Assalamu’alaikum
semuanya~ Selamat berpuasa dan beribadah di bulan Romadhon 1442 H untuk semua
yang menjalankan. Sudah bertahun-tahun lamanya tidak ada tulisan rutin dariku selama bulan
Romadhon ya, padahal list yang ingin kutuliskan sudah kurancang lagi sejak tahun lalu. Kesibukan? Oh tentu itu hanyalah satu dari sekian alasan yang dapat
kita ucapkan bukan? Lain kali akan kuceritakan tentang pendapatku terhadap ‘alasan’.
Saat ini, aku ingin mengisahkan hal lain terlebih dahulu.
Sejak dulu, aku merasa bukan
termasuk pengikut tren. Genre lagu favorit, drama/film favorit, atau produk
lain meski hanya sekedar warung makan yang menjadi favoritku cenderung berbeda
dengan orang kebanyakan di masanya. Misalnya, aku bisa saja suka sesuatu yang
disukai orang-orang tua dan tak disukai kalangan seusiaku. Terkadang aku juga
sesuatu yang disukai anak-anak kecil atau yang lebih muda daripadaku. Bahkan sesuatu
yang semua kalangan suka pun, kenyataannya, aku tak suka. Sejumlah teori
kukaitkan, karena golongan darahku yang AB lah, atau kategoriku yang INFJ berdasarkan
hasil tes MBTI lah, atau mungkin karena aku seorang melankolis plegmatis. Tetapi
teori terkini berdasarkan fakta yang kudapati adalah karena aku belum bertemu
dengan segerombolan manusia yang satu selera.
Sekarang, siapa sih yang tak bisa
terhubung dengan manusia lain di ujung dunia yang berseberangan dengan kita? Semua
media bisa digunakan, hanya bermodalkan sekotak telpon pintar dan kemauan saja.
Kita bisa menjelajahi seluruh negeri. Dari itulah, aku mulai banyak menemukan
orang-orang yang sama, yang satu selera, yang sepemikiran. Meskipun pada
dasarnya, aku tetaplah sama, masih merasa asing terhadap sebuah julukan ‘pengikut
tren’. Kenyataannya, banyak orang di luar sana yang pengikut media sosialnya jutaan,
tapi aku bukan salah satu dari mereka. Banyak lagu, tontonan atau hal lain di
luar sana yang digandrungi puluhan juta orang, tapi aku bukanlah di antaranya.
Hal yang kusukai memang cenderung
berbeda dari orang kebanyakan. Tapi sama seperti semua orang, aku juga dapat
terpengaruh dari hal-hal yang kulihat. Contohnya adalah dua gambar berikut ini.
Gegara tontonan, aku jadi ingin mempunyai barang-barang tersebut. Tentu saja, banyak hal yang bisa dijadikan alasan agar barang-barang itu bermanfaat. Karena sebagai seorang muslim, semua yang kita lakukan, semua yang kita miliki, semua yang kita ikuti, jangan sampai termasuk ke dalam hal yang sia-sia. Kata Rosululllah, di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya (HR. at-Tirmidzi). Dalam hadits lain, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).
Dua hal itulah yang selalu kuingatkan
pada diriku sendiri. Tetapi kenyataannya, menjadi bermanfaat adalah hal yang
cukup mudah dilakukan, namun meninggalkan hal yang sia-sia, aku sendiri masih harus sangat
berjuang. Akhir kata, yuk kita tingkatkan amalan di sepertiga malam terakhir bulan Romadhon ini, dan juga di hari yang bertepatan dengan hari pendidikan nasional, yuk kita ingatkan
diri kita untuk terus belajar dan terus tingkatkan keilmuan dunia yang dapat memperberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.
#merdekabelajar #hardiknas2k21