Assalamu’alaikum
sahabat..
Ada
yang ingin saya sharingkan lagi kali ini, tentang sebuah kata yaitu “masa
depan”. Ada yang tahu masa depan itu apa? Masa depan sangat sering menjadi
pembicaraan yang hangat. Tak jarang pula kita sebagai manusia membayangkan masa
depan kita seperti apa. Masa depan sesungguhnya berkaitan juga dengan kata
“impian”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Mimpi/mim·pi/ berarti n 1 sesuatu yg terlihat atau dialami dl tidur; 2 ki angan-angan;
Masa
depan adalah misteri dan rahasia. Dalam agama islam ada beberapa misteri yang
telah disebutkan di dalam al-Qur’an yaitu tentang turunnya hujan, apa yang ada
di dalam rahim, di tanah mana kita meninggal, dan rezeki. Satu hal yang menarik
dari 4 rahasia tersebut adalah mengenai rezeki. Dalam beberapa literature yang
say abaca rezeki bukan hanya melulu mengenai harta dan kekayaan, bahkan dalam
salah satu hadits Rosulullah disebutkan bahwa salah satu jenis rezeki itu
adalah istri yang sholihah. Dari sini saya berpendapat bahwa masa depan adalah
termasuk misteri dari kategori rezeki. Pasalnya masa depan yang didapatkan oleh
sesorang adalah segala hal tentang usaha, kerja keras, dan keberuntungan atau
takdir.
Cerita kali ini
masih berkaitan dengan adik kecil saya. Suatu hari yang terik dan panas karena
atap rumah saya adalah asbes, kami bertiga saya, adik kecil dan umi kami
tercinta berkumpul di dapur untuk menyantap makanan. Setelah mengambil piring
dan melengkapi dengan isinya kami pindah ke ruang tengah untuk makan
bersama-sama. Saya mengunyah makanan perlahan-lahan sesuai sunnah Rosul
tiba-tiba adik kecilku bertanya.
“Mba a’yun, mba
a’yun udah kerja belum?” tanyanya dengan wajah polosnya, aku menoleh ke arah
sumber suara. Heran. Kenapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu? Memang sih
dalam obrolan-obrolan sebelumnya saat dia ingin membeli jajanan dan meminta
uang kepada umi, umi dan aku selalu menjawabnya dengan “Katanya bos? Masa gak
punya uang buat beli jajan? Harusnya kamu yang kasi uang ke umi dek..” Jawaban
itu lebih disebabkan karena dia selalu ingin dianggap sebagai bos dan dituruti
semua permintaannya.
Entah mengapa
menurutku ia adik yang paling manja dan lemah fisiknya tapi anak laki-laki
kecil ini sangat kuat ingatan dan sangat tajam cara berpikirnya. Lelaki kecil
itu tidak mempunyai naluri seni pada tangannya, gambarannya masih sangat jelek
dibanding kami ketiga kakaknya, tulisannya masih sangat berantakan disbanding
dengan kami pada usia sepertinya. Tapi lelaki kecil berwajah menawan disbanding
ketiga kakaknya ini punya jiwa seni berbicara dan bercerita dari bibirnya.
Lebih ekspresif. Itu kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Ia suka
sekali menonton film dan kemudian menirukannya kembali untuk diceritakan kepada
orang lain. Seru sekali mendengarnya. Ia sangat menghayati perannya,
menceritakan setiap kejadian secara detil, sampai tempat, warna baju bahkan apa
yang dibawa oleh pemain asli pada film tersebut. Sungguh anak yang cerdas di
usianya yang masih 7 tahun.
 |
mari segera ke surga sebelum ditutup |
Entah mengapa
aku bersyukur pada usiaku yang sekarang masih mempunyai adik yang sekecil itu,
hitung-hitung menghibur diri, tak apalah meski tak punya kakak lelaki, aku
sangat bahagia punya adik kecil seperti dia, berani meski sebenarya takut, kuat
meski terkadang lemah dan suka menangis. Entah apa jadinya dia di masa depan
kelak, semoga menjadi orang besar. Orang yang disegani banyak orang karena
kesahajaannya, disenangi banyak orang karena kekayaan dan kedermawanannya.
Teruslah maju, ciptakan lingkungan yang terbaik untukmu, tak perlu peduli semua
yang dikatakan orang padamu kecuali kritik dan saran yang menunjang
keberhasilanmu. Masa depannya seolah sudah tergambar jelas dimataku. Tapi masa
depanku? Mengapa malah susah merancang masa depanku sendiri? Pada usia yang
semakin matang, mengapa seseorang lebih tidak peduli dan minder atas masa
depannya? Berkali-kali membuat rencana, berkali-kali mengubah rencana,
berkali-kali menulis mimpi, berkali-kali pula mengganti mimpi.
Dalam
obrolan-obrolan ringan kami, ada pula percakapan tentang masa depannya, ia yang
ingin mempunyai rumah besar dan mengajak umi tinggal di istananya itu,
mempunyai kebun yang luas seperti yang kuinginkan juga, hingga ada juga
ungkapan ia ingin punya anak banyak agar rumah tak sepi. Saat malam tiba ia
akan meminta anak-anaknya untuk belajar dan menghafal al-qur’an. Tapi lucunya
adik kecilku ini tak mau belajar pada malam hari untuk pelajaran esok hari.
“Lho masa nanti
kalo anaknya tanya sama mas, mas gak bisa jawab? Lha nanti anaknya bilang aku
disuruh belajar tapi ayah dulu gak pernah belajar! gimana? Kalo gak belajar
nanti ya gak bisa jadi orang kaya dan sukses mas..” terang umiku saat adik
kecilku itu tak mau belajar. Ia pasti sudah paham. Meski hanya dibalasnya
ucapan umiku itu dengan senyum yang mengembang diwajahnya.
Sahabat, tentang
masa depan, aku tak bisa berbicara banyak. Masa depan, misteri satu-satunya
yang terkadang melenakan, kadang pula membosankan, atau bisa jadi menyegarkan.
SEMANGAT ^_^, KARENA TANPA IMPIAN HIDUP INI TAK AKAN BERJALAN PENUH KEAJAIBAN.