Kamis, Agustus 01, 2013

Hai Muslim, Harga Dirimu Dimana?


                Assalamu’alaikum, hai frend apa kabar nih? Udah H-7 Idul Fitri lho? Bagaimana ibadah-nya? Makin lancar gak nih? Entah mengapa di saat bulan Romadhon akan meninggalkan kita, saya sangat ingin menulis terus..
Oh ya, ngomong-ngomong soal harga diri nih. Pada tahu gak sih harga diri itu apa? Saya dapat dari referensi terbaik negeri ini nih.. yup, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Harga Diri” berarti kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Nah dari definisi tersebut, saya akan sedikit bertanya. Apa pendapat anda jika ada seseorang yang selalu mengikuti trend ‘terkini’, padahal nih ya orang itu tuh gak pernah tahu arti, maksud atau apapun hal yang melatar belakangi trend tersebut frend? Hayoo gimana? Atau jangan-jangan pada ngerasa semua nih? J tenang saja, kadang saya juga merasa seperti itu kok frend kalo lagi khilaf, hehe
Nah, ternyata sebagai umat muslim seperti kita-kita ini nih.. harga diri itu penting banget lho. Tapi harga diri yang berlaku itu ditunjukkan hanya kepada orang-orang tertentu. What? pada penasaran gak sih, kenapa bisa gitu?
Jadi begini, saya beri tahu gambaran awalnya dulu yaa.. saat hidup di dunia, kita akan mengalami fasa-fasa yang sebagian besar orang menyebutnya “BERADA DI ATAS”. Pada fase tersebut kebanyakan dari kita umat manusia menganggap bahwa sedang disayang oleh Tuhan. Padahal belum tentu pula kenyataannya seperti itu. Bisa saja malah itu ujian terberat dari Tuhan yang diberikan kepada kita. Nah sebagai umat muslim nih, apapun keadaan kita, mau di atas, mau di bawah hendaknya kita selalu bersyukur dan bersabar.
Menurut suatu hadits yang telah dikatakan oleh Rosulullah nih, “Semua perkara yang terjadi pada orang beriman itu baik. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan apabila mendapat musibah ia bersabar. Dan keduanya itu memperoleh pahala.” Apalagi nih Allah telah menjanjikan pada suroh Ali Imron ayat 145 dan 185. Berikut terjemahannya :
145. sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Kembali lagi ke harga diri. Apa hubungan kata-kata pembuka pada paragraf di atas? Saya ingin memberi tahu kepada teman-teman. Jadi, apapun keadaannya, kita sebagai umat muslim hendaknya kembali lagi alias merujuk kembali kepada dua hal yang telah diwariskan kepada kita oleh Rosulullah, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Nah dengan demikian kita tidak perlu mengikuti trend-trend yang ada pada setiap masa yang kita lalui karena sesungguhnya trend yang harus selalu kita ikuti adalah dua warisan itu tadi. Apalagi bila pembuat trend itu bukan berasal dari umat muslim alias para kaum kafir, para atheis, para penyembah berhala, apapun lah sebutan mereka. Untuk hal ini Allah telah menerangkan pula pada suroh Ali Imron ayat 196-198. Berikut terjemahannya :
196. janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[260] di dalam negeri.
197. itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.
198. akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah)[261] dari sisi Allah. dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti[262].

[260] Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.
[261] Yakni: tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya seperti makanan, minuman dan lain-lain.
[262] Maksudnya ialah penghargaan dari Allah disamping tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya itu, adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi yang dinikmati orang-orang kafir itu.

So, begitulah.. mulai sekarang jaga harga diri itu ya frend? Apalagi dihadapan kaum kafir dan musuh-musuh islam itu tuh.. sepertinya ini perjalanan terakhir saya menyelami suroh Ali Imron. Nantikan ibroh dari suroh-suroh berikutnya yaa.. insyaAllah An-Nisa’ sedang menyusul J #KeepSpirit!

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar