Jumat, Agustus 16, 2013

Salah Taat Kepada Orang Tua


                Assalamu’alaikum sahabat senjaaa, how are you? May Allah always bless us yaa.. di usia ibu pertiwi yang semakin senja ini, hayoo coba tebak berapa? Yup, 68 tahun! Coba bayangkan seharusnya di usia yang begitu renta tersebut, wajah ibu pertiwi kita seperti apa? Apa yang seharusnya ia lakukan? Membayangkannya saja tiba-tiba membuatku ngeri, pada umur yang begitu tua, aku sudah seperti apa ya? Jangan-jangan malah sudah tidak ada di dunia ini? :’(
                Di zaman yang serba canggih seperti ini, pemandangan menakjubkan seringkali membayangi pelupuk mata kita. Sayangnya, lebih banyak pemandangan yang buruk dari pada yang baik. Contoh kecilnya saja melihat orang berPACARAN. Di belahan dunia bagian mana sih yang tidak mengenal istilah itu? Meskipun tentunya dengan bahasa Negara atau daerah masing-masing. Saya yakin hal itu tidak ada, Mengerikan! Malah orang-orang yang tidak berpacaran dianggap aneh dan dinilai tabu, Na’udzubillah tsumma Na’udzubillah!!
                Pada tulisan ini, saya tidak akan bercuap-cuap panjang mengenai pacaran. Hal itu sudah banyak dibahas oleh pakar-pakar kesehatan, pakar-pakar agama, dengan pokok bahasan mendekati zina atau bahkan berzina. Yang saya tekankan di sini adalah, bagaimana cara orang tua mendidik anaknya. Terlebih bahwa jika mereka-lah yang sebenarnya membolehkan anak-anak mereka untuk pacaran. Bahkan, jika anak itu tidak mencari, maka akan dicarikan dan dipaksa untuk mencari PACAR. Mengenaskan!! Sampai segitunya yahh.. padahal belum tentu pacar adalah jodoh.
Jadi teringat obrolan saya dengan dua kakak sepupu saya. Satunya laki-laki dan satunya perempuan, persamaan mereka adalah keduanya sudah memiliki “seseorang”. Memang sih usia mereka sudah menginjak usia SIAP MENIKAH, tapi punya pacar bukanlah jembatan yang baik untuk mencari jodoh. Nah saat kita berkumpul bertiga itu, kakak perempuanku melihat foto cewek kakak laki-lakiku kemudian berkata, “Weh, sama-sama punya tahi lalat di pipi nih yee.. kayaknya jodoh nih!!”, kemudian kujawab “Di-amiin-in gak ya enaknya..?” lalu kakak laki-lakiku menjawab sambil menyengir kuda, “Lah emang sudah jodoh kok..” Weleh-weleh pe-de banget orang ini, pikirku dalam hati.
                Oke, balik lagi guys.. Kita sebagai umat muslim nih sudah diberitahu oleh Allah SWT lewat al-Qur’an dan berkali-kali diajari oleh Nabi Besar kita Muhammad SAW bahwa taat kepada orang tua merupakan jembatan segala hal. Contohnya jembatan meraih kesuksesan, jembatan meraih keberhasilan, dan jembatan-jembatan lain yang tentunya baik untuk kita. Sayangnya terkadang banyak sekali manusia utamanya adalah umat muslim yang salah dalam memahami kata “taat kepada orang tua”. Kok bisa begitu? Salah di bagian mana-nya?
                Allah memang telah menjelaskan dalam al-Qur’an pada suroh Luqman. Allah menceritakan kepada Nabi Muhammad SAW bagaimana nasihat seorang sholeh bernama Luqman kepada anaknya. Nasihat tersebut berisi agar seorang anak hendaknya tidak mengufuri nikmat Allah dan taat kepada orang tuanya. Dalam suatu hadits pun Rosulullah Muhammad juga menjelaskan bahwa Ridho Allah terletak pada Ridho orang tua. Satu lagi, beliau juga menjelaskan bahwa hendaklah kita taat kepada ibu, ibu, ibu dan kemudian bapak.
                Dalam hal yang demikian itu sesungguhnya ada pesan tersirat yang disampaikan oleh Allah maupun Rosulullah kepada kita semua. Apa itu? Bahawasannya ketaatan yang kita lakukan kepada orang tua hendaknya merupakan perintah atau hal-hal yang akan mendekatkan kita dan semakin cinta kepada Allah dan Rosul-Nya. Nah, kalau misalkan kita diperintahkan untuk berpacaran, tidak diperbolehkan memakai jilbab/hijab, atau perintah-perintah lain mengenai hal yang akan menjauhkan kita dari Allah dan tidak sesuai dengan syari’ah agama Islam maka hendaknya kita tidak menaatinya dan bahkan diperintahkan untuk membenarkannya. Kalau tidak mengingatkannya sekarang, lantas kapan lagi? Apa kita mau berada di surga sendirian, tanpa orang tua, tanpa teman-teman?
                Untuk hal yang demikian itu, Allah telah menjelaskan di dalam al-Qur’an mengenai perbuatan pendahulu atau nenek moyang yang salah dan dilarang untuk ditirukan. Salah satunya nih di dalam suroh Yaa-sin berikut :
3. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,
4. (yang berada) diatas jalan yang lurus,
5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
6. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
7. Sesungguhnya telah pasti Berlaku Perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.
8. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, Maka karena itu mereka tertengadah.
9. dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
10. sama saja bagi mereka Apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
11. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan[1264] dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

 [1264] Maksudnya peringatan yang diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. hanyalah berguna bagi orang yang mau mengikutinya.

                Oke deh, itu aja yang bisa saya tuliskan hari ini, semoga kita bisa mengambil manfaat dari tulisan tersebut. Akhir kata, tetaplah kita selalu istiqomah di dalam kebenaran, jangan sampai kita salah taat kepada orangtua. Apapun alasannya.. tetap Lanjutkan!! #KeepSpirit!

follow me @qhimahatthoyyib

Bertanya Siapa Tuhan? Ini dia jawabannya!


                Assalamu’alaikum, sahabat kaifa halukum? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. InsyaAllah fi Rohmatillahi. Tidak terasa zaman sudah begitu cepat berkembang sampai seperti ini. Bahkan kita sudah tidak lagi merasakan permainan tradisional yang dulu sering kita mainkan atau lagu anak-anak yang kerapkali kita nyanyikan. Bersama. Dengan anak-anak sebaya di samping, kiri, kanan dan depan rumah kita.
                Oke, tapi bukan tentang perkembangan zaman yang akan saya bicarakan di sini. Saya masih saja bertanya-tanya sampai saat ini, di zaman yang super canggih super cepat seperti ini apa masih ada orang yang tidak atau belum mau atau bahkan tidak mau percaya akan adanya TUHAN? Hmm entahlah mau dikatakan apa, padahal sudah banyak media-media yang bisa digunakan untuk membuktinya adanya Dzat Yang Maha Agung itu. Saat ini terkadang kita sudah tidak perlu berguru langsung kepada seorang guru. Tetapi hal itu tetap saja merupakan sesuatu yang sangat penting karena kita memerlukan seseorang yang bisa menegur dan mengingatkan kita bila telah melakukan kesalahan.
                Di zaman yang mana ilmu pengetahuan sudah berkembang begitu pesatnya seperti ini, sudah bukan saatnya kita mempertanyakan siapa Tuhan kita. Siapa yang menciptakan kita. Kecuali memang bila orang-orang tersebut tidak mau tahu alias tidak peduli. Bahkan banyak para ilmuwan yang tiba-tiba beriman dan mempercayai kebenaran al-Qur’an (Kitab suci umat muslim) setelah hasil penelitiannya terbukti ada di dalam Kitab yang Mulia itu.
                Bukan tentang apa-apa saya menulis hal ini. Saya hanya menuliskan kebenaran. Tentang hal ini, Allah Tuhan semesta alam sudah menerangkan di dalam kitab suci al-Qur’an bahwa Ia-lah Tuhan yang selayaknya disembah oleh makhluk-makhluk-Nya. Berikut keterangan apabila kita tetap tidak percaya dan masih saja bertanya-tanya dimana Dzat yang Maha Kuasa itu berada. Tidak Percaya? Ini dia terjemah suroh al Baqoroh :
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

                So, gimana? Tetap tidak percaya kepada Tuhan atau tidak mau percaya kepada Allah? Tidak masalah sih.. J maaf ya kalau tulisan kali ini terlalu serius, padahal saya sudah berjanji untuk menelaah suroh an Nisa tapi malah kembali lagi ke suroh al Baqoroh. Habis masih dalam tahap muroja’ah hafalan sihh.. InsyaAllah tidak lama lagi hafalan saya nambah, doakan ya sahabat.. #KeepSpirit!, Salam Semangat Berkarya!

follow me @qhimahatthoyyib

Rabu, Agustus 07, 2013

Jalan Lurus, Mau?


                Assalamu’alaikum sahabat.. tentunya dalam kabar baik bukan? Karena masih diberi kesempatan untuk online hihi J Kali ini saya akan membahas tentang pernyataan yang seringkali dilontarkan oleh sebagian orang. Apa pernyataannya? Okee bentar-bentar, ini dia :
“Dalam hidup itu, Jalan Lurus aja udah ribet apalagi jalan belok-belok, udah deh hidup itu gak usah macem-macem!”
                Ternyata eh ternyata, Allah sudah menerangkan hal ini dalam kitab-Nya al-Qur’anul Karim (yang Mulia). Coba deh kita lihat terjemah suroh at Takwir pada tiga ayat terakhir berikut :
27. Al Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,
28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.
29. dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
gambarnasihat.wordpress.com

                Nah lo, mau menyanggah dengan apa lagi kita kalau Allah sudah menentukan seperti itu. Tapi nih buat orang-orang yang sulit sekali menerima ajaran Islam dengan baik, pasti suka sekali menyangkal dengan apapun caranya. Padahal Allah sudah menerangkan nih pada suroh ali ‘Imron berikut :
54. orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.

                Oke deh gak perlu panjang-panjang yang penting udah pada tahu kan nih maksudnya? Sip sip kalau gitu mulai sekarang nih kita harus terus memperhatikan dan mempelajari isi al Qur’an. Karena banyak kata-kata ajaib dan pelajaran berharga yang akan kita dapatkan dari sana. So, kalau mau jalan lurus yang gak perlu ribet-ribet, ikuti aja rambu-rambunya! Yoa, apalagi kalau bukan Kalamullah Al Qur’anul Karim. J


follow me @qhimahatthoyyib

Anak Ribut di Masjid Saat Tarawih, jadi Masalah?


                Assalamu’alaikum, sahabat senjaaa masih dalam kabar baik bukan? Saya punya tebak-tebakan nih, tempat apa yang rame saat malam hari di bulan Romadhon? Yup, bener banget! Dua M alias Masjid dan Mall. Pada malam hari bulan puasa nih, kalau seseorang tidak berada di Masjid untuk tarawih pasti ada di Mall untuk berebut diskon-an. Hehe *pengalaman. Nah pertanyaan kali ini, saat semua dewasa di rumah pergi ke Masjid untuk tarawih, maka di mana dan ke manakah anak-anak?
                Hal itulah yang seringkali dipermasalahkan oleh orang tua. Kalau di ajak ke Masjid, mereka akan ramai dan berisik yang kemudian membuat sebal orang seantero Masjid. Kalau di rumah tidak ada yang menjaga dan mereka tidak akan sholat alias akan bermain-main. Nah kalau seperti itu, bagaimana solusinya sobat?
www.merdeka.com

Hemat saya, anak-anak itu tetap saja diajak pergi ke Masjid. Meskipun ramainya minta ampun tapi itulah cara kita mengenalkan kepada anak-anak tentang Masjid, lingkungan di dalamya, adab-adab yang harus ditaati ketika berada di sana. Lagi-lagi, mungkin anak memang tidak mengerti dan tidak mau memperhatikan tentang hal ini namun sungguh, otak anak-anak seribu kali lebih canggih daripada para dewasa dan mereka akan merekam segala hal-hal yang mereka lihat dan dengar di Masjid.
Di Masjid pun mereka bisa bertemu teman-teman sebaya mereka sesama muslim. Mereka bisa saling mengenal, kemudian berteman, bahkan bisa jadi menjadi saudara nantinya. Di Masjid pun mereka bisa belajar banyak hal mengenai islam, memahami betapa indahnya agama ini mengatur umatnya. Hal ini memang terlihat sepele bahkan ada yang beranggapan “Kan nanti-nanti juga dia tahu sendiri!”. Namun di sini saya tekankan bahwa, bila tidak sedari dini kita mengenalkan keindahan dalam berislam maka sangat membutuhkan waktu yang lama utuk memahamkan pada seseorang betapa indahnya Islam mengendalikan pemeluknya.
aksarafirdaus.blogspot.com

Nah maka dari itu, ajak dan perkenalkan anak-anak kepada indahnya agama Islam sesungguhnya sejak dini. Bila bukan mereka yang meneruskan langkah dakwah kita, siapa lagi? Jadi, jangan usir anak-anak dari Masjid meskipun mereka berisik agar mereka betah dan tidak membenci Masjid, apalagi sampai membenci orang-orang yang berada di dalam Masjid. Na’udzubillah.. Bukankah Rosulullah telah mengajarkan kepada kita untuk menghormati orang tua dan sayang kepada yang muda? Wallahu A’lam

follow me @qhimahatthoyyib

Anak Rewel Saat Puasa? Ini solusinya!


                Assalamu’alaikum, selamat senja.. apa kareba sahabat? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT yaa.. nah hari ini, ada sedikit hal menarik yang akan saya bagikan kepada teman-teman nihh. Yup, mengenai puasa yang dijalankan oleh anak-anak. Pastinya nih udah pada tahu kan kalau anak yang belum baligh itu belum wajib puasa Romadhon, tapi apa salahnya sih kalau melatih mereka sejak kecil? Namun sayang sekali, banyak orang tua sekarang yang masih saja tidak mau melatih anaknya tersebut. Alasan-alasan yang sering sekali diucapkan adalah “Halah, masih anak-anak ini! lagian mereka kan gak kuat puasa dari pagi sampai maghrib?” atau pernyataan lain “Anak saya sudah latihan puasa kok, puasa dhuhur.”
                Huh, meskipun sebenarnya sudah dewasa, tapi para orang tua tetap saja belum menyadari dan belum bisa belajar dari masa lalu mereka ya? Begini pak/bu, tanpa bermaksud untuk menggurui anda, saya akan mengilustrasikannya dengan sebuah kasus. Berikut adalah kasus yang terjadi :
Suatu siang ada seorang anak yang dilarang oleh orang tuanya menonton televisi, alasannya karena tontonan televisi sudah tidak lagi bermutu. Namun sang anak menangis tersedu-sedu, memohon untuk diperbolehkan menonton kartun kesukaannya. Walhasil orang tuanya pun merasa kasihan melihatnya dan mengijinkan si anak untuk menonton dengan syarat ditemani oleh sang ibu dan hanya menonton kartun yang dimaksud. Sayangnya si anak terlalu cerdas hingga saat kartun pertama selesai, ia memohon kepada orang tuanya untuk lanjut menonton kartun berikutnya. Sebenarnya televisi telah dimatikan dan si anak kembali menangis tersedu-sedu. Sekali lagi, orang tuanya kembali merasa kasihan dan mengijinkannya lagi. Kali ini tanpa pengawasan karena orang tuanya ingin istirahat dan tanpa disadari si anak menonton sampai sore menjelang. Dan sore harinya saat jadwal mengaji tiba, si anak tertidur pulas melupakan sholat dan jadwal belajarnya.
Oke, demikian saja ilustrasinya. Apakah ada yang bisa mengambil ibrohnya (pelajaran)? Pertama, tanpa disadari dalam kasus tersebut orang tua lah yang dituntun oleh anak untuk menuruti keinginannya. Orang tua yang tidak tegas seperti itu akan selalu tertipu oleh anak. Anak-anak sekarang terlalu cerdas ayah dan bunda. Mereka akan menggunakan segala cara agar keinginannya dituruti utamanya adalah tipuan “menangis tersedu-sedu”. Cara inilah yang memang menurut mereka ampuh untuk ‘menaklukkan’ orang tuanya.
tashwirulafkar.com

Kedua, tanpa disadari juga meskipun acara televisi yang ditonton tidak buruk namun hal itu akan membuat mereka melupakan tugas yang seharusnya mereka lakukan saat sore harinya. Karena tidak tidur siang akan menyebabkan mereka lelah pada sore hari dan tertidur pulas. Hal ini dikarenakan orang tua tidak dapat mengatur dengan baik apa yang seharusnya dilakukan oleh anak mereka saat itu. Siang hari sepulang sekolah seharusnya anak-anak dijadwalkan untuk istirahat siang karena sorenya mereka harus mengaji, atau les, atau bermain dan kegiatan lain yang mereka sukai. Bahkan meonton juga bisa dijadwalkan pada jam ini juga.
Ketiga, hal tersebut tidak akan terjadi hanya satu kali. Selalu berulang pada hari-hari selanjutnya tanpa disadari juga. Bila orang tua tetap tidak tegas, maka anak akan berpikir bahwa hal tersebut diperbolehkan oleh orang tuanya. Dan akhirnya hal itu akan terus mereka lakukan sampai mereka sadar dengan sendirinya (entah sadarnya kapan). Bukan tentang tidur siang yang saya maksdukan namun tentang kedisiplinan jadwal yang diajarkan oleh orang tuanya.
Jadi begitulah sekedar ilustrasi. Namun hal ini tidak jarang terjadi pada keluarga-keluarga dimanapun berada terutama Indonesia. Dan ilustrasi tersebut sangat kuat kaitannya dengan apa yang kita sebut “Puasa model anak-anak”. Dari ilustrasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kelemahan para orang tua adalah pada hal ketegasan dan kedisiplinan. Dua sikap itulah yang seharusnya dipegang dan diterapkan dengan sungguh-sungguh oleh orang tua selain sikap kasih sayang dan lemah lembut terhadap anak-anaknya. Karena tanpa sikap kasih sayang dan lemah lembut maka orang tua akan dianggap jahat dan kasar oleh anaknya namun tanpa sikap ketegasan dan kedisiplinan maka orang tua dapat dianggap plin-plan oleh anaknya alias mudah ditipu.
www.republika.co.id

Maka dari itu, begitu pula hal-nya pada puasa. Keempat sikap tersebut juga harus diterapkan pada anak-anak. Orang tua juga harus percaya pada anaknya untuk melakukan puasa. Tanpa disadari oleh orang tua, dengan tidak menganggap mereka lemah dalam berpuasa maka akan menambah semangat mereka lhoo. Sekali-sekali juga menyemangati mereka dengan memberi hadiah kecil-kecil-an kepada mereka. Selain itu, orang tua juga jangan selalu memata-matai mereka saat berpuasa. Jika mereka berbohong, misalnya bilang berpuasa tapi diam-diam menuju kulkas untuk meminum air, orang tua jangan langsung membentak atau memarahi mereka. Yang terpenting adalah memberikan pemahaman kepada mereka tentang hakikat berpuasa, manfaat berpuasa, hukum berpuasa dan lainnya yang dianggap perlu. Meskipun tampaknya mereka belum memahami hal tersebut tapi percaya deh, otak anak-anak jauh lebih canggih daripada para dewasa. Mereka bisa merekam segala kejadian yang mereka dengar dan lihat serta suatu saat nanti mereka akan sadar dan mengingat hal itu.

Oke, sekian dulu tips untuk menyikapi rewelnya anak-anak saat berpuasa. Mohon maaf bila ada banyak kesalahan. SELAMAT MENCOBA! J


follow me @qhimahatthoyyib

Senin, Agustus 05, 2013

Benarkah KB = Keluarga Berencana?


                Assalamu’alaikum, genki desuka watashi no tomodachi? Semoga semua sehat-sehat dan baik yaa.. selalu dalam lindungan Allah SWT yang Maha Perkasa dan Maha Melindungi. Kali ini saya ingin membahas tentang program pemertintah yaitu Keluarga Berencana yang punya tag line Dua Anak Cukup. Pada tahu gak nih undang-undang nomer berapa yang dibuat oleh pemerintah? Yup, bener banget yaitu UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (download).
Undang-undang tersebut sudah disahkan sejak tahun 2009 tepatnya bulan Oktober tanggal 29 di Jakarta. Nah, setelah saya membaca dan menilik nihh ternyata ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai UU tersebut lhoo. Sudah sejak lama memang hal ini dibahas, bahkan ada pro kontra yang terjadi sebelum UU ini disahkan bukan? Berbagai pihak telah membahas apa perlunya UU ini disahkan.
byoungcarerock.blogdetik.com

Dewasa ini, banyak sekali Negara muslim yang diserang oleh berbagai oknum. Bisa jadi mereka berasal dari pemerintahan, kelompok agama atau sosial, pokoknya musuh-musuh Islam deh.. nah, setelah saya membaca dan menilik UU tersebut di atas jangan-jangan semua ini memang ada hubungannya. Atau seperti yang telah dikabarkan oleh suatu media berikut (baca), jangan-jangan pemerintah yang telah melakukan program KB sebenarnya juga berniat seperti itu tapi tidak pernah diutarakan? Bukannya saya berprasangka buruk kepada pemerintah sihh, tapi memang banyak kejadian yang menyangkut persoalan ini lhoo..
tishanurinsani.blogspot.com 


                `So buat kamu-kamu para muslimin muslimat jangan sampai deh punya anak itu cuma dua, wong anak itu adalah investasi kita dunia ahirat, betul gak? Apalagi nih anak sholeh dan sholehah dapat mengantarkan kita kepada surga lho, apalagi kalau anaknya nih hafidz alias penghafal (yang menjaga) al-Qur’an maka kita sebagai orang tua akan mendapat mahkota di surga kelak. Aaamiiinn. Saya tidak berbicara semau saya sendiri lho, banyak kok hadits-hadits yang menjelaskan. Kalau sahabat-sahabati pada mau baca pasti ngerti dehh.. J Bukankah ayat al-Qur’an yang turun pertama kali adalah perintah tentang membaca? *Ingat suroh al ‘Alaq ayat 1-5* Apalagi nih buat orang jawa katanya "Banyak Anak Banyak Rejeki". Jangan salah lho, ungkapan itu masih berlaku sampai sekarang.. :) 

follow me @qhimahatthoyyib

Kamis, Agustus 01, 2013

Hai Muslim, Harga Dirimu Dimana?


                Assalamu’alaikum, hai frend apa kabar nih? Udah H-7 Idul Fitri lho? Bagaimana ibadah-nya? Makin lancar gak nih? Entah mengapa di saat bulan Romadhon akan meninggalkan kita, saya sangat ingin menulis terus..
Oh ya, ngomong-ngomong soal harga diri nih. Pada tahu gak sih harga diri itu apa? Saya dapat dari referensi terbaik negeri ini nih.. yup, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Harga Diri” berarti kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Nah dari definisi tersebut, saya akan sedikit bertanya. Apa pendapat anda jika ada seseorang yang selalu mengikuti trend ‘terkini’, padahal nih ya orang itu tuh gak pernah tahu arti, maksud atau apapun hal yang melatar belakangi trend tersebut frend? Hayoo gimana? Atau jangan-jangan pada ngerasa semua nih? J tenang saja, kadang saya juga merasa seperti itu kok frend kalo lagi khilaf, hehe
Nah, ternyata sebagai umat muslim seperti kita-kita ini nih.. harga diri itu penting banget lho. Tapi harga diri yang berlaku itu ditunjukkan hanya kepada orang-orang tertentu. What? pada penasaran gak sih, kenapa bisa gitu?
Jadi begini, saya beri tahu gambaran awalnya dulu yaa.. saat hidup di dunia, kita akan mengalami fasa-fasa yang sebagian besar orang menyebutnya “BERADA DI ATAS”. Pada fase tersebut kebanyakan dari kita umat manusia menganggap bahwa sedang disayang oleh Tuhan. Padahal belum tentu pula kenyataannya seperti itu. Bisa saja malah itu ujian terberat dari Tuhan yang diberikan kepada kita. Nah sebagai umat muslim nih, apapun keadaan kita, mau di atas, mau di bawah hendaknya kita selalu bersyukur dan bersabar.
Menurut suatu hadits yang telah dikatakan oleh Rosulullah nih, “Semua perkara yang terjadi pada orang beriman itu baik. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan apabila mendapat musibah ia bersabar. Dan keduanya itu memperoleh pahala.” Apalagi nih Allah telah menjanjikan pada suroh Ali Imron ayat 145 dan 185. Berikut terjemahannya :
145. sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Kembali lagi ke harga diri. Apa hubungan kata-kata pembuka pada paragraf di atas? Saya ingin memberi tahu kepada teman-teman. Jadi, apapun keadaannya, kita sebagai umat muslim hendaknya kembali lagi alias merujuk kembali kepada dua hal yang telah diwariskan kepada kita oleh Rosulullah, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Nah dengan demikian kita tidak perlu mengikuti trend-trend yang ada pada setiap masa yang kita lalui karena sesungguhnya trend yang harus selalu kita ikuti adalah dua warisan itu tadi. Apalagi bila pembuat trend itu bukan berasal dari umat muslim alias para kaum kafir, para atheis, para penyembah berhala, apapun lah sebutan mereka. Untuk hal ini Allah telah menerangkan pula pada suroh Ali Imron ayat 196-198. Berikut terjemahannya :
196. janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[260] di dalam negeri.
197. itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.
198. akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah)[261] dari sisi Allah. dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti[262].

[260] Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.
[261] Yakni: tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya seperti makanan, minuman dan lain-lain.
[262] Maksudnya ialah penghargaan dari Allah disamping tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya itu, adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi yang dinikmati orang-orang kafir itu.

So, begitulah.. mulai sekarang jaga harga diri itu ya frend? Apalagi dihadapan kaum kafir dan musuh-musuh islam itu tuh.. sepertinya ini perjalanan terakhir saya menyelami suroh Ali Imron. Nantikan ibroh dari suroh-suroh berikutnya yaa.. insyaAllah An-Nisa’ sedang menyusul J #KeepSpirit!

follow me @qhimahatthoyyib