Minggu, Desember 04, 2011

Senja di Taman Baca


 
                 Pukul 15.35
                Taman Baca Anggrek Bulan didirikan oleh IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia), itulah tulisan yang ada di papan nama saat pertama kali aku datang kesana, tempatnya horor, temboknya berwarna hijau toska, ada rak buku di pojok depan sejajar dengan pintu dan penuh dengan berbagai buku anak-anak, buku cerita, buku pelajaran, majalah anak-anak serta terdapat meja di tengah ruangan dan beberapa kursi yang telah dirapikan dan ada di pojok belakang ruangan. Benar-benar tempat yang menyeramkan, banyak sarang laba-laba, kotor dan sedikit bau seperti rumah tak berpenghuni tetapi juga menyenangkan karena aku selalu terpesona pada suatu tempat yang penuh dengan buku penuh dengan gudangnya ilmu.
                “Dek, kita sapu dulu ya.. terus diberesin juga mejanya..” seorang kakak pengajar membangunkanku dari imajinasiku, setelah kami (terlebih dia) membuka pintu Taman Baca.
                “Iya kak..” jawabku singkat.
---000---
                Pukul 16.03
                Sepi. Belum ada satu pun adik yang datang ke Taman Baca ini, hanya ada kami berdua dan dua orang kakak pengajar ikhwan yang salah satunya telah mengumumkan lewat speaker masjid bahwa kakak-kakak pengajar sudah datang. Tak lama kemudian mereka pun berdatangan, sendiri, berdua, bergerombol, bermacam-macam, memakai baju koko kesayangan mereka berwarna apa yang mereka suka, memakai busana muslim dan berkerudung sesuka hati mereka tak peduli apakah kerudung mereka melenceng kesana kemari, tak peduli apakah ada yang peduli, ada juga yang suka memakai jaket seperti aku, ditambah lagi membawa tas favorit mereka di punggung, di samping kanan atau kiri berisi alat tulis dan buku pelajaran yang akan mereka pelajari kali ini.
                “Ayo kita mulai... berdo’a dulu ya..”
Setelah semua duduk dengan tenang, belajar-mengajar pun dimulai dengan do’a bersama, “Isti’daadan, Du’aa-an..” kakak pengajar memimpin do’a tanda do’a segera dimulai.
Bismillaaahirrahmaaanirrahiiim, Alhamdulillahirobbil ‘alamiiinn, arrohmaaaanirrohiiimm, maaaliki yaumiddiiinn, iyyaaakana’budu waiyyaaakanasta’iiinn, ihdinas shiroootol mustaqiiiim, shiroootolladziiina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdzuuuubi ‘alaihim waladzdzoooollllliiiiiinnn, aaaaaamiiiiiinnn... ” Surat Alfatihah-pun dibaca bersama dengan suara dan gaya kanak-kanak mereka. Kemudian belajar-pun dimulai.
Senja itu aku sangat bahagia melihat riang tawa mereka, melihat tangis haru antara mereka, melihat betapa bahagianya mereka saat bersama, belajar bersama, saling bercanda, saling berebut, saling berdebat, saling menuduh, berlarian, berkejaran, benar-benar anak-anak yang sesungguhnya dan rasanya seperti kembali ke masa-masa lampau yang telah kulewati sekitar 13 tahun lalu. Tidak terasa ya sudah tua..
---000---
                Pukul 14.30
                Aku bersiap-siap merapikan diriku, menyetrika bajuku, menyiapkan segalanya yang aku perlukan, tempat pensil, buku pelajaran SMP, daftar hadir dan mengecek ban sepedaku serta memastikan bahwa ia benar-benar tidak kempes dan dapat kugunakan tak lupa pula sholat ashar sebelum berangkat. Ada yang bisa menebak aku mau kemana? Hmm..
                Aku, seorang mahasiswa baru yang sibuk mencari hal-hal baru yang benar-benar ingin aku kerjakan dan benar-benar telah aku rencanakan semasa SMA setelah aku lulus nantinya. Kegiatan rutin yang aku jalani saat ini adalah mengajar, ada dua jenis mengajar dan salah satunya adalah membina anak-anak di Taman Baca Anggrek Bulan.
                Beranjak senja ini adalah jadwalku membina anak-anak di Taman Baca, jadwal yang aku rutinkan dalam agendaku sekali dalam sepekan pada hari ahad pukul 16.00 WIB. Kegiatan rutin ini diadakan oleh BPU (Badan Pelayanan Umat) JMMI ITS dan aku bersama kakak-kakak pengajar lain mencari pengalaman, berbagi ilmu dan menebarkan manfaat.
                Senja ini bukanlah kali pertama aku mengajar, tapi aku tetap dengan semangatku berangkat menuju Taman Baca Anggrek Bulan ditemani senja (baca : sepeda)  kesayanganku (karena satu-satunya :D ), bergegas dan ingin cepat-cepat bertemu mereka, bertemu anak-anak itu, melihat keriangan mereka dan menebak, menanti ulah apa lagi yang akan mereka buat hari ini. Begitulah.. kegiatan rutinku setiap akhir pekan meski tak pernah pulang dan bertemu ayah dan bunda, aku tetap bahagia, bersama mereka aku teringat pada adik-adikku di rumah, bersama mereka aku bisa berbagi cerita, berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan, berbagi apa saja yang aku punya, berbagi apa saja yang ada.   

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar