Rabu, Desember 12, 2018

Revolusi Industri 4.0: VR, AR, KOREA AND INDONESIA



Assalamu’alaikum sahabat, semoga Allah selalu limpahkan kebaikan pada kita semua amiin. Kali ini saya mencoba menuliskan sesuatu sedikit keluar dari bidang saya. Seperti sahabat semua ketahui, bahwa banyak tulisan saya yang mengedepankan analisis. Terutama di bidang keilmuan saya yaitu Kimia, serta bidang lain yang saya tekuni yaitu tadabbur ayat Al-Qur’an, juga hal lain yang menarik bagi saya yaitu variety show Korea, dorama Jepang, dan tontonan dengan action and sci-fi theme. Namun kali ini kita akan membahas sesuatu yang berbeda yaitu salah satu drama Korea yang baru saja tayang pada awal bulan Desember 2018 ini.
Beberapa sahabat yang telah mengikuti tulisan ini sejak lama, mungkin sudah tahu bahwa saya tak suka dengan drama Korea (read: drakor bukan movie/film). Terutama karena tema-tema drakor 90% adalah romance yang membuat saya ithcy and chilly. Berbeda dengan penggemar lain yang menggandrungi negeri ginseng itu karena drama dan idolnya, saya menggandrungi mereka karena kecepatan perkembangan teknologi dan kekokohan warisan budayanya. Jadi, banyak judul drakor terlewatkan bagi saya meskipun hal tersebut sangat hits di Indonesia.
Selama ini, drakor yang menarik bagi saya adalah ‘Jang Yeong Sil’ (2015) yang menceritakan ilmuwan perbintangan Korea, ‘SPY’ yang menceritakan agen rahasia China, dan ‘Descendent of the Sun’ (2016) yang bertema perang dan pemberontakan. Sebelum itu belum banyak mengenal Korea dan setelah itu tak ada. Namun saat ini, saya tidak menyangka bahwa akan kembali tertarik pada drakor. Drama ini setengahnya berisi adegan roman dan sisanya adalah adegan aksi. Tidak seperti drama bertema aksi lainnya, drama ini mengambil konsep AR (Augmented Reality) yang telah dikembangkan pada aplikasi permainan.
Berjudul ‘Memories of the Alhambra’, saya mengira drama ini hanya berisi roman seperti biasa. Hanya saja kata Alhambra sangat mengusik saya, karena tempat ini adalah salah satu tempat bersejarah bagi dunia Islam. Namun, sangat tidak disangka bahwa episode pertama sudah membuat saya terkagum dengan adegan virtual yang disajikan. Menurut saya dengan konsep baru ini, drakor yang biasanya hanya mengambil hati penonton wanita melalui adegan roman, kini dapat juga mengambil hati penonton pria melalui adegan game yang dibuat nyata. Saya yakin drama ini akan disukai oleh kaum adam (terutama para gamers) karena konsep AR dan graph editing yang sangat meyakinkan.
VR (Virtual Reality) dan AR adalah dua kata asing bagi saya karena istilah tersebut tidak dikenal di bidang kami. Bidang-bidang yang menggunakan VR dan AR adalah bidang elit teknologi seperti teknologi pesawat, teknologi militer, dan teknologi kedokteran. Namun saat ini, kedua istilah tersebut sangat umum dikenal terutama di kalangan gamers. Salah satu aplikasi permainan berkonsep AR yang terkenal adalah pokemon GO!. Permainan menjadi sangat menarik karena melibatkan benda dan lingkungan nyata di sekitar kita.
Korea merupakan salah satu negara yang terkenal cepat dalam pengaplikasian teknologi. Permainan berkonsep VR dan AR sudah dapat dinikmati oleh orang-orang umum. Selain dengan mobile phone, mereka juga dapat menikmatinya di kios permainan setempat. Sebagai negara yang kemerdekaannya hanya dua hari setelah negeri ginseng itu, Indonesia, menurut saya patut mencontoh cara berkembangnya negeri tersebut. SDM negeri ini tak kalah banyak dan tak kalah pandai. Kampus teknik sudah tersebar di mana-mana. Sebagian ilmuwan juga telah belajar dari kampus negara lain. Jadi, tunggu apa lagi?
Indonesia yang saat ini hingga 15 tahun ke depan sedang mengalami bonus demografi, dinyatakan oleh banyak ahli bahwa kita berada dalam “masa emas”. Terlebih dengan adanya Revolusi Industri 4.0 yang berbasis teknologi digital, Indonesia harus segera memperbaiki diri sebelum terlambat jika ingin menguasai dunia. Berbicara tentang perbaikan Indonesia, maka perbaikan terkecil harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat dan selamat menikmati perubahan.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar