Assalamu’alaikum
sahabat senja,, kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai barisan. Kata
“barisan” memiliki kedudukan yang istimewa dalam islam karena kata ini
dijadikan dua nama surat sekaligus dalam Al-quran yaitu surat “Asshooffaat” dan
“Asshooff” yang artinya barisan-barisan. Dalam surat Asshoffat, kata “barisan”
terdapat pada dua ayat yaitu ayat 1 dan ayat 165.
Dari dua
ayat tersebut, ada salah satu ungkapan menakjubkan pada ayat 165 yang artinya :
164. tiada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan
mempunyai kedudukan yang tertentu,
165. dan Sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf (dalam
menunaikan perintah Allah).
Dalam terjemahan ayat tersebut dijelaskan bahwa malaikat
mempunyai kedudukan yang berbeda-beda artinya setiap malaikat mempunyai tugas
yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang diberikan oleh Allah kepada
masing-masing mereka. Setelah itu ditegaskan pada ayat selanjutnya bahwasannya
meskipun memiliki tugas yang berbeda-beda namun mereka tetap satu hati secara
bersama-sama taat kepada Allah SWT.
Sahabat,
begitu pulalah seharusnya kita bertingkah. Kita juga harus seperti malaikat itu
meski kita bukan malaikat. Sudah selayaknya kita sebagai manusia dan umat
muslim yang notabene adalah makhluk sosial juga berbondong-bondong dan
bersama-sama dalam menegakkan kebenaran. Dalam kegiatan dakwah hal tersebut
disebut sebagai ‘Amal Jama’i alias bekerja bersama-sama. Untuk
melakukan ‘amal jama’i ini, hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah
“MERAPATKAN BARISAN”. Bagaimana merapatkan barisan menjadi penting sekali dalam
kegiatan ‘amal jama’i? berikut sedikit keterangannya..
Dalam
peribahasa Indonesia yang telah lama kita kenal disebutkan bahwa ‘Nila Setitik
Merusak Susu Sebelanga’. Peribahasa tersebut mempunyai banyak makna yang dapat
diambil dan disimpulkan. Kesimpulan pertama adalah kesimpulan umum yang
diambil oleh kebanyakan masyarakat yaitu adanya pengotor/pembuat onar alias
sampah masyarakat meskipun hanya satu akan membuat eksistensi atau reputasi
kelompok turun bahkan rusak di mata orang lain. Kesimpulan kedua yaitu
bahwasannya bila keterikatan antar penghuni kelompok sendiri kecil maka
kelompok tersebut juga dianggap rusak oleh orang lain. Jadi nila yang dimaksud
dalam peribahasa tersebut bisa jadi adalah kesenjangan dan perpecahan yang
terjadi dalam kelompok itu sendiri. Kesimpulan kedua tersebut menunjukkan
bahwasannya perlu ada persamaan persepsi dalam sebuah kelompok atau komunitas
agar jangan sampai salah satu anggota memiliki persepsi yang berbeda sehingga
ada perbedaan di dalam kelompok itu sendiri yang dapat menimbulkan perpecahan.
Dari kesimpulan kedua yang tidak umum inilah kita dapat mempelajari tentang
pentingnya merapatkan barisan dari peribahasa tersebut.
‘Merapatkan Barisan’ dalam bahasan kali ini mempunyai
banyak makna seperti menyatukan pendapat, menyamakan persepsi, mempererat
hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, serta menghubungkan antar hati. Dengan
merapatkan barisan, maka tidak ada lagi kesenjangan, perbedaan, perpecahan
bahkan perdebatan antar anggota dalam kelompok atau komunitas itu sendiri. Demikian
sehingga dengan melengkapi dan menjalani semua makna tersebut diharapkan ‘amal
jama’i yang kita lakukan akan terlaksana dengan baik dan tetap pada koridor
syar’i. Terlebih lagi pada agama islam, hal tersebut sangat dibutuhkan demi
ketenangan hidup di dunia karena hanya islam-lah agama yang benar dan merupakan
rahmat bagi seluruh alam.
ervakurniawan.wordpress.com |
Dalam
merapatkan barisan, ada beberapa tahapan yang setidaknya dilakukan oleh semua
umat muslim. Tahapan pertama yang harus dilakukan oleh masing-masing
individu umat muslim adalah menata hati dan menyatukan niat untuk bersama-sama
memperjuangkan islam dan dakwahnya. Karena dengan niat yang sama dan hati yang
sudah seragam maka akan terjadi persamaan persepsi dan setidaknya umat muslim
sudah tidak dapat dipecah-pecah dan diadu domba lagi dari luar. Tahapan selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah merapatkan barisan dalam sholat sebagaimana
perintah Allah dan Rosul-Nya. Istilah lain merapatkan barisan ini adalah
meluruskan dan merapatkan shof. Dari sini dapat juga kita lihat sejauh mana
persaudaraan umat muslim itu terjalin. Dengan merapatkan shof maka tidak ada
celah bagi setan untuk menyusup di antara muslim yang satu dengan muslim
lainnya, yang mana apabila setan menyusup diantara kita maka akan banyak sekali
hal-hal buruk yang dibisikkan olehnya. Bisikan buruk tersebut dapat menyebabkan
berbagai macam hal buruk juga terjadi pada individu itu sendiri bahkan sampai
menyangkut kemaslahatan bersama dan persaudaraan umat muslim. Tahapan
terakhir adalah membudayakan ucapan salam dan bersalaman. Hal ini dapat
dikatakan merupakan sesuatu yang sangat cukup efisien untuk mempererat hubungan
persaudaraan antar sesama muslim. Pasalnya dengan bersalaman, mengucap dan menjawab
salam maka akan menggugurkan dosa kita terhadap muslim tersebut. Sehingga
apabila semakin sering antar muslim bersalaman maka insyaAllah tidak ada dosa
sesama manusia yang menjadi ganjalan beratnya timbangan amal baik kita di
akhirat kelak. Amiiinnnn.
Sahabat
sekalian, jika ketiga hal remeh tersebut belum terlaksana dengan baik maka
dapat kita lihat dampaknya pada keseharian kita saat ini. Maka demikian
pentingnya merapatkan barisan, merapatkan shof dan menyatukan hati menurut
analisis saya, maka apabila ada tulisan yang kurang berkenan di hati dan salah
dalam pengerjaannya mohon dimaafkan dan diberitahu langsung kepada saya. KARENA
ISLAM ITU INDAH MAKA LAKUKANLAH YANG INDAH YANG TELAH DIAJARKAN OLEH-NYA. ^_^
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar