Jumat, Agustus 16, 2013

Salah Taat Kepada Orang Tua


                Assalamu’alaikum sahabat senjaaa, how are you? May Allah always bless us yaa.. di usia ibu pertiwi yang semakin senja ini, hayoo coba tebak berapa? Yup, 68 tahun! Coba bayangkan seharusnya di usia yang begitu renta tersebut, wajah ibu pertiwi kita seperti apa? Apa yang seharusnya ia lakukan? Membayangkannya saja tiba-tiba membuatku ngeri, pada umur yang begitu tua, aku sudah seperti apa ya? Jangan-jangan malah sudah tidak ada di dunia ini? :’(
                Di zaman yang serba canggih seperti ini, pemandangan menakjubkan seringkali membayangi pelupuk mata kita. Sayangnya, lebih banyak pemandangan yang buruk dari pada yang baik. Contoh kecilnya saja melihat orang berPACARAN. Di belahan dunia bagian mana sih yang tidak mengenal istilah itu? Meskipun tentunya dengan bahasa Negara atau daerah masing-masing. Saya yakin hal itu tidak ada, Mengerikan! Malah orang-orang yang tidak berpacaran dianggap aneh dan dinilai tabu, Na’udzubillah tsumma Na’udzubillah!!
                Pada tulisan ini, saya tidak akan bercuap-cuap panjang mengenai pacaran. Hal itu sudah banyak dibahas oleh pakar-pakar kesehatan, pakar-pakar agama, dengan pokok bahasan mendekati zina atau bahkan berzina. Yang saya tekankan di sini adalah, bagaimana cara orang tua mendidik anaknya. Terlebih bahwa jika mereka-lah yang sebenarnya membolehkan anak-anak mereka untuk pacaran. Bahkan, jika anak itu tidak mencari, maka akan dicarikan dan dipaksa untuk mencari PACAR. Mengenaskan!! Sampai segitunya yahh.. padahal belum tentu pacar adalah jodoh.
Jadi teringat obrolan saya dengan dua kakak sepupu saya. Satunya laki-laki dan satunya perempuan, persamaan mereka adalah keduanya sudah memiliki “seseorang”. Memang sih usia mereka sudah menginjak usia SIAP MENIKAH, tapi punya pacar bukanlah jembatan yang baik untuk mencari jodoh. Nah saat kita berkumpul bertiga itu, kakak perempuanku melihat foto cewek kakak laki-lakiku kemudian berkata, “Weh, sama-sama punya tahi lalat di pipi nih yee.. kayaknya jodoh nih!!”, kemudian kujawab “Di-amiin-in gak ya enaknya..?” lalu kakak laki-lakiku menjawab sambil menyengir kuda, “Lah emang sudah jodoh kok..” Weleh-weleh pe-de banget orang ini, pikirku dalam hati.
                Oke, balik lagi guys.. Kita sebagai umat muslim nih sudah diberitahu oleh Allah SWT lewat al-Qur’an dan berkali-kali diajari oleh Nabi Besar kita Muhammad SAW bahwa taat kepada orang tua merupakan jembatan segala hal. Contohnya jembatan meraih kesuksesan, jembatan meraih keberhasilan, dan jembatan-jembatan lain yang tentunya baik untuk kita. Sayangnya terkadang banyak sekali manusia utamanya adalah umat muslim yang salah dalam memahami kata “taat kepada orang tua”. Kok bisa begitu? Salah di bagian mana-nya?
                Allah memang telah menjelaskan dalam al-Qur’an pada suroh Luqman. Allah menceritakan kepada Nabi Muhammad SAW bagaimana nasihat seorang sholeh bernama Luqman kepada anaknya. Nasihat tersebut berisi agar seorang anak hendaknya tidak mengufuri nikmat Allah dan taat kepada orang tuanya. Dalam suatu hadits pun Rosulullah Muhammad juga menjelaskan bahwa Ridho Allah terletak pada Ridho orang tua. Satu lagi, beliau juga menjelaskan bahwa hendaklah kita taat kepada ibu, ibu, ibu dan kemudian bapak.
                Dalam hal yang demikian itu sesungguhnya ada pesan tersirat yang disampaikan oleh Allah maupun Rosulullah kepada kita semua. Apa itu? Bahawasannya ketaatan yang kita lakukan kepada orang tua hendaknya merupakan perintah atau hal-hal yang akan mendekatkan kita dan semakin cinta kepada Allah dan Rosul-Nya. Nah, kalau misalkan kita diperintahkan untuk berpacaran, tidak diperbolehkan memakai jilbab/hijab, atau perintah-perintah lain mengenai hal yang akan menjauhkan kita dari Allah dan tidak sesuai dengan syari’ah agama Islam maka hendaknya kita tidak menaatinya dan bahkan diperintahkan untuk membenarkannya. Kalau tidak mengingatkannya sekarang, lantas kapan lagi? Apa kita mau berada di surga sendirian, tanpa orang tua, tanpa teman-teman?
                Untuk hal yang demikian itu, Allah telah menjelaskan di dalam al-Qur’an mengenai perbuatan pendahulu atau nenek moyang yang salah dan dilarang untuk ditirukan. Salah satunya nih di dalam suroh Yaa-sin berikut :
3. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,
4. (yang berada) diatas jalan yang lurus,
5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
6. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
7. Sesungguhnya telah pasti Berlaku Perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.
8. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, Maka karena itu mereka tertengadah.
9. dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
10. sama saja bagi mereka Apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
11. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan[1264] dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

 [1264] Maksudnya peringatan yang diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. hanyalah berguna bagi orang yang mau mengikutinya.

                Oke deh, itu aja yang bisa saya tuliskan hari ini, semoga kita bisa mengambil manfaat dari tulisan tersebut. Akhir kata, tetaplah kita selalu istiqomah di dalam kebenaran, jangan sampai kita salah taat kepada orangtua. Apapun alasannya.. tetap Lanjutkan!! #KeepSpirit!

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar