Assalamu’alaikum sahabat senja,
kali ini akan kuberitahu satu hal kepada teman-teman semua tentang sesuatu yang
sangat senang sekali kulakukan. Hal ini tak ada duanya pada hari-hariku.
Menyenangkan. Kurasa inilah hal kedua yang kusenangi selain mengaji. Hal
tersebut adalah MENGAJAR. Entah mengapa, sejak aku sadar dan paham akan segala
hal tentang kehidupan, aku sangat menyukai segala hal yang berkaitan dengan
pendidikan. Belajar, Mengajar, Mendidik, Dididik, Membimbing, Dibimbing, apapun
namanya itu saya suka. Sejak dulu dan sampai sekarang ada satu hal yang masih
kucita-citakan yaitu menjadi Menteri Pendidikan dan Menteri Pertanian. Entah,
mungkin karena saya sangat ingin menjadi peubah sistem pendidikan dan pertanian
di negara Indonesia ini.
Terlebih
hal yang saya sukai adalah mendidik dan memberi pelajaran kepada anak-anak, hal
ini dikarenakan anak-anak yang nantinya akan menjadi pemuda adalah aset
terbesar yang dimiliki oleh negara Indonesia. Pasalnya para pemuda tersebutlah
yang dapat menentukan nasib bangsa ini kedepannya karena kekuasaan akan secara
otomatis pindah ke tangan mereka. Begitulah.. maka dari itu saya mencoba dari
hal-hal yang sangat kecil, pertama yaitu menjadi bagian dari keluarga kedua
saya saat ini yaitu
Badan Pelayanan Umat (BPU)-JMMI ITS. Di tempat inilah, saya
tak hanya belajar untuk mengajar tapi juga belajar untuk menjadi seorang ibu.
Di
BPU ini Alhamdulillah saya diberi amanah sebagai Wakil Kepala Biro Pembinaan
yang notabene biro ini didirikan untuk mengelola ibu-ibu yang bertempat tinggal
di kampung-kampung sekitar ITS. Kampung yang sedang berada dalam binaan kami
sekarang adalah Kejawan Pompa Air, Keputih Tegal Timur, dan Gebang Lor. InsyaAllah
kegiatan ini dirahmati oleh Allah karena kami berada di jalan dakwah dengan
syari’ah islam sebagai tuntunannya. Jadi hanya Allah-lah yang kami harapkan
balasannya untuk kami. Kau tahu teman, dan entah mengapa saya lebih suka
mengajar adik-adik dan membina ibu-ibu daerah binaan daripada mengajar les
anak-anak orang berada.
|
Ini adek-adek daerah Keputih Tegal Timur |
|
Ini adek-adek daerah Medokan |
|
Ini adek-adek daerah Keputih Tegal Timur lagi |
|
Ini adek-adek daerah Medokan lagi |
|
Ini ibu-ibu daerah Gebang |
Dari
sinilah semua cerita itu berawal.. alhamdulillah sudah lebih dari setengah
tahun amanah ini terlampaui, tinggal menghitung hari sepertinya, sekitar 2
bulan lagi (Maret dan April) kepengurusan ini selesai, entah nanti saya
mendapat amanah apalagi saya tak tahu, yang saya tahu hanyalah AMANAH TAK AKAN
PERNAH SALAH MEMILIH. Semenjak bergabung di keluarga BPU ini entah mengapa saya
merasa mengalami akselerasi dalam hal “ke-IBU-an”, mungkin karena hampir setiap
hari bertemu dengan ibu-ibu, mengobrol dengan ibu-ibu, mengurusi hal-hal
terkait ibu-ibu jadinya ya seperti ini harus berpikiran visioner seperti
ibu-ibu itu. Sayangnya saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan hal ini, entah
nanti bagaimana nasib saya jika tak lagi berada dalam keluarga ini. Rasanya,
entah mengapa enggan sekali bila diminta meninggalkan keluarga ini. Keluarga
yang istimewa dengan amanah yang juga istimewa bersama orang-orang yang sangat
istimewa.
Tugas
saya di kepengurusan ini adalah mengajar ibu-ibu mangaji, berorganisasi dan berwirausaha.
Dari ibu-ibu itu pulalah saya belajar banyak hal tentang kehidupan. Bagaimana susah
dan senangnya hidup, susah mudahnya bertetangga, susah senangnya mengurus anak,
bayi, suami dan sebagainya, meski hal seperti itu seringkali diajarkan oleh orangtuaku
tapi sahabat, orangtua mana sih yang tega bercerita tentang pahitnya menjalani
rumahtangganya ke anak sendiri, benar bukan? Paling tidak yang mereka ceritakan
kepada kita adalah sebagian kecil kericuhan rumahtangga dan banyak hal yang bersifat
kesenangan.
Hmm gimana? Sudah ada
gambaran tentang apa yang saya bicarakan? Begitulah, dibalik mengajar, diam-diam
saya mengambil banyak pelajaran dari kegiatan mengajar tersebut. Memang sudah
seharusnya kita sebagai manusia selamanya belajar seperti yang disabdakan oleh Rosulullah SAW dalam haditsnya yang berarti “Tuntutlah
ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Dari
hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai manusia, selamanya kita
harus belajar. Definisi belajar disini bukan hanya belajar dari pendidikan
formal saja, tapi juga belajar dari kehidupan. Kita bisa belajar dari alam yang
diciptakan Tuhan, belajar dari pengalaman hidup orang lain, belajar dari semua lingkungan
yang ada disekitar kita. Begitulah sahabat, JIKA INGIN MENG-AKSELERASI DIRI
MAKA BANYAK-BANYAKLAH BELAJAR DARI APAPUN DAN DARI SIAPAPUN. ^_^
dek ota BPU bangettzz :))
BalasHapushhe cuma nuliskan apa yang buatku seru mba~
Hapus