Ghurfatul
Jannah, 28 Rojab 1434 H—Assalamu’alaikum, sahabat semua apa kabar? Semoga selalu
dalam lindungan Allah SWT. Setelah sekian lama vakum dari blog, akhirnya saya
kembali lagi. Sekedar basa-basi, Alhamdulillah rasanya beban yang ada di kepala
saya tiba-tiba hilang begitu saja setelah kejadian malam ini. Bisa jadi
kemungkinan besar memang hal inilah yang bisa mengobati paku yang tertancap di
kepalaku sejak semalam tadi.
Siang tadi
sekitar pukul 14.30 WIB tiba-tiba hape-ku berdering tanda sms masuk. Saat
itu aku baru saja menyelesaikan kebutuhanku kepada Allah setelah berjam-jam
tertidur pulas akibat paku yang tertancap di kepala sejak semalam tadi. Entah mengapa
tiba-tiba kemarin siang setelah sholat dhuhur, badanku tiba-tiba berteriak
memberontak ditambah pusing hebat yang tiba-tiba melanda. Tak kuat pulang,
akhirnya aku meminta seorang sahabat untuk mengantarkanku. Sepulang dari
masjid, aku terlelap dalam tidur hingga malam menjelang. Sebentar-sebentar aku
bangun hanya untuk sholat ashar dan maghrib lalu terlelap kembali hingga pukul
03.00 WIB menjelang. Di sela-sela tidur malamku yang tidak menyenangkan,
ternyata banyak hal menyenangkan yang kurasakan seperti di belikan makan dan teh
hangat serta dipijati. Usai sholat shubuh dan ritual pagi lainnya, aku kembali
tertidur pulas masih dengan beban di kepala.
Kembali lagi ke
masalah hape yang berdering. Kuletakkan segera novel yang sedang kubaca
dan beralih membaca sms yang ternyata ditulis oleh direktur Badan Pelayanan
Umat (BPU) 1213. Penasaran, segera saja kubuka dan ternyata MENAKJUBKAN! Baru saja
tadi pagi aku berkata dalam hati, “Kangen juga sama bu Sundari dan bu Suadah (utamanya
pada dik Izzah dan dik Galih), tapi kapan ya bisa kesana?” dan sms itu pun
menjawab pertanyaan batinku. Yup, malam ini juga akhirnya aku berangkat ke rumah bu Sundari bersama dengan Wakil
Direktur BPU 1314 dengan tujuan utama yaitu pendataan dan tujuan sampingan (Hi-mit-su,
hanya aku dan Allah yang tahu :D).
Rencana awal
silaturrahim itu sebenarnya pada hari Senin lalu, namun ternyata hal itu tidak
tercapai. Menurut cerita bu Sundari malam ini, ternyata beliau telah menyiapkan
banyak tempe goreng kesukaanku karena aku memberitahu beliau untuk datang ke
sana. Tapi setelah lama ditunggu, batang hidungku tak muncul juga di rumah
beliau. Sedikit kecewa mungkin karena aku tidak jadi datang ke sana hari itu (maaf
ya bu). Tapi sahabat, sungguh AMAZING! Aku merasa bukan apa-apa diantara
ibu-ibu itu tapi dianggap sangat istimewa, disambut mewah seolah seorang tamu
yang datang dari pulau jauh dan lama tak pernah bertemu. Kejadian itu
mengingatkanku pada moment pada beberapa pekan yang lalu.
Entah tanggal
berapa, yang jelas aku ingat hari itu adalah hari sabtu. Pukul 08.00 WIB aku berangkat
ke rumah bu Sundari karena sudah berjanji kepada beliau akan berkunjung ke
sana. Rencananya tujuan utama hari itu adalah memberikan hak bu Sundari dan bu
Suadah yang sudah membantu BPU dalam prodak “Brownies KARIBIA”. Setelah sampai
sana, ternyata bu Suadah tak kunjung datang dikarenakan mengantarkan sanak
saudaranya ke pelabuhan. Jadilah saya mengobrol ria dengan dek Zidan, dek Suci,
dek Izzah dan bu Sundari sambil menunggu bu Suadah datang. Untunglah ada notebook
di tas, akhirnya ku putarkan saja film ‘Barbie’ agar suasana tak hening
terlalu lama. Satu jam kemudian akhirnya bu Sundari menghidangkan banyak
jajanan di depanku, tempe goreng, pisang goreng, teh hangat. Hingga dua jam
berlalu, akhirnya bu Sundari menawarkan sarapan padaku dan meminta dek Suci
untuk tetap membelikannya padahal aku sudah menolaknya (mengingat aku sudah membeli
sarapan dan masih ada di asrama). Ditambah es teh, lengkap sudah hidangan yang
telah disiapkan oleh bu Sundari padaku. Bukannya bahagia tapi jadi malu rasanya
padahal aku tak merasa berbuat apa-apa pada beliau.
takingtimeformommy.com |
Back to the
story tonight. Pukul 20.30 akhirnya aku sampai di rumah bu Sundari. Malam ini
dek Izzah sudah tertidur pulas dan ternyata bu Sundari juga sedang di
sampingnya. Sungkan sebenarnya karena mengganggu istirahat beliau. Setelah
duduk dan sedikit basa-basi akhirnya kami mengutarakan tujuan utama datang ke
sana. Beliau merasa tidak banyak membantu kami, maka beliau meminta dek Suci
untuk memanggil bu Fatimah yang tau seluk beluk urusan ini. Saat waktu menunjukkan
pukul 21.00 WIB kami meminta izin untuk pulang namun bu Fatimah menawari kami
untuk mampir ke rumah beliau. Sungkan menolak, kami pun akhirnya tiba di rumah
beliau. Berpadu antara warna hijau dan putih, rumah ini terlihat begitu lembut
dan sederhana. Beranggotakan 4 orang, bu Fatimah, suami, dek Saida (2 SD) dan
dek Haris (3 tahun) rumah ini terlihat sangat segar ditambah kelincahan dan
keaktifan dek Haris yang selalu ceria dan jarang sekali rewel.
Usai pamitan kepada
bu Fatimah, kami bertemu dengan bu Suadah di tengah jalan. Beliau menanyakan kabar kami dan meminta kami untuk
mampir ke rumah beliau. Sayang sekali, waktu menunjukkan pukul 21.30 dan kami
menolak tawaran beliau. Sungguh sangat disayangkan, padahal kami juga ingin
pergi ke sana, terutama aku karena aku sangat rindu. Sayang sekali malam ini
terlewat begitu saja, padahal sangat indah dan begitu sempurna. Entahlah,
rasanya sakit ini tiba-tiba terobati usai kembali dari sana dan pulang menuju
asrama tercinta. Kurasa Tuhan selalu punya cara untuk mengobati rasa sakit
setiap hambanya. KARENA ALLAH BEGITU MAHA
PENYAYANG DAN DIA SELALU PUNYA CARA UNTUK MENYAYANGI SETIAP HAMBANYA ^_^
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar