Entah apa yang kupikirkan, kusetujui saja tugas liputan
yang diberikan padaku saat itu meski aku tak tahu apa yang harus kutanyakan dan
kuliput nantinya. “Ahad, 23 september 2012 Wisuda ke-105 di gedung Graha ITS”
itulah tugas yang harus kulakukan kali ini, sebagai mata-mata, sebagai
detektif, sebagai seorang anggota lembaga pers mahasiswa. Pukul 09.26 WIB aku
akhirnya tiba di tempat, gedung Graha yang biasanya sepi kini seperti pasar
saja, sangat ramai. Setelah meminta ijin, dengan sigap aku berlari menemui
seorang senior pers juga dan membahas apa yang akan kita liput nantinya.
Setengah jam berlalu. Sudah tiba saatnya aku mengeksekusi
para tamu. Ramai, aku bingung memilih siapa tamu yang cocok menjadi targetku.
Tak lama, aku bertemu dengan seorang bapak tidak cukup muda dan tidak juga tua,
kira-kira seumuran ayahku. Orangnya tinggi, terlihat keren dengan baju batiknya
yang coklat saat itu. “Namanya Herwinda, angkatan 2009 D3 Statistik mbak.”
Menyebutkan keponakannya yang diwisuda kali ini.
Banyak pesan yang beliau sampaikan kepada pemuda-pemuda
seperti kita ini. Entah, setuju atau tidak kita harus mengambil sisi
positifnya. “Dia sudah bekerja selama satu minggu mbak, di Toyota bagian
administrsi.” Jawab pria 40-an tahun itu. Pak Yoyok meneruskan, baginya kuliah
itu adalah untuk mencari pekerjaan dan menyesuaikan dengan bidang apa yang kita
suka saat bekerja nanti. Sama halnya dengan Bu wasih, orangtua Nindya
Yusniartanti S2 T.Lingkungan yang juga lulus pada hari itu menyatakan “Kalau
saya yang terpenting adalah membiarkan anaknya untuk memilih bidang yang
disukainya mbak, namun saya paling keras dan melarang anak-anak untuk
berganti-ganti bidang. Kalau A ya tetap A sampai kapanpun, kalau mau pindah B
yang penting A harus tuntas dahulu.”
“Berkat doa dan ketaatannya kepada orangtua, alhamdulillah
Nindya telah bekerja di ISSDP bagian konsultan lingkungan mbak.” Lanjut ibu
berusia 63 tahun itu. Ibu yang berasal dari Blitar itu menambahkan, yang
terpenting kita harus menekuni satu bidang dan tidak boleh berpindah-pindah
jika belum selesai juga selalu mintalah doa ibu, karena doa ibulah yang paling
berkah diantara manusia lainnya. Begitu juga dengan apa yang diungkapkan oleh
bapak yang berasal dari komplek Kenjeran tadi, beliau menambahkan dalam
melakukan apapun syaratnya adalah yang pertama jangan minder, kedua jangan
patah semangat, ketiga tidak boleh malu, keempat adalah yang paling penting
yaitu satu tujuan, harus selalu diperjuangkan.
Jadi ikhwahfillah, berkaitan dengan apapun yang kau lakukan
di dunia ini, Allah senantiasa selalu melihat usaha yang kita lakukan untuk
mempertimbangkan apa yang akan Ia berikan kepada kita. Mulai sekarang, wahai
kalian para pemuda, BERJUANGLAH!!
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar