Rabu, Agustus 07, 2013

Anak Rewel Saat Puasa? Ini solusinya!


                Assalamu’alaikum, selamat senja.. apa kareba sahabat? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT yaa.. nah hari ini, ada sedikit hal menarik yang akan saya bagikan kepada teman-teman nihh. Yup, mengenai puasa yang dijalankan oleh anak-anak. Pastinya nih udah pada tahu kan kalau anak yang belum baligh itu belum wajib puasa Romadhon, tapi apa salahnya sih kalau melatih mereka sejak kecil? Namun sayang sekali, banyak orang tua sekarang yang masih saja tidak mau melatih anaknya tersebut. Alasan-alasan yang sering sekali diucapkan adalah “Halah, masih anak-anak ini! lagian mereka kan gak kuat puasa dari pagi sampai maghrib?” atau pernyataan lain “Anak saya sudah latihan puasa kok, puasa dhuhur.”
                Huh, meskipun sebenarnya sudah dewasa, tapi para orang tua tetap saja belum menyadari dan belum bisa belajar dari masa lalu mereka ya? Begini pak/bu, tanpa bermaksud untuk menggurui anda, saya akan mengilustrasikannya dengan sebuah kasus. Berikut adalah kasus yang terjadi :
Suatu siang ada seorang anak yang dilarang oleh orang tuanya menonton televisi, alasannya karena tontonan televisi sudah tidak lagi bermutu. Namun sang anak menangis tersedu-sedu, memohon untuk diperbolehkan menonton kartun kesukaannya. Walhasil orang tuanya pun merasa kasihan melihatnya dan mengijinkan si anak untuk menonton dengan syarat ditemani oleh sang ibu dan hanya menonton kartun yang dimaksud. Sayangnya si anak terlalu cerdas hingga saat kartun pertama selesai, ia memohon kepada orang tuanya untuk lanjut menonton kartun berikutnya. Sebenarnya televisi telah dimatikan dan si anak kembali menangis tersedu-sedu. Sekali lagi, orang tuanya kembali merasa kasihan dan mengijinkannya lagi. Kali ini tanpa pengawasan karena orang tuanya ingin istirahat dan tanpa disadari si anak menonton sampai sore menjelang. Dan sore harinya saat jadwal mengaji tiba, si anak tertidur pulas melupakan sholat dan jadwal belajarnya.
Oke, demikian saja ilustrasinya. Apakah ada yang bisa mengambil ibrohnya (pelajaran)? Pertama, tanpa disadari dalam kasus tersebut orang tua lah yang dituntun oleh anak untuk menuruti keinginannya. Orang tua yang tidak tegas seperti itu akan selalu tertipu oleh anak. Anak-anak sekarang terlalu cerdas ayah dan bunda. Mereka akan menggunakan segala cara agar keinginannya dituruti utamanya adalah tipuan “menangis tersedu-sedu”. Cara inilah yang memang menurut mereka ampuh untuk ‘menaklukkan’ orang tuanya.
tashwirulafkar.com

Kedua, tanpa disadari juga meskipun acara televisi yang ditonton tidak buruk namun hal itu akan membuat mereka melupakan tugas yang seharusnya mereka lakukan saat sore harinya. Karena tidak tidur siang akan menyebabkan mereka lelah pada sore hari dan tertidur pulas. Hal ini dikarenakan orang tua tidak dapat mengatur dengan baik apa yang seharusnya dilakukan oleh anak mereka saat itu. Siang hari sepulang sekolah seharusnya anak-anak dijadwalkan untuk istirahat siang karena sorenya mereka harus mengaji, atau les, atau bermain dan kegiatan lain yang mereka sukai. Bahkan meonton juga bisa dijadwalkan pada jam ini juga.
Ketiga, hal tersebut tidak akan terjadi hanya satu kali. Selalu berulang pada hari-hari selanjutnya tanpa disadari juga. Bila orang tua tetap tidak tegas, maka anak akan berpikir bahwa hal tersebut diperbolehkan oleh orang tuanya. Dan akhirnya hal itu akan terus mereka lakukan sampai mereka sadar dengan sendirinya (entah sadarnya kapan). Bukan tentang tidur siang yang saya maksdukan namun tentang kedisiplinan jadwal yang diajarkan oleh orang tuanya.
Jadi begitulah sekedar ilustrasi. Namun hal ini tidak jarang terjadi pada keluarga-keluarga dimanapun berada terutama Indonesia. Dan ilustrasi tersebut sangat kuat kaitannya dengan apa yang kita sebut “Puasa model anak-anak”. Dari ilustrasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kelemahan para orang tua adalah pada hal ketegasan dan kedisiplinan. Dua sikap itulah yang seharusnya dipegang dan diterapkan dengan sungguh-sungguh oleh orang tua selain sikap kasih sayang dan lemah lembut terhadap anak-anaknya. Karena tanpa sikap kasih sayang dan lemah lembut maka orang tua akan dianggap jahat dan kasar oleh anaknya namun tanpa sikap ketegasan dan kedisiplinan maka orang tua dapat dianggap plin-plan oleh anaknya alias mudah ditipu.
www.republika.co.id

Maka dari itu, begitu pula hal-nya pada puasa. Keempat sikap tersebut juga harus diterapkan pada anak-anak. Orang tua juga harus percaya pada anaknya untuk melakukan puasa. Tanpa disadari oleh orang tua, dengan tidak menganggap mereka lemah dalam berpuasa maka akan menambah semangat mereka lhoo. Sekali-sekali juga menyemangati mereka dengan memberi hadiah kecil-kecil-an kepada mereka. Selain itu, orang tua juga jangan selalu memata-matai mereka saat berpuasa. Jika mereka berbohong, misalnya bilang berpuasa tapi diam-diam menuju kulkas untuk meminum air, orang tua jangan langsung membentak atau memarahi mereka. Yang terpenting adalah memberikan pemahaman kepada mereka tentang hakikat berpuasa, manfaat berpuasa, hukum berpuasa dan lainnya yang dianggap perlu. Meskipun tampaknya mereka belum memahami hal tersebut tapi percaya deh, otak anak-anak jauh lebih canggih daripada para dewasa. Mereka bisa merekam segala kejadian yang mereka dengar dan lihat serta suatu saat nanti mereka akan sadar dan mengingat hal itu.

Oke, sekian dulu tips untuk menyikapi rewelnya anak-anak saat berpuasa. Mohon maaf bila ada banyak kesalahan. SELAMAT MENCOBA! J


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar