Jumat, Desember 14, 2018

POLITISASI KEHIDUPAN-Bagian 1: Ionisasi



                Semakin dekat dengan tahun 2019, semua kegiatan yang ada tidak pernah lepas dari dugaan “ini pasti ada apa-apa”, ”pasti ingin menaikkan elektabilitas”, “wah, ini pasti jadi ajang kampanye”, dan pernyataan lain yang lebih heboh. Maklum, 2019 mendatang adalah tahun pergantian pemerintahan semua elemen, dari legislatif sampai eksekutif. Ingat! April 2019 nanti jangan golput yaa~ meskipun banyak sekali anggapan ‘halah, siapapun pemerintahnya toh gak akan ngaruh buat kehidupan kita’. Perlu diketahui oleh buibu dan pakbapak sekalian bahwa pemerintah punya kekuasaan untuk mengatur pajak, mengeluarkan perundang-undangan, mengatur semua elemen dari pendidikan sampai kesehatan. Hanya ada dua kemungkinan hasil dari semua aturan tersebut yaitu mensejahterakan dan membahagiakan rakyat, atau mencekik dan menyakiti rakyat. Berhubung Indonesia masih menggunakan sistem kedaulatan rakyat, maka mari kita gunakan dengan baik hak tersebut. Karena nasib bangsa ini, nasib rakyat, nasib kita, dan keturunan kita ada di tangan kita.
                Pada tema tulisan ‘Politisasi Kehidupan’ berikut, saya tidak akan membahas hal di luar bidang saya atau di luar kemampuan saya. Singkat kata, saya akan mencoba membahas dari sisi keilmuan Kimia. Fokusan ilmu kimia adalah sifat, bentuk dan perubahan. Intinya adalah jika terjadi perubahan dalam suatu reaksi, maka perubahan reaksi tersebut berasal dari perubahan bentuk senyawa di dalamnya. Sehingga sifatnya pun mengalami perubahan dan terjadilah reaksi. Oleh karena itu, mendalami ilmu kimia setara dengan mempelajari kehidupan. Karena kehidupan terkecil di muka bumi berasal dari partikel terkecil yang disebut atom.
                Sangat sempit pemikiran seseorang apabila menganggap sikap politik hanya digunakan dalam politik praktis, atau selalu mengaitkan kata politik dengan partai politik, dan hal-hal lain yang serupa. Padahal sikap politik sudah terjadi dari kehidupan terkecil hingga kehidupan terbesar. Jika dipelajari lebih rinci, sikap politik terjadi pada atom, tubuh makhluk hidup, kehidupan makhluk hidup serta alam semesta. Berdasarkan KBBI, kata politik (n) mempunyai beberapa arti yaitu 1 (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan; 2 segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain; 3 cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah), kebijaksanaan. Jadi, kata ‘politik’ dapat digunakan dalam berbagai hal mengenai pengambilan tindakan atau siasat. Sehingga tidak ada satu hal pun yang terhindar dari politik.
                Atom merupakan partikel terkecil penyusun materi yang di dalamnya terdapat elektron (partikel negatif), proton (inti atom postif), dan neutron (inti atom tidak bermuatan). Di dalam sistem periodik, atom dikelompokkan berdasarkan sifatnya, nomor massanya, jumlah kulit atau tingkat energinya, banyaknya elektron valensi/terluar dan sebagainya. Atom-atom logam yang tergolong pada 1A dan 2A mudah mengalami ionisasi dengan melepaskan elektron terluarnya, sebaliknya atom-atom golongan 6A dan 7A dapat mengalami ionisasi dengan menangkap/mengambil elektron dari atom sekitarnya. Ionisasi/pembentukan atom bermuatan merupakan salah satu sikap politik yang terjadi pada atom. Atom selalu mencari cara termudah dan tercepat untuk mencapai kondisi stabil.
Seperti atom, manusia pun mencari cara tercepat dan termudah untuk mencapai kestabilan. Berbagai kondisi stabil yang diharapkan oleh manusia seperti badan yang sehat sehingga apapun bisa dilakukan atau harta yang melimpah agar semua keinginan terkabulkan serta hal-hal lain yang berkaitan. Setelah mencapai kondisi stabil, mengapa setiap manusia masih memerlukan manusia lainnya? InsyaAllah akan kita lanjutkan di bagian dua. Terimakasih, selamat beraktifitas~

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar