Hari
ini masing-masing anggota lab kami (laboratorium bahan alam) melakukan
presentasi capaian 2018 dan rencana 2019. Setiap orang menampilkan desain,
poin, dan isi presentasi berbeda karena memang tidak ada format khusus/tetap
seperti penulisan makalah tesis atau jurnal. Sehingga masing-masing orang menampilkan
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Terutama pada poin rencana yang akan
dilakukan pada tahun 2019, sebagian besar poin sangat beragam di samping
menyelesaikan tesis atau tugas akhir. Beberapa berencana untuk wirausaha, beberapa
ingin melanjutkan studi di luar negeri, beberapa hanya menyampaikan fokusan studi
saja, beberapa juga ingin mendapat pekerjaan tetap. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat kestabilan yang diinginkan masing-masing orang sangat berbeda dan
beragam. Keinginan tersebut ada karena latar belakang yang berbeda, kemampuan
yang berbeda, dan sebab-sebab lainnya.
Poin-poin
yang dapat diambil dari kejadian tersebut adalah pertama bahwa reaksi
setiap individu terhadap perintah amatlah beragam terlebih ketika tidak ada persyaratan
tertentu. Pun saat ada syarat-syarat khusus, perbedaan reaksi antar individu
juga tidak akan hilang sepenuhnya. Kedua yaitu definisi stabil setiap
orang berbeda bergantung pada keadaan diri dan mungkin juga lingkungan. Kestabilan
pada diri manusia juga mencakup hal yang disebut kemapanan. Ketiga yaitu
usaha yang dilakukan pun juga akan berbeda oleh setiap individu meskipun target
akhir yang ingin dicapai sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kita
tidak perlu risau menghadapi pebedaan di dalam kehidupan ini. Terlebih dalam
perbedaan pendapat terutama di tahun politik 2019. Bahkan dalam hal beragama
pun telah disebutkan di dalam Al-Qur’an oleh Allah yaitu tidak ada paksaan
dalam memilih agama islam. Tetapi jika kita berbeda agama maka diperintahkan
bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Hal ini justru merupakan pernyataan
kebebasan dan toleransi terbaik yang diberikan oleh agama islam. Namun, jika
sudah menjadi muslim maka ketetapan, perintah, larangan dan aturan lainnya bagi
kaum muslimin wajib kita taati.
Sikap-sikap
demikian tersebut sebenarnya sudah alami terjadi di kehidupan ini. Setiap
tumbuhan misalnya, memiliki senyawa yang berbeda di masing-masing tubuhnya. Hal
ini dikarenakan mereka harus bertahan hidup di tempat-tempat yang berbeda. Beberapa
harus tahan di dasar laut melawan dingin, sebagian di atas gunung melawan
angin, sebagian lainnya mengeluarkan bau tak sedap, sebagian lain lagi menyemprotkan
harum yang menyengat, dan sebagainya dan sebagainya. Tumbuhan bertahan hidup
dengan caranya masing-masing. Senyawa yang ada di dalam tubuhnya bereaksi
dengan cara masing-masing.
Secara umum
reaksi yang terjadi di dalam kehidupan adalah reaksi oksidasi dan reduksi karena
unsur utama senyawa organik yaitu oksigen, hidrogen dan karbon. Reaksi tersebut
kemudian didetilkan menjadi empat reaksi utama yaitu subtitusi (penggantian),
eliminasi (pengurangan), adisi (penambahan) dan penataan ulang (perubahan
struktur namun jumlah unsur tetap). Maka begitu pulah lah reaksi yang dapat
kita lakukan dalam menjalani kehidupan. Jika ada yang rusak maka dilakukan
penggantian. Jika ada kelebihan maka dilakukan pengurangan. Jika ada kekurangan
maka harus dilengkapi. Jika tidak ada input dari luar maka sebaiknya
restrukturisasi/penataan ulang. Pada sistematika reaksi adisi senyawa alkena
(rangkap dua) dan alkuna (rangkap tiga) pun ada perbedaan hasil. Ada senyawa
yang memenuhi aturan markovnikov (kaya semakin kaya) atau anti markovnikov.
Oleh karena itu,
hendaknya kita sewajarnya saja dalam menyikapi perbedaan. Baik pada perbedaan
pendapat, perbedaan sifat, perbedaan derajat, atau perbedaan lainnya karena
sesungguhnya setiap makhluk itu sama yaitu memiliki perbedaan. Sekian, semoga
bermanfaat. insyaAllah tulisan-tulisan ke depan masih dalam tema yang sama
dengan permasalahan dan solusi kimia yang lebih rinci. Wassalam~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar