulillah sudah lebih dari setengah tahun amanah ini terlampaui, tinggal menghitung hari sepertinya, sekitar 2 bulan lagi (Maret dan April) kepengurusan ini selesai, entah nanti saya mendapat amanah apalagi saya tak tahu, yang saya tahu hanyalah AMANAH TAK AKAN PERNAH SALAH MEMILIH. Semenjak bergabung di keluarga BPU ini entah mengapa saya merasa mengalami akselerasi dalam hal “ke-IBU-an”, mungkin karena hampir setiap hari bertemu dengan ibu-ibu, mengobrol dengan ibu-ibu, mengurusi hal-hal terkait ibu-ibu jadinya ya seperti ini harus berpikiran visioner seperti ibu-ibu itu. Sayangnya saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan hal ini, entah nanti bagaimana nasib saya jika tak lagi berada dalam keluarga ini. Rasanya, entah mengapa enggan sekali bila diminta meninggalkan keluarga ini. Keluarga yang istimewa dengan amanah yang juga istimewa bersama orang-orang yang sangat istimewa.
                Tugas saya di kepengurusan ini adalah mengajar ibu-ibu mangaji, berorganisasi dan berwirausaha. Dari ibu-ibu itu pulalah saya belajar banyak hal tentang kehidupan. Bagaimana susah dan senangnya hidup, susah mudahnya bertetangga, susah senangnya mengurus anak, bayi, suami dan sebagainya, meski hal seperti itu seringkali diajarkan oleh orangtuaku tapi sahabat, orangtua mana sih yang tega bercerita tentang pahitnya menjalani rumahtangganya ke anak sendiri, benar bukan? Paling tidak yang mereka ceritakan kepada kita adalah sebagian kecil kericuhan rumahtangga dan banyak hal yang bersifat kesenangan.
             Hmm gimana? Sudah ada gambaran tentang apa yang saya bicarakan? Begitulah, dibalik mengajar, diam-diam saya mengambil banyak pelajaran dari kegiatan mengajar tersebut. Memang sudah seharusnya kita sebagai manusia selamanya belajar seperti yang disabdakan oleh Rosulullah SAW dalam haditsnya yang berarti “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai manusia, selamanya kita harus belajar. Definisi belajar disini bukan hanya belajar dari pendidikan formal saja, tapi juga belajar dari kehidupan. Kita bisa belajar dari alam yang diciptakan Tuhan, belajar dari pengalaman hidup orang lain, belajar dari semua lingkungan yang ada disekitar kita. Begitulah sahabat, JIKA INGIN MENG-AKSELERASI DIRI MAKA BANYAK-BANYAKLAH BELAJAR DARI APAPUN DAN DARI SIAPAPUN. ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

2 komentar: