Sabtu, Juni 08, 2013

No Others


                Manarul Ilmi, 29 Rojab 1434 H—Assalamu’alaikum sahabat senja, tahukah anda mengapa saya sudah sangat lama tidak muncul untuk menuliskan hal baru di blog ini? hal itu dikarenakan beberapa kali saya mencoba menulis artikel ataupun cerita dalam bahasa asing (inggris atau jepang) namun tak jua berhasil. Mungkin karena sudah putus asa dan keadaan yang tak nyaman karena saya rasa cerita saya tidak indah bila tertulis dalam bahasa asnig. Menurut sahabat semua bagaimana?
Back to the title, menurut sahabat saya akan bercerita tentang apa? Malas menebak-nebak? Berikut kisah selengkapnya..
Berkali-kali hal ini terjadi, entah mengapa rasa bosan itu tak jua berani mendatangiku. Siang ini ada beberapa bayi di sekitarku. Sebuah keluarga dengan jumlah 4 anak dan semuanya adalah laki-laki. Anak pertama, berbaju biru berkerah berumur 2 tahun, anak kedua berbaju putih bernama Hisyam sekitar 4 tahun, anak ketiga berbaju biru bermotif warna kuning sekitar 3 tahun dan terakhir anak yang ada di pangkuan bundanya, berbaju merah sekitar 1 tahun. Entahlah, aku hanya menebak usia mereka dan namanya pun aku tahu karena mereka dan ibunya saling memanggil dengan suara yang cukup terdengar hingga telingaku. Sungguh, terlihat sangat bahagia.
melakacity.olx.com.my

Sahabat, sesungguhnya aku merasa sangat bahagia dan seperti terlahir kembali saat melihat anak-anak. Entahlah rasa itu ada begitu saja. Menyenangkan, menyejukkan, dan membuatku ingin sekali memiliki mereka. Sungguh sampai saat ini cita-citaku yang sebenarnya adalah menjadi guru namun terkadang aku ragu karena bidang ilmuku adalah menjadi ilmuwan yang kemungkinan besarnya berada di laboratorium, kadang juga ingin jadi seorang perawat, menjadi penyiar radio dan televisi, menjadi atlet Bulutangkis dan bermacam-macam lainnya. Tapi kawan, akhirnya aku mengerti sekarang. Sesungguhnya GURU bukanlah sebuah profesi namun sebuah kewajiban. Bukankah Allah telah memperingatkan kita untuk berdakwah? Seorang guru pun sesungguhnya sedang menunaikan kewajiban itu karena beliau-beliau menyampaikan haruslah berbobot dan bermanfaat untuk ummat.
Tentang anak-anak, mulai hari ini aku niatkan semua hal yang kulakukan untuk anak-anakku kelak. Untuk memberi pelajaran pada mereka, untuk menjadi teladan bagi mereka, untuk menumbuhkan insting dan semua hal yang dapat kulakukan untuk mereka. Entah nanti aku benar-benar menjadi seorang guru atau tidak yang terpenting aku adalah guru untuk anak-anakku dan anak-anak di sekitarku. Mulai hari ini pun saat bertemu dan berbincang dengan ibu-ibu, aku belajar dari beliau banyak hal, tentang anak, tentang hidup, tentang cerita dan pengalaman masa lalu.

Begitulah sahabat, maka tulisan ini kuberi judul No others yang berarti semua hal yang kulakukan karena Allah tak lain adalah untuk anak-anakku kelak, menjadi guru dan teladan bagi mereka. Bukannya aku ingin segera menjadi ibu, tapi kurasa itulah hal yang bisa kulakukan saat ini. Hal yang mengingatkanku dan memotivasiku agar terus belajar, selalu up date, menjadi seseorang yang cerdas, menjadi pemimpin yang bijaksana dan menjadi sosok yang patut untuk diteladani. KARENA ALLAH BEGITU MAHA BIJAKSANA DAN ROSULNYA ADALAH MANUSIA YANG SANGAT SEMPURNA, MAKA HENDAKNYA KITA MENCONTOH SIFAT DAN SIKAPNYA ^_^ Semangat untuk terus dan istiqomah belajar..

follow me @qhimahatthoyyib

Jumat, Juni 07, 2013

Sakit Itu Sepertinya Terobati

Ghurfatul Jannah, 28 Rojab 1434 H—Assalamu’alaikum, sahabat semua apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Setelah sekian lama vakum dari blog, akhirnya saya kembali lagi. Sekedar basa-basi, Alhamdulillah rasanya beban yang ada di kepala saya tiba-tiba hilang begitu saja setelah kejadian malam ini. Bisa jadi kemungkinan besar memang hal inilah yang bisa mengobati paku yang tertancap di kepalaku sejak semalam tadi.
Siang tadi sekitar pukul 14.30 WIB tiba-tiba hape-ku berdering tanda sms masuk. Saat itu aku baru saja menyelesaikan kebutuhanku kepada Allah setelah berjam-jam tertidur pulas akibat paku yang tertancap di kepala sejak semalam tadi. Entah mengapa tiba-tiba kemarin siang setelah sholat dhuhur, badanku tiba-tiba berteriak memberontak ditambah pusing hebat yang tiba-tiba melanda. Tak kuat pulang, akhirnya aku meminta seorang sahabat untuk mengantarkanku. Sepulang dari masjid, aku terlelap dalam tidur hingga malam menjelang. Sebentar-sebentar aku bangun hanya untuk sholat ashar dan maghrib lalu terlelap kembali hingga pukul 03.00 WIB menjelang. Di sela-sela tidur malamku yang tidak menyenangkan, ternyata banyak hal menyenangkan yang kurasakan seperti di belikan makan dan teh hangat serta dipijati. Usai sholat shubuh dan ritual pagi lainnya, aku kembali tertidur pulas masih dengan beban di kepala.
Kembali lagi ke masalah hape yang berdering. Kuletakkan segera novel yang sedang kubaca dan beralih membaca sms yang ternyata ditulis oleh direktur Badan Pelayanan Umat (BPU) 1213. Penasaran, segera saja kubuka dan ternyata MENAKJUBKAN! Baru saja tadi pagi aku berkata dalam hati, “Kangen juga sama bu Sundari dan bu Suadah (utamanya pada dik Izzah dan dik Galih), tapi kapan ya bisa kesana?” dan sms itu pun menjawab pertanyaan batinku. Yup, malam ini juga akhirnya aku berangkat  ke rumah bu Sundari bersama dengan Wakil Direktur BPU 1314 dengan tujuan utama yaitu pendataan dan tujuan sampingan (Hi-mit-su, hanya aku dan Allah yang tahu :D).
Rencana awal silaturrahim itu sebenarnya pada hari Senin lalu, namun ternyata hal itu tidak tercapai. Menurut cerita bu Sundari malam ini, ternyata beliau telah menyiapkan banyak tempe goreng kesukaanku karena aku memberitahu beliau untuk datang ke sana. Tapi setelah lama ditunggu, batang hidungku tak muncul juga di rumah beliau. Sedikit kecewa mungkin karena aku tidak jadi datang ke sana hari itu (maaf ya bu). Tapi sahabat, sungguh AMAZING! Aku merasa bukan apa-apa diantara ibu-ibu itu tapi dianggap sangat istimewa, disambut mewah seolah seorang tamu yang datang dari pulau jauh dan lama tak pernah bertemu. Kejadian itu mengingatkanku pada moment pada beberapa pekan yang lalu.
Entah tanggal berapa, yang jelas aku ingat hari itu adalah hari sabtu. Pukul 08.00 WIB aku berangkat ke rumah bu Sundari karena sudah berjanji kepada beliau akan berkunjung ke sana. Rencananya tujuan utama hari itu adalah memberikan hak bu Sundari dan bu Suadah yang sudah membantu BPU dalam prodak “Brownies KARIBIA”. Setelah sampai sana, ternyata bu Suadah tak kunjung datang dikarenakan mengantarkan sanak saudaranya ke pelabuhan. Jadilah saya mengobrol ria dengan dek Zidan, dek Suci, dek Izzah dan bu Sundari sambil menunggu bu Suadah datang. Untunglah ada notebook di tas, akhirnya ku putarkan saja film ‘Barbie’ agar suasana tak hening terlalu lama. Satu jam kemudian akhirnya bu Sundari menghidangkan banyak jajanan di depanku, tempe goreng, pisang goreng, teh hangat. Hingga dua jam berlalu, akhirnya bu Sundari menawarkan sarapan padaku dan meminta dek Suci untuk tetap membelikannya padahal aku sudah menolaknya (mengingat aku sudah membeli sarapan dan masih ada di asrama). Ditambah es teh, lengkap sudah hidangan yang telah disiapkan oleh bu Sundari padaku. Bukannya bahagia tapi jadi malu rasanya padahal aku tak merasa berbuat apa-apa pada beliau.
takingtimeformommy.com

Back to the story tonight. Pukul 20.30 akhirnya aku sampai di rumah bu Sundari. Malam ini dek Izzah sudah tertidur pulas dan ternyata bu Sundari juga sedang di sampingnya. Sungkan sebenarnya karena mengganggu istirahat beliau. Setelah duduk dan sedikit basa-basi akhirnya kami mengutarakan tujuan utama datang ke sana. Beliau merasa tidak banyak membantu kami, maka beliau meminta dek Suci untuk memanggil bu Fatimah yang tau seluk beluk urusan ini. Saat waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB kami meminta izin untuk pulang namun bu Fatimah menawari kami untuk mampir ke rumah beliau. Sungkan menolak, kami pun akhirnya tiba di rumah beliau. Berpadu antara warna hijau dan putih, rumah ini terlihat begitu lembut dan sederhana. Beranggotakan 4 orang, bu Fatimah, suami, dek Saida (2 SD) dan dek Haris (3 tahun) rumah ini terlihat sangat segar ditambah kelincahan dan keaktifan dek Haris yang selalu ceria dan jarang sekali rewel.

Usai pamitan kepada bu Fatimah, kami bertemu dengan bu Suadah di tengah jalan. Beliau  menanyakan kabar kami dan meminta kami untuk mampir ke rumah beliau. Sayang sekali, waktu menunjukkan pukul 21.30 dan kami menolak tawaran beliau. Sungguh sangat disayangkan, padahal kami juga ingin pergi ke sana, terutama aku karena aku sangat rindu. Sayang sekali malam ini terlewat begitu saja, padahal sangat indah dan begitu sempurna. Entahlah, rasanya sakit ini tiba-tiba terobati usai kembali dari sana dan pulang menuju asrama tercinta. Kurasa Tuhan selalu punya cara untuk mengobati rasa sakit setiap hambanya. KARENA ALLAH BEGITU MAHA PENYAYANG DAN DIA SELALU PUNYA CARA UNTUK MENYAYANGI SETIAP HAMBANYA  ^_^

follow me @qhimahatthoyyib