Sahabat, jika
ingat masa-masa sekolah dasar kita duluuu sekali yang mana banyak olok-olokan
dari teman. Bahkan banyak teman-teman yang memanggil sebayanya dengan nama
bapaknya, dengan nama julukan yang menjijikkan bahkan mengolok pekerjaan teman
tersebut. Sampai pada tingkat kuliah, kerja dan kehidupan bermasyarakat pun
panggilan-panggilan buruk itu masih membekas dan tersisa. Padahal Allah telah
menjelaskan di dalam surat Al-Hujurot ayat 11-12 yang terjemahnya sebagai
berikut:
11. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi
yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.
[1409] Jangan
mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana
orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan
yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti
panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik,
Hai kafir dan sebagainya.
Sebab turunnya
kedua ayat tersebut adalah sesuai dengan yang diriwayatkan dalam kitab empat
sunan (Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’I dan Ibnu Majah) bahwa seorang laki-laki
mempunyai dua atau tiga nama. Orang itu sering dipanggil dengan nama tertentu
yang tidak ia senangi kemudian ayat 11 tersebut turun sebagai larangan
menggelari orang dengan nama-nama yang tidak menyenangkan. Dalam riwayat lain
(riwayat Al-Hakim dll dari Abu Jubair bin adl-Dlahhak) bahwa nama-nama gelar di
zaman jahiliah sangat banyak. Ketika Nabi SAW memanggil seseorang dengan
gelarnya, ada orang yang memberitahukan kepada beliau bahwa gelar itu tidak
disukainya. Dalam riwayat lainnya (riwayat Imam Ahmad dari Abu Jubair bin
adl-Dlahhak) bahwa ayat 11 turun berkenaan dengan Bani Salamah. Nabi SAW tiba
di Madinah pada saat orang-orang biasanya mempunyai dua atau tiga nama. Pada suatu
saat Rosulullah memanggil seseorang dengan salah satu namanya, tetapi ada orang
yang berkata: “Yaa Rosulullah sesungguhnya ia marah dengan panggilan itu.” Sehingga
ayat 11 turun sebagai larangan untuk memanggil orang dengan sebutan yang tidak
disukainya.
Sedangkan sebab
turunnya ayat keduabelas surat Al-Hujurot tersebut yang diriwayatkan oleh Ibnul
Mundzir dari Ibnu Juraij berkenaan dengan Salman Al-Farisi yang bila selesai
makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada orang yang
mempergunjing perbuatannya. Maka turunlah ayat ini untuk melarang seseorang
mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain.
Nah, dengan
mengetahui dan mempelajari dua ayat ini kita jadi paham bahwasannya ada
perasaan-perasaan orang lain yang harus kita perhatikan. Terlebih kita harus
menanyakan kepada diri kita sendiri apakah kita suka bila diperlakukan
demikian? Sehingga kita dapat berhati-hati dalam bertindak. Semoga bermanfaat J Wassalamu’alaikum.
follow me @qhimahatthoyyib
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar