Kamis, Maret 14, 2013

Merapatkan Barisan



                Assalamu’alaikum sahabat senja,, kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai barisan. Kata “barisan” memiliki kedudukan yang istimewa dalam islam karena kata ini dijadikan dua nama surat sekaligus dalam Al-quran yaitu surat “Asshooffaat” dan “Asshooff” yang artinya barisan-barisan. Dalam surat Asshoffat, kata “barisan” terdapat pada dua ayat yaitu ayat 1 dan ayat 165.
                Dari dua ayat tersebut, ada salah satu ungkapan menakjubkan pada ayat 165 yang artinya :
164. tiada seorangpun di antara Kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu,
165. dan Sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).
Dalam terjemahan ayat tersebut dijelaskan bahwa malaikat mempunyai kedudukan yang berbeda-beda artinya setiap malaikat mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang diberikan oleh Allah kepada masing-masing mereka. Setelah itu ditegaskan pada ayat selanjutnya bahwasannya meskipun memiliki tugas yang berbeda-beda namun mereka tetap satu hati secara bersama-sama taat kepada Allah SWT.
                Sahabat, begitu pulalah seharusnya kita bertingkah. Kita juga harus seperti malaikat itu meski kita bukan malaikat. Sudah selayaknya kita sebagai manusia dan umat muslim yang notabene adalah makhluk sosial juga berbondong-bondong dan bersama-sama dalam menegakkan kebenaran. Dalam kegiatan dakwah hal tersebut disebut sebagai ‘Amal Jama’i alias bekerja bersama-sama. Untuk melakukan ‘amal jama’i ini, hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah “MERAPATKAN BARISAN”. Bagaimana merapatkan barisan menjadi penting sekali dalam kegiatan ‘amal jama’i? berikut sedikit keterangannya..
                Dalam peribahasa Indonesia yang telah lama kita kenal disebutkan bahwa ‘Nila Setitik Merusak Susu Sebelanga’. Peribahasa tersebut mempunyai banyak makna yang dapat diambil dan disimpulkan. Kesimpulan pertama adalah kesimpulan umum yang diambil oleh kebanyakan masyarakat yaitu adanya pengotor/pembuat onar alias sampah masyarakat meskipun hanya satu akan membuat eksistensi atau reputasi kelompok turun bahkan rusak di mata orang lain. Kesimpulan kedua yaitu bahwasannya bila keterikatan antar penghuni kelompok sendiri kecil maka kelompok tersebut juga dianggap rusak oleh orang lain. Jadi nila yang dimaksud dalam peribahasa tersebut bisa jadi adalah kesenjangan dan perpecahan yang terjadi dalam kelompok itu sendiri. Kesimpulan kedua tersebut menunjukkan bahwasannya perlu ada persamaan persepsi dalam sebuah kelompok atau komunitas agar jangan sampai salah satu anggota memiliki persepsi yang berbeda sehingga ada perbedaan di dalam kelompok itu sendiri yang dapat menimbulkan perpecahan. Dari kesimpulan kedua yang tidak umum inilah kita dapat mempelajari tentang pentingnya merapatkan barisan dari peribahasa tersebut.
                 ‘Merapatkan Barisan’ dalam bahasan kali ini mempunyai banyak makna seperti menyatukan pendapat, menyamakan persepsi, mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, serta menghubungkan antar hati. Dengan merapatkan barisan, maka tidak ada lagi kesenjangan, perbedaan, perpecahan bahkan perdebatan antar anggota dalam kelompok atau komunitas itu sendiri. Demikian sehingga dengan melengkapi dan menjalani semua makna tersebut diharapkan ‘amal jama’i yang kita lakukan akan terlaksana dengan baik dan tetap pada koridor syar’i. Terlebih lagi pada agama islam, hal tersebut sangat dibutuhkan demi ketenangan hidup di dunia karena hanya islam-lah agama yang benar dan merupakan rahmat bagi seluruh alam.
ervakurniawan.wordpress.com
                Dalam merapatkan barisan, ada beberapa tahapan yang setidaknya dilakukan oleh semua umat muslim. Tahapan pertama yang harus dilakukan oleh masing-masing individu umat muslim adalah menata hati dan menyatukan niat untuk bersama-sama memperjuangkan islam dan dakwahnya. Karena dengan niat yang sama dan hati yang sudah seragam maka akan terjadi persamaan persepsi dan setidaknya umat muslim sudah tidak dapat dipecah-pecah dan diadu domba lagi dari luar. Tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merapatkan barisan dalam sholat sebagaimana perintah Allah dan Rosul-Nya. Istilah lain merapatkan barisan ini adalah meluruskan dan merapatkan shof. Dari sini dapat juga kita lihat sejauh mana persaudaraan umat muslim itu terjalin. Dengan merapatkan shof maka tidak ada celah bagi setan untuk menyusup di antara muslim yang satu dengan muslim lainnya, yang mana apabila setan menyusup diantara kita maka akan banyak sekali hal-hal buruk yang dibisikkan olehnya. Bisikan buruk tersebut dapat menyebabkan berbagai macam hal buruk juga terjadi pada individu itu sendiri bahkan sampai menyangkut kemaslahatan bersama dan persaudaraan umat muslim. Tahapan terakhir adalah membudayakan ucapan salam dan bersalaman. Hal ini dapat dikatakan merupakan sesuatu yang sangat cukup efisien untuk mempererat hubungan persaudaraan antar sesama muslim. Pasalnya dengan bersalaman, mengucap dan menjawab salam maka akan menggugurkan dosa kita terhadap muslim tersebut. Sehingga apabila semakin sering antar muslim bersalaman maka insyaAllah tidak ada dosa sesama manusia yang menjadi ganjalan beratnya timbangan amal baik kita di akhirat kelak. Amiiinnnn.
                Sahabat sekalian, jika ketiga hal remeh tersebut belum terlaksana dengan baik maka dapat kita lihat dampaknya pada keseharian kita saat ini. Maka demikian pentingnya merapatkan barisan, merapatkan shof dan menyatukan hati menurut analisis saya, maka apabila ada tulisan yang kurang berkenan di hati dan salah dalam pengerjaannya mohon dimaafkan dan diberitahu langsung kepada saya. KARENA ISLAM ITU INDAH MAKA LAKUKANLAH YANG INDAH YANG TELAH DIAJARKAN OLEH-NYA. ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar