Senin, Desember 31, 2018

POLITISASI KEHIDUPAN-Bagian 5: Kesetimbangan Reaksi



                Di dalam reaksi kimia, selain berlangsung searah menuju hasil reaksi, terdapat pula reaksi bolak-balik. Jika diibaratkan dalam kehidupan manusia, maka reaksi ini seperti reaksi imbal balik atau umpan balik (feed back). Reaksi yang setimbang berlangsung dengan kecepatan yang sama tanpa meperhatikan satuan waktu. Menurut asas Le Chatelier “jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem kesetimbangan tersebut akan cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut dengan melakukan pergeseran sampai terbentuk kesetimbangan baru. Akan tetapi, faktor-faktor yang mengubah kesetimbangan tiidak akan mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan (Kc)”. Sedangkan tetapan kesetimbangan, Kc, hanya bergantung pada besarnya konsentrasi zat gas atau larutan pada reaski tersebut.

Berikut merupakan contoh reaksi kesetimbangan pada pembentukan gas karbononoksida.
2C (s) + O2  (g) ↔ 2CO (g)

Besar tetapan kesetimbangan reaksi tersebut adalah Kc = [CO]^2 / [O2]

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan reaksi:

  1.          Konsentrasi. Kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang konsentrasinya berkurang.
  2.          Suhu. Jika dinaikkan maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm (entalpi positif).
  3.     Tekanan. Jika dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah molekulnya paling sedikit.
  4.     Volume. Jika diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah molekulnya paling sedikit.
Peristiwa kesetimbangan reaksi ini dapat kita aplikasikan pada kehidupan. Misalnya terdapat dua orang/organisasi/perusahaan dll menjalin hubungan, maka tetapan kesetimbangan reaksi/eratnya jalinan hubungan tersebut dipengaruhi oleh orang/organisasi/perusahaan yang masih berada dalam tahap gas atau larutan. Berarti dalam hal ini, orang/organisasi/perusahaan tahap gas atau larutan adalah bagian yang memiliki kekuasaan lebih rendah/lebih labil/berhati lembut dibandingkan partnernya yang bersifat solid/sudah memiliki kekuatan yang baik/keras kepala. Sehingga orang/organisasi/perusahaan tersebut harus lebih fleksibel mengubah dirinya. Karena jika tidak demikian maka reaksi yang setimbang tidak akan terjadi.
Pengubahan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan reaksi yang setimbang oleh orang/organisasi/perusahaan bersifat gas atau larutan tersebut dalam menghadapi partner yang bersifat solid/sudah memiliki kekuatan yang baik/keras kepala dapat berupa 4 faktor seperti yang telah disebutkan di atas yaitu konsentrasi, suhu, tekanan dan volume. Sekian tulisan di akhir tahun ini. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Selamat merancang target-target baru untuk tahun 2019 ke depan. Sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya. Wassalamu’alaikum~

follow me @qhimahatthoyyib

Jumat, Desember 28, 2018

POLITISASI KEHIDUPAN-Bagian 4: Reaksi


                Hari ini masing-masing anggota lab kami (laboratorium bahan alam) melakukan presentasi capaian 2018 dan rencana 2019. Setiap orang menampilkan desain, poin, dan isi presentasi berbeda karena memang tidak ada format khusus/tetap seperti penulisan makalah tesis atau jurnal. Sehingga masing-masing orang menampilkan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Terutama pada poin rencana yang akan dilakukan pada tahun 2019, sebagian besar poin sangat beragam di samping menyelesaikan tesis atau tugas akhir. Beberapa berencana untuk wirausaha, beberapa ingin melanjutkan studi di luar negeri, beberapa hanya menyampaikan fokusan studi saja, beberapa juga ingin mendapat pekerjaan tetap. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kestabilan yang diinginkan masing-masing orang sangat berbeda dan beragam. Keinginan tersebut ada karena latar belakang yang berbeda, kemampuan yang berbeda, dan sebab-sebab lainnya.
                Poin-poin yang dapat diambil dari kejadian tersebut adalah pertama bahwa reaksi setiap individu terhadap perintah amatlah beragam terlebih ketika tidak ada persyaratan tertentu. Pun saat ada syarat-syarat khusus, perbedaan reaksi antar individu juga tidak akan hilang sepenuhnya. Kedua yaitu definisi stabil setiap orang berbeda bergantung pada keadaan diri dan mungkin juga lingkungan. Kestabilan pada diri manusia juga mencakup hal yang disebut kemapanan. Ketiga yaitu usaha yang dilakukan pun juga akan berbeda oleh setiap individu meskipun target akhir yang ingin dicapai sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kita tidak perlu risau menghadapi pebedaan di dalam kehidupan ini. Terlebih dalam perbedaan pendapat terutama di tahun politik 2019. Bahkan dalam hal beragama pun telah disebutkan di dalam Al-Qur’an oleh Allah yaitu tidak ada paksaan dalam memilih agama islam. Tetapi jika kita berbeda agama maka diperintahkan bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Hal ini justru merupakan pernyataan kebebasan dan toleransi terbaik yang diberikan oleh agama islam. Namun, jika sudah menjadi muslim maka ketetapan, perintah, larangan dan aturan lainnya bagi kaum muslimin wajib kita taati.
                Sikap-sikap demikian tersebut sebenarnya sudah alami terjadi di kehidupan ini. Setiap tumbuhan misalnya, memiliki senyawa yang berbeda di masing-masing tubuhnya. Hal ini dikarenakan mereka harus bertahan hidup di tempat-tempat yang berbeda. Beberapa harus tahan di dasar laut melawan dingin, sebagian di atas gunung melawan angin, sebagian lainnya mengeluarkan bau tak sedap, sebagian lain lagi menyemprotkan harum yang menyengat, dan sebagainya dan sebagainya. Tumbuhan bertahan hidup dengan caranya masing-masing. Senyawa yang ada di dalam tubuhnya bereaksi dengan cara masing-masing.
Secara umum reaksi yang terjadi di dalam kehidupan adalah reaksi oksidasi dan reduksi karena unsur utama senyawa organik yaitu oksigen, hidrogen dan karbon. Reaksi tersebut kemudian didetilkan menjadi empat reaksi utama yaitu subtitusi (penggantian), eliminasi (pengurangan), adisi (penambahan) dan penataan ulang (perubahan struktur namun jumlah unsur tetap). Maka begitu pulah lah reaksi yang dapat kita lakukan dalam menjalani kehidupan. Jika ada yang rusak maka dilakukan penggantian. Jika ada kelebihan maka dilakukan pengurangan. Jika ada kekurangan maka harus dilengkapi. Jika tidak ada input dari luar maka sebaiknya restrukturisasi/penataan ulang. Pada sistematika reaksi adisi senyawa alkena (rangkap dua) dan alkuna (rangkap tiga) pun ada perbedaan hasil. Ada senyawa yang memenuhi aturan markovnikov (kaya semakin kaya) atau anti markovnikov.
Oleh karena itu, hendaknya kita sewajarnya saja dalam menyikapi perbedaan. Baik pada perbedaan pendapat, perbedaan sifat, perbedaan derajat, atau perbedaan lainnya karena sesungguhnya setiap makhluk itu sama yaitu memiliki perbedaan. Sekian, semoga bermanfaat. insyaAllah tulisan-tulisan ke depan masih dalam tema yang sama dengan permasalahan dan solusi kimia yang lebih rinci. Wassalam~

follow me @qhimahatthoyyib

Minggu, Desember 16, 2018

POLITISASI KEHIDUPAN-Bagian 3: Perubahan Struktur



                Suatu hari seorang teman mengungkapkan pendapatnya, “Mengapa saat mencari makanan harus melihat ada tidaknya tulisan halal? Bukankah Indonesia mayoritas muslim? Seharusnya tak perlu menuliskan label halal pada produk makanan, kan?” Apabila dilihat dari satu sisi, menurutku pendapat ini sangat benar. Tetapi jika dilihat dari sisi lain, pendapat ini kurang tepat.
                Di negara ini, umat muslim jarang merasa khawatir jika berbelanja daging di pasar baik tradisional maupun modern, membeli makanan di warung, atau keperluan lain. Namun, setelah globalisasi mulai berkembang biak, bukan hanya perubahan cuaca tetapi juga bahasa, budaya, kesenian, mode, teknologi bahkan pasar global, Indonesia sedikit demi sedikit berubah untuk tetap eksis di dunia Internasional. Sehingga kekhawatiran umat muslim terhadap makanan, kosmetik atau keperluan halal lainnya meningkat. Jika MUI tidak mengeluarkan label halal, maka produk (industri/homemade) yang tidak halal harus menuliskan label ‘Tidak Halal’, atau ‘Mengandung Babi’, ‘Mengandung Alkohol’, ‘Mengandung Rum’ atau label lain untuk menunjukkan ketidakhalalannya. Tindakan seperti ini akan menyulitkan bahkan dapat menyudutkan umat muslim. Padahal berbagai produk tersebut dijual untuk umum, tetapi seolah-olah hanya umat muslim yang tinggal di negeri ini dan berhak mengatur regulasi penjualan mereka. Jadi, sudah merupakan hal yang tepat produk halal untuk umat muslim bertuliskan label halal oleh MUI. Lalu bagaimana jika produk tidak/belum terdaftar label halal MUI? Maka, keputusan jual beli diserahkan kembali kepada produsen dan konsumen. Jual beli dapat berlangsung apabila kita merasa produk tersebut aman dan cocok, produsen tidak berbohong atas detail produknya, atau hal-hal lainnya.
                Persoalan tersebut menunjukkan bahwa reaksi lingkungan tergantung pada tindakan yang telah kita lakukan. Namun, tindakan yang kita lakukan tidak harus dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti yang telah saya tuliskan pada kedua judul sebelumnya, partikel terkecil yaitu atom sampai materi terkompleks yaitu manusia menginginkan kehidupan yang stabil, tanpa masalah, tanpa kesulitan. Tetapi kenyataanya kestabilan bukanlah sesuatu yang tetap, bukan hal yang kekal karena terkadang ia dipengaruhi oleh lingkungan.
                Senyawa air, H2O, adalah salah satu senyawa alami yang melimpah di muka bumi. Zat cair ini dikenal dengan warnanya yang bening, tidak berasa, dan tidak mudah terpisahkan. Namun, kenyataanya air dapat mengalami perubahan warna, rasa dan juga dapat dipisahkan. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa kestabilan suatu senyawa dapat berubah sesuai lingkungan. Misalnya, pada suhu dingin 0°C (nol derajat celsius), air akan berubah wujud menjadi es dimana peristiwa ini disebut pembekuan. Dalam wujud es, senyawa H2O akhirnya dapat dipecahkan. Peristiwa lain yaitu penguapan, adalah saat air berubah wujud menjadi uap akibat lingkungan yang panas 100°C (seratus derajat celsius). Dalam wujud ini, akhirnya senyawa H2O tercerai berai.
                Jika kestabilan suatu benda mati dapat mengalami perubahan, maka manusia pun pasti demikian. Suatu kestabilan yang berubah merupakan suatu hal yang berbeda dengan ketidakstabilan. Karena suatu hal yang tidak stabil tersebut tidak akan terbentuk. Namun, pada ketiga wujud yang telah dijelaskan sebelumnya, senyawa H2O tetap ada di muka bumi. Bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun strukturnya, H2O akan terus eksis di dunia. Begitupun manusia, masing-masing mempunyai kriteria kestabilan berbeda dan dapat berubah-ubah. Perubahan dapat terjadi karena lingkungan ataupun sebaliknya. Misalnya, semasa sekolah merasa stabil jika selalu ranking pertama. Setelah bekerja, merasa stabil jika gaji di atas 10 juta. Saat berkeluarga merasa stabil jika punya rumah mewah.
Sahabat, tingkat kestabilan seseorang akan mempengaruhi cara ia bereaksi terhadap lingkungannya. Semakin stabil seseorang, maka ia tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan. Ia tidak juga membandingkan kestabilan dirinya dengan kestabilan orang lain. Pun ia tidak juga memberikan standar kestabilan pada selain dirinya. Lalu bagaimana seharusnya bereaksi terhadap lingkungan? insyaAllah akan kita bahas pada tulisan selanjutnya. Sekian, selamat menikmati akhir pekan~

follow me @qhimahatthoyyib

Sabtu, Desember 15, 2018

POLITISASI KEHIDUPAN-Bagian 2: Pembentukan Ikatan



                Fakta yang ada di Indonesia yaitu bahwa Islam adalah agama mayoritas. Sebanyak apapun orang membenci islam, entah terhadap orangnya, entah terhadap agamanya, entah memang parno dari sononya, atau sudah sakit telinga saat mendengarnya, kita tidak dapat menafikan kenyataan bahwa Islam telah menguasai Indonesia. Jika agama islam adalah agama penebar kebencian, maka tidak masuk akal jika 80% penduduk negeri ini adalah muslim. Padahal sebelum Islam datang, kita tahu bahwa Majapahit dengan latar belakang Hindu-Budha-Animisme telah menguasai Nusantara yang meliputi Indonesia  dan beberapa Negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sejak dahulu Islam merupakan pilihan utama masyarakat.
                Kini, islamophobia, ungkapan untuk seseorang yang fobia dengan Islam, semakin berani menunjukkan dirinya. Mereka meyakini bahwa Islam harus ditumpas, apapun alasannya. Kejadian ini serupa dengan hal yang telah dialami oleh Rosulullah dan kholifah setelahnya. Bukankah tidak ada hal yang baru di dalam hidup kita? Semuanya pasti berulang, berputar seperti roda, meskipun jaman dan teknologi semakin berkembang tetapi sifat manusia pada dasarnya begitu-begitu saja. Jika kita baca sejarah perkembangan Islam di masa Rosulullah, kaum kafir Quraisy atau musuh islam lainnya ‘hanya’ merasa terancam dengan keberadaan Islam. Mereka akan melakukan segala cara agar Islam tak dapat mengalahkan ‘kepopuleran’ mereka. Orang-orang itu ‘hanya’ gengsi, tinggi hati dan ingin berkuasa atas segala.
                Kebencian ini berimbas pada seluruh aspek kehidupan. Kampus dan sekolah Islam dianggap ladang teroris, organisasi Islam dianggap mengancam kesatuan Negara, hingga parta Islam pun tak luput dari berbagai tudingan. Oleh karena itu, untuk menghadapi kebencian ini diperlukan sikap politik (taktik, rencana, siasat, strategi) agar umat Islam tidak terbakar, terpengaruh atau termakan ucapan tersebut. Bagaimanapun umat islam harus bersatu, memperkuat ikatan ukhuwah islamiyah, agar tidak mudah terpecah-belah.
                Kekuatan akan terbentuk jika masing-masing diri kita saling berikatan. Peristiwa ini bahkan terjadi pada partikel terkecil pembentuk materi yaitu atom. Tidak ada satu atom pun di muka bumi ini yang tidak berikatan. Karena ikatan ini diperlukan agar atom-atom tersebut menjadi lebih stabil. Kestabilan pada atom terjadi apabila elektronnya telah memenuhi kaidah duplet (dua elektron) atau oktet (delapan elektron). Kaidah tersebut hanya terjadi apabila suatu atom berikatan dengan atom lain. Sehingga tak ada cara lain untuk mencapai tingkat kestabilan yang lebih tinggi selain saling berikatan.
                Berbagai ikatan yang terjadi di dalam senyawa adalah ikatan ion (umumnya antara atom logam dan nonlogam), ikatan kovalen (umumnya antara atom nonlogam dan nonlogam), ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. Jenis-jenis ikatan tersebut ada karena masing-masing sifat atom berbeda. Di antaranya ada atom yang mempunyai pasangan elektron bebas, ada yang mudah melepaskan elektron, ada yang senang mengambil elektron, dan ada juga yang senang dengan sesama kelompoknya sendiri. Selain terjadi antara dua atom, ikatan juga dapat terbentuk antara sekelompok atom. Oleh karena itu, beberapa istilah yang dikenal pada atom-atom yang saling berikatan yaitu molekul, unsur dan senyawa.
                Jadi, begitupun halnya yang terjadi pada manusia. Pembentukan ikatan, perkuat ukhuwah, juga merupakan salah satu cara untuk mencapai kestabilan. Namun, apakah kestabilan tersebut bersifat kekal? insyaAllah akan kita bahas pada tulisan selanjutnya. Wassalamu’alaikm dan selamat berjuang~

follow me @qhimahatthoyyib

Jumat, Desember 14, 2018

POLITISASI KEHIDUPAN-Bagian 1: Ionisasi



                Semakin dekat dengan tahun 2019, semua kegiatan yang ada tidak pernah lepas dari dugaan “ini pasti ada apa-apa”, ”pasti ingin menaikkan elektabilitas”, “wah, ini pasti jadi ajang kampanye”, dan pernyataan lain yang lebih heboh. Maklum, 2019 mendatang adalah tahun pergantian pemerintahan semua elemen, dari legislatif sampai eksekutif. Ingat! April 2019 nanti jangan golput yaa~ meskipun banyak sekali anggapan ‘halah, siapapun pemerintahnya toh gak akan ngaruh buat kehidupan kita’. Perlu diketahui oleh buibu dan pakbapak sekalian bahwa pemerintah punya kekuasaan untuk mengatur pajak, mengeluarkan perundang-undangan, mengatur semua elemen dari pendidikan sampai kesehatan. Hanya ada dua kemungkinan hasil dari semua aturan tersebut yaitu mensejahterakan dan membahagiakan rakyat, atau mencekik dan menyakiti rakyat. Berhubung Indonesia masih menggunakan sistem kedaulatan rakyat, maka mari kita gunakan dengan baik hak tersebut. Karena nasib bangsa ini, nasib rakyat, nasib kita, dan keturunan kita ada di tangan kita.
                Pada tema tulisan ‘Politisasi Kehidupan’ berikut, saya tidak akan membahas hal di luar bidang saya atau di luar kemampuan saya. Singkat kata, saya akan mencoba membahas dari sisi keilmuan Kimia. Fokusan ilmu kimia adalah sifat, bentuk dan perubahan. Intinya adalah jika terjadi perubahan dalam suatu reaksi, maka perubahan reaksi tersebut berasal dari perubahan bentuk senyawa di dalamnya. Sehingga sifatnya pun mengalami perubahan dan terjadilah reaksi. Oleh karena itu, mendalami ilmu kimia setara dengan mempelajari kehidupan. Karena kehidupan terkecil di muka bumi berasal dari partikel terkecil yang disebut atom.
                Sangat sempit pemikiran seseorang apabila menganggap sikap politik hanya digunakan dalam politik praktis, atau selalu mengaitkan kata politik dengan partai politik, dan hal-hal lain yang serupa. Padahal sikap politik sudah terjadi dari kehidupan terkecil hingga kehidupan terbesar. Jika dipelajari lebih rinci, sikap politik terjadi pada atom, tubuh makhluk hidup, kehidupan makhluk hidup serta alam semesta. Berdasarkan KBBI, kata politik (n) mempunyai beberapa arti yaitu 1 (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan; 2 segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain; 3 cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah), kebijaksanaan. Jadi, kata ‘politik’ dapat digunakan dalam berbagai hal mengenai pengambilan tindakan atau siasat. Sehingga tidak ada satu hal pun yang terhindar dari politik.
                Atom merupakan partikel terkecil penyusun materi yang di dalamnya terdapat elektron (partikel negatif), proton (inti atom postif), dan neutron (inti atom tidak bermuatan). Di dalam sistem periodik, atom dikelompokkan berdasarkan sifatnya, nomor massanya, jumlah kulit atau tingkat energinya, banyaknya elektron valensi/terluar dan sebagainya. Atom-atom logam yang tergolong pada 1A dan 2A mudah mengalami ionisasi dengan melepaskan elektron terluarnya, sebaliknya atom-atom golongan 6A dan 7A dapat mengalami ionisasi dengan menangkap/mengambil elektron dari atom sekitarnya. Ionisasi/pembentukan atom bermuatan merupakan salah satu sikap politik yang terjadi pada atom. Atom selalu mencari cara termudah dan tercepat untuk mencapai kondisi stabil.
Seperti atom, manusia pun mencari cara tercepat dan termudah untuk mencapai kestabilan. Berbagai kondisi stabil yang diharapkan oleh manusia seperti badan yang sehat sehingga apapun bisa dilakukan atau harta yang melimpah agar semua keinginan terkabulkan serta hal-hal lain yang berkaitan. Setelah mencapai kondisi stabil, mengapa setiap manusia masih memerlukan manusia lainnya? InsyaAllah akan kita lanjutkan di bagian dua. Terimakasih, selamat beraktifitas~

follow me @qhimahatthoyyib

Rabu, Desember 12, 2018

Revolusi Industri 4.0: VR, AR, KOREA AND INDONESIA



Assalamu’alaikum sahabat, semoga Allah selalu limpahkan kebaikan pada kita semua amiin. Kali ini saya mencoba menuliskan sesuatu sedikit keluar dari bidang saya. Seperti sahabat semua ketahui, bahwa banyak tulisan saya yang mengedepankan analisis. Terutama di bidang keilmuan saya yaitu Kimia, serta bidang lain yang saya tekuni yaitu tadabbur ayat Al-Qur’an, juga hal lain yang menarik bagi saya yaitu variety show Korea, dorama Jepang, dan tontonan dengan action and sci-fi theme. Namun kali ini kita akan membahas sesuatu yang berbeda yaitu salah satu drama Korea yang baru saja tayang pada awal bulan Desember 2018 ini.
Beberapa sahabat yang telah mengikuti tulisan ini sejak lama, mungkin sudah tahu bahwa saya tak suka dengan drama Korea (read: drakor bukan movie/film). Terutama karena tema-tema drakor 90% adalah romance yang membuat saya ithcy and chilly. Berbeda dengan penggemar lain yang menggandrungi negeri ginseng itu karena drama dan idolnya, saya menggandrungi mereka karena kecepatan perkembangan teknologi dan kekokohan warisan budayanya. Jadi, banyak judul drakor terlewatkan bagi saya meskipun hal tersebut sangat hits di Indonesia.
Selama ini, drakor yang menarik bagi saya adalah ‘Jang Yeong Sil’ (2015) yang menceritakan ilmuwan perbintangan Korea, ‘SPY’ yang menceritakan agen rahasia China, dan ‘Descendent of the Sun’ (2016) yang bertema perang dan pemberontakan. Sebelum itu belum banyak mengenal Korea dan setelah itu tak ada. Namun saat ini, saya tidak menyangka bahwa akan kembali tertarik pada drakor. Drama ini setengahnya berisi adegan roman dan sisanya adalah adegan aksi. Tidak seperti drama bertema aksi lainnya, drama ini mengambil konsep AR (Augmented Reality) yang telah dikembangkan pada aplikasi permainan.
Berjudul ‘Memories of the Alhambra’, saya mengira drama ini hanya berisi roman seperti biasa. Hanya saja kata Alhambra sangat mengusik saya, karena tempat ini adalah salah satu tempat bersejarah bagi dunia Islam. Namun, sangat tidak disangka bahwa episode pertama sudah membuat saya terkagum dengan adegan virtual yang disajikan. Menurut saya dengan konsep baru ini, drakor yang biasanya hanya mengambil hati penonton wanita melalui adegan roman, kini dapat juga mengambil hati penonton pria melalui adegan game yang dibuat nyata. Saya yakin drama ini akan disukai oleh kaum adam (terutama para gamers) karena konsep AR dan graph editing yang sangat meyakinkan.
VR (Virtual Reality) dan AR adalah dua kata asing bagi saya karena istilah tersebut tidak dikenal di bidang kami. Bidang-bidang yang menggunakan VR dan AR adalah bidang elit teknologi seperti teknologi pesawat, teknologi militer, dan teknologi kedokteran. Namun saat ini, kedua istilah tersebut sangat umum dikenal terutama di kalangan gamers. Salah satu aplikasi permainan berkonsep AR yang terkenal adalah pokemon GO!. Permainan menjadi sangat menarik karena melibatkan benda dan lingkungan nyata di sekitar kita.
Korea merupakan salah satu negara yang terkenal cepat dalam pengaplikasian teknologi. Permainan berkonsep VR dan AR sudah dapat dinikmati oleh orang-orang umum. Selain dengan mobile phone, mereka juga dapat menikmatinya di kios permainan setempat. Sebagai negara yang kemerdekaannya hanya dua hari setelah negeri ginseng itu, Indonesia, menurut saya patut mencontoh cara berkembangnya negeri tersebut. SDM negeri ini tak kalah banyak dan tak kalah pandai. Kampus teknik sudah tersebar di mana-mana. Sebagian ilmuwan juga telah belajar dari kampus negara lain. Jadi, tunggu apa lagi?
Indonesia yang saat ini hingga 15 tahun ke depan sedang mengalami bonus demografi, dinyatakan oleh banyak ahli bahwa kita berada dalam “masa emas”. Terlebih dengan adanya Revolusi Industri 4.0 yang berbasis teknologi digital, Indonesia harus segera memperbaiki diri sebelum terlambat jika ingin menguasai dunia. Berbicara tentang perbaikan Indonesia, maka perbaikan terkecil harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat dan selamat menikmati perubahan.

follow me @qhimahatthoyyib