Assalamu’alaikum
sahabat senjaaa, how are you? May Allah always bless us yaa.. di usia ibu
pertiwi yang semakin senja ini, hayoo coba tebak berapa? Yup, 68 tahun! Coba
bayangkan seharusnya di usia yang begitu renta tersebut, wajah ibu pertiwi kita
seperti apa? Apa yang seharusnya ia lakukan? Membayangkannya saja tiba-tiba
membuatku ngeri, pada umur yang begitu tua, aku sudah seperti apa ya?
Jangan-jangan malah sudah tidak ada di dunia ini? :’(
Di
zaman yang serba canggih seperti ini, pemandangan menakjubkan seringkali
membayangi pelupuk mata kita. Sayangnya, lebih banyak pemandangan yang buruk
dari pada yang baik. Contoh kecilnya saja melihat orang berPACARAN. Di belahan
dunia bagian mana sih yang tidak mengenal istilah itu? Meskipun tentunya dengan
bahasa Negara atau daerah masing-masing. Saya yakin hal itu tidak ada,
Mengerikan! Malah orang-orang yang tidak berpacaran dianggap aneh dan dinilai
tabu, Na’udzubillah tsumma Na’udzubillah!!
Pada
tulisan ini, saya tidak akan bercuap-cuap panjang mengenai pacaran. Hal itu
sudah banyak dibahas oleh pakar-pakar kesehatan, pakar-pakar agama, dengan
pokok bahasan mendekati zina atau bahkan berzina. Yang saya tekankan di sini
adalah, bagaimana cara orang tua mendidik anaknya. Terlebih bahwa jika mereka-lah
yang sebenarnya membolehkan anak-anak mereka untuk pacaran. Bahkan, jika anak
itu tidak mencari, maka akan dicarikan dan dipaksa untuk mencari PACAR.
Mengenaskan!! Sampai segitunya yahh.. padahal belum tentu pacar adalah jodoh.
Jadi teringat
obrolan saya dengan dua kakak sepupu saya. Satunya laki-laki dan satunya
perempuan, persamaan mereka adalah keduanya sudah memiliki “seseorang”. Memang
sih usia mereka sudah menginjak usia SIAP MENIKAH, tapi punya pacar bukanlah
jembatan yang baik untuk mencari jodoh. Nah saat kita berkumpul bertiga itu,
kakak perempuanku melihat foto cewek kakak laki-lakiku kemudian berkata, “Weh,
sama-sama punya tahi lalat di pipi nih yee.. kayaknya jodoh nih!!”, kemudian
kujawab “Di-amiin-in gak ya enaknya..?” lalu kakak laki-lakiku menjawab sambil
menyengir kuda, “Lah emang sudah jodoh kok..” Weleh-weleh pe-de banget
orang ini, pikirku dalam hati.
Oke,
balik lagi guys.. Kita sebagai umat muslim nih sudah diberitahu oleh
Allah SWT lewat al-Qur’an dan berkali-kali diajari oleh Nabi Besar kita
Muhammad SAW bahwa taat kepada orang tua merupakan jembatan segala hal.
Contohnya jembatan meraih kesuksesan, jembatan meraih keberhasilan, dan
jembatan-jembatan lain yang tentunya baik untuk kita. Sayangnya terkadang
banyak sekali manusia utamanya adalah umat muslim yang salah dalam memahami
kata “taat kepada orang tua”. Kok bisa begitu? Salah di bagian mana-nya?
Allah
memang telah menjelaskan dalam al-Qur’an pada suroh Luqman. Allah menceritakan
kepada Nabi Muhammad SAW bagaimana nasihat seorang sholeh bernama Luqman kepada
anaknya. Nasihat tersebut berisi agar seorang anak hendaknya tidak mengufuri
nikmat Allah dan taat kepada orang tuanya. Dalam suatu hadits pun Rosulullah
Muhammad juga menjelaskan bahwa Ridho Allah terletak pada Ridho orang tua. Satu
lagi, beliau juga menjelaskan bahwa hendaklah kita taat kepada ibu, ibu, ibu
dan kemudian bapak.
Dalam
hal yang demikian itu sesungguhnya ada pesan tersirat yang disampaikan oleh
Allah maupun Rosulullah kepada kita semua. Apa itu? Bahawasannya ketaatan yang
kita lakukan kepada orang tua hendaknya merupakan perintah atau hal-hal yang
akan mendekatkan kita dan semakin cinta kepada Allah dan Rosul-Nya. Nah, kalau
misalkan kita diperintahkan untuk berpacaran, tidak diperbolehkan memakai
jilbab/hijab, atau perintah-perintah lain mengenai hal yang akan menjauhkan
kita dari Allah dan tidak sesuai dengan syari’ah agama Islam maka hendaknya
kita tidak menaatinya dan bahkan diperintahkan untuk membenarkannya. Kalau
tidak mengingatkannya sekarang, lantas kapan lagi? Apa kita mau berada di surga
sendirian, tanpa orang tua, tanpa teman-teman?
Untuk
hal yang demikian itu, Allah telah menjelaskan di dalam al-Qur’an mengenai
perbuatan pendahulu atau nenek moyang yang salah dan dilarang untuk ditirukan.
Salah satunya nih di dalam suroh Yaa-sin berikut :
3. Sesungguhnya kamu salah
seorang dari rasul-rasul,
4. (yang berada) diatas jalan
yang lurus,
5. (sebagai wahyu) yang
diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
6. agar kamu memberi
peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan,
karena itu mereka lalai.
7. Sesungguhnya telah pasti
Berlaku Perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka
tidak beriman.
8. Sesungguhnya Kami telah
memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, Maka
karena itu mereka tertengadah.
9. dan Kami adakan di hadapan
mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata)
mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
10. sama saja bagi mereka
Apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi
peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
11. Sesungguhnya kamu hanya
memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan[1264] dan
yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka
berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
[1264] Maksudnya peringatan yang diberikan
oleh Nabi Muhammad s.a.w. hanyalah berguna bagi orang yang mau mengikutinya.
Oke
deh, itu aja yang bisa saya tuliskan hari ini, semoga kita bisa mengambil
manfaat dari tulisan tersebut. Akhir kata, tetaplah kita selalu istiqomah di
dalam kebenaran, jangan sampai kita salah taat kepada orangtua. Apapun
alasannya.. tetap Lanjutkan!! #KeepSpirit!
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar