Rabu, Februari 19, 2014

Senin, Februari 10, 2014

LIVE REPORT “RIHLAH Luar Biasa”



Bismillahirrohmanirrohim
Malam itu, 7 Februari 2014
                Dengan sedikit enggan, aku mengucap salam dan melangkah memasuki tempat mabit kami para akhwat BPU. Jujur saja, aku merasa sedikit tidak tenang meninggalkan amanah pentingku lainnya hanya demi RIHLAH. Ada yang belum tahu RIHLAH? Rihlah adalah Bahasa Arab yang berarti “Berlibur/Liburan”. Bukan hanya enggan karena meninggalkan amanah, tapi juga karena dari biro pembinaan sendiri hanya ada aku dan satu staf-ku. Tapi apalah daya, aku tak mungkin mengingkari komitmen dan janjiku kepada yang punya hajat. Lagipula aku juga memerlukan wadah untuk mengenal keluarga BPU ini lebih baik.
Pukul 21.30
Bukannya tidur untuk menyimpan energi, tapi kami malah sibuk menghabiskan energi dengan menyiapkan bahan-bahan untuk “bersenang-senang” besok. Kau harus tahu kawan apa yang telah kami lakukan dan apa yang telah kami korbankan. Mulai dari mengiris bawang merah, bawang putih, memotong kemangi, kacang panjang dan kubis, menggoreng kerupuk, menanak nasi, menyiapkan semua peralatan dan bahan yang harus dibawa, serta menyisir sisik ikan gurame. Sungguh, bukan hal yang berat bagi kami untuk melakukan itu semua, tapi satu hal yang perlu kau ingat! Berapa banyak kerupuk yang kami goring, berapa banyak nasi yang harus kami masak, berapa banyak jumlah gurame yang harus kami bersihkan, kami sisir sisiknya, kami keluarkan organ tubuhnya, sayangnya alat yang kami gunakan tak mumpuni. Hanya ada 3 pisau kecil dan jari-jari tangan kami. Sehingga tak sedikit dari kami yang terluka, tergores oleh sisik dan tulang keras bangkai itu, tapi kami tetap bertahan berusaha memberikan yang terbaik untuk kepentngan bersama esok hari.
Persiapan tersebut ternyata tidak membutuhkan waktu yang sebentar. Bisakah kau tebak kawan jam berapa kami selesai memasak dan mempersiapkan?
8 Februari 2014, Pukul 01.30
                Alhamdulillah semua persiapan akhirnya selesai, dan sekaranglah saatnya kami beristirahat, menenangkan diri menanti kumandang adzan shubuh dan lambaian mentari pagi serta membayangkan keindahan suasana esok hari.
Pukul 06.30
                Telah disiapkan dua mobil untuk mengakomodir akhwat, karena memang tidak memadai jika hanya ada satu mobil. Dengan berat hati (lagi-lagi) aku melangkah memasuki Panther silver berpelat W milik Direktur kami. Entah mengapa sampai sekarang aku belum begitu mampu menyugesti diriku sendiri agar tidak mual saat berada di dalam mobil. Sehingga perlu strategi khusus untuk melawan rasa mual yang telah kurasakan, bahkan semenjak aku mendengar kata “mobil” saat syuro/rapat. Maka dari itu dengan tulisan ini saya memohon maaf secara pribadi kepada rekan-rekan satu mobil terutama pak Direktur dan pendampingnya yang berubah fungsi menjadi supir, karena telah membuat gaduh suasana dalam mobil. Karena hal itu merupakan salah satu cara yang saya gunakan untuk mengurangi rasa mual dan cara saya mempererat ukhuwah dengan orang-orang sekitar saya. Bukan hal yang besar dan sesuatu yang istimewa memang saat kita bertanya apa warna favorit, kapan tanggal lahir, berapa jumlah saudara, bagaimana kondisi keluarga dan cerita-cerita masa lalu teman sebelah kita. Tapi dengan tanpa bertanya, apakah kita lebih bisa memahami mereka? Terutama saat perjalanan, tidak seru jika kita hanya berdiam diri dan tidur untuk mengisi kekosongan. Kalau kata seorang teman “KURANG GREGET”. So, keep your self KEPO ^_^ to Love your friend..
Pukul 11.30
                Alhamdulillah, akhirnya tiba juga rombongan Panther silver di depan pantai Balekambang, Malang. Dari sekian banyak rombongan BPU yang berangkat, kubu kami-lah yang datang pertama kali. Sungguh, luar biasaaaa indahnya…… 4 tahun sudah aku tidak berkunjung ke pantai sejak kunjungan terakhirku ke Pangandaran saat kelas 1 SMA. Tidak menunggu lama, kami langsung menuju kamar mandi dan musholla untuk menyelesaikan ritual siang kami agar kemudian kami dapat segera menikmati makhluk Allah yang merupakan dua pertiga bagian bumi tersebut. Selesai ritual, kami segera mencari tempat dan mempersiapkan segalanya untuk agenda RIHLAH selanjutnya alias acara inti yaitu “Bakar-bakar Ikan dan Foto-foto…..” yeeeyeeeyeee.
Otw (Di daerah Gunung)


Awal Kedatangan
                Dalam acara inilah kesabaran squad BPU diuji. Mulai dari bumbu yang salah konsep, bumbu yang kurang banyak, ikan yang kurang matang, dan kehabisan bumbu sampai-sampai harus menumpang penjual sekitar untuk menggoreng ikan yang kami bawa. Maka terjadilah “perang kecil” antara ikhwan/lelaki dan akhwat/perempuan. Akhwat yang begitu cerewet, akhwat yang begitu rewel, akhwat yang sedikit pilih-pilih, ikhwan yang kurang peka, ikhwan yang tidak sabar, ikhwan yang kurang peduli, semua sifat dan perbedaan itu muncul di “sini”. Tapi itulah sensasinya kawan, begitulah memang saat kita melakukan perjalanan. Bukankah ada tiga hal yang dapat mempererat ukhuwah kita? Salah satunya adalah perjalanan.
Sesi Persiapan

Sesi Bakar Ikan
Pukul 17.35        
Setelah berjam-jam lamanya kami menghabiskan waktu untuk bermain air dan pasir, membakar ikan, makan dan foto-foto, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke peradaban kita sesungguhnya. Yap, Surabaya. Butuh waktu kurang lebih 5 jam perjalanan dan perang batin antara otak dan perutku pun dimulai. Matahari mulai bersembunyi kembali dan gelap menggantikan tugasnya, jalanan pun tak mau kalah sehingga mulai tak terlihat wujudnya. Maka kecepatan laju Panther silver pelat W ini ditambah agar tidak tertinggal oleh lainnya yang kemudian membuat kubu kami merasakan “Jet Coaster” di gunung. Tak ayal jika kemudian tingkat mual dan pusing kepalaku bertambah, maka kuputuskan untuk tidak berbicara sampai track ini selesai dilewati.
Dekat Pura

Jalan Menuju Pura

View Pura

View Jembatan menuju Pura

Hampir Sunset

Menjelang Sunset

Sunset
Kondisi Sekitar saat "Jet Coaster"
Setelah bosan berlama-lama diam, kuputuskan untuk membuat kubu Panther silver ini berbicara. Kami membicarakan banyak hal, permainan masa kecil masing-masing daerah asal kami, kegiatan-kegiatan unik masa kecil kami, bahkan Direktur kami yang saat itu sedang menyupir pun menanggapi percakapan kami. Kurasa saat itu pak Dir mengantuk dan butuh hiburan untuk membuatnya tetap bisa menyetir dengan baik.
Pukul 22.30
Setelah sekian lama perjalanan, Alhamdulillah akhirnya kami sampai di kota Pahlawan ini. Waktu yang tabu untuk kebersamaan ikhwan akhwat. Walhasil, itulah akhir RIHLAH squad BPU JMMI periode 1314. Sampai jumpa lagi di agenda dan cerita-cerita selanjutnya kawan! Semoga Keluarga ini tetap utuh hingga kapanpun dan dimanapun kita berada serta bersama siapapun kita nantinya. Terimakasih telah membaca tulisan ini ^_^

follow me @qhimahatthoyyib