Tidak
ada yang menafikan kebutuhan ilmu dalam suatu pekerjaan. Beragama perlu ilmu,
sholat perlu ilmu, memasak perlu ilmu, sampai hal aneh seperti sulap pun perlu
ilmu. Saking perlunya amnusia terhadap ilmu, maka segala macam sekolah pun
dibentuk. Cooking class, magic class, TOEFL preparation, sanggar
tari, klub olahraga dan sebagainya adalah contoh-contoh sekolah untuk ilmu
tertentu. Di dalam islam, ilmu menjadi suatu hal yang penting untuk diperoleh. Sebagai
seorang muslim, ilmu utama yang perlu kita pelajari adalah segala macam ilmu
yang berkaitan dengan syari’at dan pelaksanaanya. Begitupun dengan pernikahan.
Sebelum
mencari pendamping, bahkan sebelum muncul keinginan untuk menikah, segala ilmu
tentang pernikahan hendaknya sudah kiita pelajari. Tentu saja jika sudah saatnya,
saat pemikiran sudah mencukupi dan bukan pada masa kanak-kanak. Ilmu-ilmu
tersebut dapat diperoleh dari kajian, seminar, buku, pengalaman kawan dan orang
sekitar dan lain-lain. Semakin dini kita mengetahui ilmunya, maka kita akan
semakin biijak pada saat menjalani prosesnya.
Beberapa
kali mengikuti seminar dan kajian, pun mengadakan seminar dan kajian, sangat
sedikit peserta pria yang kudapati hadir dalam majelis tersebut. Beberapa fakta
yang kudapati dari seorang kawan adalah pria-pria cenderung malu menghadiri
majelis demikian, mungkin juga karena jumlah wanita saat ini lebih banyak
daripada pria. Para pria cenderung mengambil jalan lain dalam mempelajari
persoalan ini. Bisa jadi karena ego, atau mungkin gengsi, atau karena hal lain
yang tidak dapat dipahami oleh wanita. Bagiku, hal ini wajar-wajar saja.
Beberapa
alternatif yang bisa kusampaikan kali ini untuk kawan-kawan yang malu atau tak sempat
menghadiri majelis darat yaitu, pertama kawan-kawan bisa berbincang
dengan sahabat dekat (tentunya sejenis) atau senior-senior yang sudah menikah
terlebih dahulu. Kedua kawan-kawan bisa request di media sosial pada
orang-orang yang sudah menikah untuk membagikan beberapa tips. Setahu saya saat
ini sudah banyak kawan-kawan yang mengunggah berbagai tips (menikah dan merawat
anak) pada ig storynya. Selain itu, sahabat juga bisa melihat video
tentang kajian ustadz/ah atau berbagai tips di youtube atau mesin
pencarian. Ketiga, hal yang tak
kalah penting yaitu banyak mengamati berbagai macam karakter keluarga di
lingkungan sekitar, tetangga, keluarga besar, dan mengambil hikmah dari
pengamatan tersebut. Keempat, selain melalui media online, sahabat juga
bisa mendengarkan kajian dari radio-radio islami. Kelima, karena belum
tentu apa yang kita dapatkan dari orang lain adalah hal-hal yang sesuai dengan
syari’at islam. Maka peran ustadz menjadi sangat penting dalam hal untuk
mencari ilmu tentang pernikahan.
Sahabat, meski
sudah banyak cara untuk mencari ilmu dari media online, menghadiri majelis
adalah suatu hal yang utama karena keberkahan dan malaikat Allah banyak
dilimpahkan saat itu. Demikian mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Rosulullah
SAW berpesan bahwa ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Maksudnya adalah
sesuatu yang kurang manfaat. Oleh karena itu, berbagai ilmu syari’at pernikahan
yang telah kita pelajari, hendaknya semaksimal mungkin kita lakukan. Meskipun latar
belakang keluarga kita kurang islami atau kurang pengetahuannya terhadap syari’at
islam, maka hendaknya kita dapat mengomunikasikan kepada mereka dan membujuk mereka
dengan baik semampu kita dan semaksimal mungkin. Akhirul kalam, wassalamu’alaikum~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar