Semakin
dekat dengan tahun 2019, semua kegiatan yang ada tidak pernah lepas dari dugaan
“ini pasti ada apa-apa”, ”pasti ingin menaikkan elektabilitas”, “wah, ini pasti
jadi ajang kampanye”, dan pernyataan lain yang lebih heboh. Maklum, 2019 mendatang
adalah tahun pergantian pemerintahan semua elemen, dari legislatif sampai
eksekutif. Ingat! April 2019 nanti jangan golput yaa~ meskipun banyak sekali
anggapan ‘halah, siapapun pemerintahnya toh gak akan ngaruh buat kehidupan
kita’. Perlu diketahui oleh buibu dan pakbapak sekalian bahwa pemerintah
punya kekuasaan untuk mengatur pajak, mengeluarkan perundang-undangan, mengatur
semua elemen dari pendidikan sampai kesehatan. Hanya ada dua kemungkinan hasil dari
semua aturan tersebut yaitu mensejahterakan dan membahagiakan rakyat, atau
mencekik dan menyakiti rakyat. Berhubung Indonesia masih menggunakan sistem
kedaulatan rakyat, maka mari kita gunakan dengan baik hak tersebut. Karena nasib
bangsa ini, nasib rakyat, nasib kita, dan keturunan kita ada di tangan kita.
Pada
tema tulisan ‘Politisasi Kehidupan’ berikut, saya tidak akan membahas hal di
luar bidang saya atau di luar kemampuan saya. Singkat kata, saya akan mencoba
membahas dari sisi keilmuan Kimia. Fokusan ilmu kimia adalah sifat, bentuk dan
perubahan. Intinya adalah jika terjadi perubahan dalam suatu reaksi, maka
perubahan reaksi tersebut berasal dari perubahan bentuk senyawa di dalamnya. Sehingga
sifatnya pun mengalami perubahan dan terjadilah reaksi. Oleh karena itu,
mendalami ilmu kimia setara dengan mempelajari kehidupan. Karena kehidupan
terkecil di muka bumi berasal dari partikel terkecil yang disebut atom.
Sangat
sempit pemikiran seseorang apabila menganggap sikap politik hanya digunakan
dalam politik praktis, atau selalu mengaitkan kata politik dengan partai
politik, dan hal-hal lain yang serupa. Padahal sikap politik sudah terjadi dari
kehidupan terkecil hingga kehidupan terbesar. Jika dipelajari lebih rinci, sikap
politik terjadi pada atom, tubuh makhluk hidup, kehidupan makhluk hidup serta
alam semesta. Berdasarkan KBBI, kata politik (n) mempunyai beberapa arti
yaitu 1 (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan; 2
segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai
pemerintahan negara atau terhadap negara lain; 3 cara bertindak (dalam
menghadapi atau menangani suatu masalah), kebijaksanaan. Jadi, kata ‘politik’ dapat
digunakan dalam berbagai hal mengenai pengambilan tindakan atau siasat. Sehingga
tidak ada satu hal pun yang terhindar dari politik.
Atom
merupakan partikel terkecil penyusun materi yang di dalamnya terdapat elektron
(partikel negatif), proton (inti atom postif), dan neutron (inti atom tidak
bermuatan). Di dalam sistem periodik, atom dikelompokkan berdasarkan sifatnya, nomor
massanya, jumlah kulit atau tingkat energinya, banyaknya elektron
valensi/terluar dan sebagainya. Atom-atom logam yang tergolong pada 1A dan 2A
mudah mengalami ionisasi dengan melepaskan elektron terluarnya, sebaliknya
atom-atom golongan 6A dan 7A dapat mengalami ionisasi dengan menangkap/mengambil
elektron dari atom sekitarnya. Ionisasi/pembentukan atom bermuatan merupakan
salah satu sikap politik yang terjadi pada atom. Atom selalu mencari cara
termudah dan tercepat untuk mencapai kondisi stabil.
Seperti atom,
manusia pun mencari cara tercepat dan termudah untuk mencapai kestabilan. Berbagai
kondisi stabil yang diharapkan oleh manusia seperti badan yang sehat sehingga
apapun bisa dilakukan atau harta yang melimpah agar semua keinginan terkabulkan
serta hal-hal lain yang berkaitan. Setelah mencapai kondisi stabil, mengapa setiap
manusia masih memerlukan manusia lainnya? InsyaAllah akan kita lanjutkan di
bagian dua. Terimakasih, selamat beraktifitas~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar