Bismillahirrohmanirrohim
Malam itu, 7 Februari 2014
Dengan
sedikit enggan, aku mengucap salam dan melangkah memasuki tempat mabit kami
para akhwat BPU. Jujur saja, aku merasa sedikit tidak tenang meninggalkan
amanah pentingku lainnya hanya demi RIHLAH. Ada yang belum tahu RIHLAH? Rihlah
adalah Bahasa Arab yang berarti “Berlibur/Liburan”. Bukan hanya enggan karena
meninggalkan amanah, tapi juga karena dari biro pembinaan sendiri hanya ada aku
dan satu staf-ku. Tapi apalah daya, aku tak mungkin mengingkari komitmen dan
janjiku kepada yang punya hajat. Lagipula aku juga memerlukan wadah untuk
mengenal keluarga BPU ini lebih baik.
Pukul 21.30
Bukannya tidur
untuk menyimpan energi, tapi kami malah sibuk menghabiskan energi dengan
menyiapkan bahan-bahan untuk “bersenang-senang” besok. Kau harus tahu kawan apa
yang telah kami lakukan dan apa yang telah kami korbankan. Mulai dari mengiris
bawang merah, bawang putih, memotong kemangi, kacang panjang dan kubis, menggoreng
kerupuk, menanak nasi, menyiapkan semua peralatan dan bahan yang harus dibawa, serta
menyisir sisik ikan gurame. Sungguh, bukan hal yang berat bagi kami untuk
melakukan itu semua, tapi satu hal yang perlu kau ingat! Berapa banyak kerupuk
yang kami goring, berapa banyak nasi yang harus kami masak, berapa banyak jumlah
gurame yang harus kami bersihkan, kami sisir sisiknya, kami keluarkan organ
tubuhnya, sayangnya alat yang kami gunakan tak mumpuni. Hanya ada 3 pisau kecil
dan jari-jari tangan kami. Sehingga tak sedikit dari kami yang terluka,
tergores oleh sisik dan tulang keras bangkai itu, tapi kami tetap bertahan
berusaha memberikan yang terbaik untuk kepentngan bersama esok hari.
Persiapan
tersebut ternyata tidak membutuhkan waktu yang sebentar. Bisakah kau tebak
kawan jam berapa kami selesai memasak dan mempersiapkan?
8 Februari 2014,
Pukul 01.30
Alhamdulillah
semua persiapan akhirnya selesai, dan sekaranglah saatnya kami beristirahat,
menenangkan diri menanti kumandang adzan shubuh dan lambaian mentari pagi serta
membayangkan keindahan suasana esok hari.
Pukul 06.30
Telah
disiapkan dua mobil untuk mengakomodir akhwat, karena memang tidak memadai jika
hanya ada satu mobil. Dengan berat hati (lagi-lagi) aku melangkah memasuki Panther
silver berpelat W milik Direktur kami. Entah mengapa sampai sekarang aku belum
begitu mampu menyugesti diriku sendiri agar tidak mual saat berada di dalam
mobil. Sehingga perlu strategi khusus untuk melawan rasa mual yang telah
kurasakan, bahkan semenjak aku mendengar kata “mobil” saat syuro/rapat. Maka dari
itu dengan tulisan ini saya memohon maaf secara pribadi kepada rekan-rekan satu
mobil terutama pak Direktur dan pendampingnya yang berubah fungsi menjadi
supir, karena telah membuat gaduh suasana dalam mobil. Karena hal itu merupakan
salah satu cara yang saya gunakan untuk mengurangi rasa mual dan cara saya
mempererat ukhuwah dengan orang-orang sekitar saya. Bukan hal yang besar dan
sesuatu yang istimewa memang saat kita bertanya apa warna favorit, kapan
tanggal lahir, berapa jumlah saudara, bagaimana kondisi keluarga dan
cerita-cerita masa lalu teman sebelah kita. Tapi dengan tanpa bertanya, apakah kita
lebih bisa memahami mereka? Terutama saat perjalanan, tidak seru jika kita
hanya berdiam diri dan tidur untuk mengisi kekosongan. Kalau kata seorang teman
“KURANG GREGET”. So, keep your self KEPO ^_^ to Love your friend..
Pukul 11.30
Alhamdulillah,
akhirnya tiba juga rombongan
Panther silver di depan pantai Balekambang,
Malang. Dari sekian banyak rombongan BPU yang berangkat, kubu kami-lah yang
datang pertama kali. Sungguh, luar biasaaaa indahnya…… 4 tahun sudah aku tidak
berkunjung ke pantai sejak kunjungan terakhirku ke Pangandaran saat kelas 1
SMA. Tidak menunggu lama, kami langsung menuju kamar mandi dan musholla untuk
menyelesaikan ritual siang kami agar kemudian kami dapat segera menikmati
makhluk Allah yang merupakan dua pertiga bagian bumi tersebut. Selesai ritual,
kami segera mencari tempat dan mempersiapkan segalanya untuk agenda RIHLAH
selanjutnya alias acara inti yaitu “Bakar-bakar Ikan dan Foto-foto…..”
yeeeyeeeyeee.
 |
Otw (Di daerah Gunung) |
 |
Awal Kedatangan |
Dalam
acara inilah kesabaran squad BPU diuji. Mulai dari bumbu yang salah konsep,
bumbu yang kurang banyak, ikan yang kurang matang, dan kehabisan bumbu
sampai-sampai harus menumpang penjual sekitar untuk menggoreng ikan yang kami
bawa. Maka terjadilah “perang kecil” antara ikhwan/lelaki dan akhwat/perempuan.
Akhwat yang begitu cerewet, akhwat yang begitu rewel, akhwat yang sedikit
pilih-pilih, ikhwan yang kurang peka, ikhwan yang tidak sabar, ikhwan yang
kurang peduli, semua sifat dan perbedaan itu muncul di “sini”. Tapi itulah
sensasinya kawan, begitulah memang saat kita melakukan perjalanan. Bukankah ada
tiga hal yang dapat mempererat ukhuwah kita? Salah satunya adalah perjalanan.
 |
Sesi Persiapan |
 |
Sesi Bakar Ikan |
Pukul 17.35
Setelah bosan
berlama-lama diam, kuputuskan untuk membuat kubu Panther silver ini
berbicara. Kami membicarakan banyak hal, permainan masa kecil masing-masing
daerah asal kami, kegiatan-kegiatan unik masa kecil kami, bahkan Direktur kami yang
saat itu sedang menyupir pun menanggapi percakapan kami. Kurasa saat itu pak
Dir mengantuk dan butuh hiburan untuk membuatnya tetap bisa menyetir dengan
baik.
Pukul 22.30
Setelah sekian
lama perjalanan, Alhamdulillah akhirnya kami sampai di kota Pahlawan ini. Waktu
yang tabu untuk kebersamaan ikhwan akhwat. Walhasil, itulah akhir RIHLAH squad
BPU JMMI periode 1314. Sampai jumpa lagi di agenda dan cerita-cerita
selanjutnya kawan! Semoga Keluarga ini tetap utuh hingga kapanpun dan dimanapun
kita berada serta bersama siapapun kita nantinya. Terimakasih telah membaca
tulisan ini ^_^