Pukul
15.35
Taman Baca Anggrek Bulan
didirikan oleh IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia), itulah tulisan yang ada di
papan nama saat pertama kali aku datang kesana, tempatnya horor, temboknya
berwarna hijau toska, ada rak buku di pojok depan sejajar dengan pintu dan
penuh dengan berbagai buku anak-anak, buku cerita, buku pelajaran, majalah
anak-anak serta terdapat meja di tengah ruangan dan beberapa kursi yang telah
dirapikan dan ada di pojok belakang ruangan. Benar-benar tempat yang
menyeramkan, banyak sarang laba-laba, kotor dan sedikit bau seperti rumah tak
berpenghuni tetapi juga menyenangkan karena aku selalu terpesona pada suatu
tempat yang penuh dengan buku penuh dengan gudangnya ilmu.
“Dek, kita sapu dulu ya.. terus
diberesin juga mejanya..” seorang kakak pengajar membangunkanku dari
imajinasiku, setelah kami (terlebih dia) membuka pintu Taman Baca.
“Iya kak..” jawabku singkat.
---000---
Pukul 16.03
Sepi. Belum ada satu pun adik
yang datang ke Taman Baca ini, hanya ada kami berdua dan dua orang kakak
pengajar ikhwan yang salah satunya telah mengumumkan lewat speaker masjid bahwa kakak-kakak pengajar sudah datang. Tak lama kemudian
mereka pun berdatangan, sendiri, berdua, bergerombol, bermacam-macam, memakai
baju koko kesayangan mereka berwarna apa yang mereka suka, memakai busana
muslim dan berkerudung sesuka hati mereka tak peduli apakah kerudung mereka
melenceng kesana kemari, tak peduli apakah ada yang peduli, ada juga yang suka
memakai jaket seperti aku, ditambah lagi membawa tas favorit mereka di punggung,
di samping kanan atau kiri berisi alat tulis dan buku pelajaran yang akan
mereka pelajari kali ini.
“Ayo kita mulai... berdo’a dulu
ya..”
Setelah
semua duduk dengan tenang, belajar-mengajar pun dimulai dengan do’a bersama, “Isti’daadan, Du’aa-an..” kakak pengajar
memimpin do’a tanda do’a segera dimulai.
“Bismillaaahirrahmaaanirrahiiim,
Alhamdulillahirobbil ‘alamiiinn, arrohmaaaanirrohiiimm, maaaliki yaumiddiiinn,
iyyaaakana’budu waiyyaaakanasta’iiinn, ihdinas shiroootol mustaqiiiim,
shiroootolladziiina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdzuuuubi ‘alaihim
waladzdzoooollllliiiiiinnn, aaaaaamiiiiiinnn... ” Surat Alfatihah-pun
dibaca bersama dengan suara dan gaya kanak-kanak mereka. Kemudian belajar-pun
dimulai.
Senja
itu aku sangat bahagia melihat riang tawa mereka, melihat tangis haru antara
mereka, melihat betapa bahagianya mereka saat bersama, belajar bersama, saling
bercanda, saling berebut, saling berdebat, saling menuduh, berlarian,
berkejaran, benar-benar anak-anak yang sesungguhnya dan rasanya seperti kembali
ke masa-masa lampau yang telah kulewati sekitar 13 tahun lalu. Tidak terasa ya
sudah tua..
---000---
Pukul 14.30
Aku bersiap-siap merapikan
diriku, menyetrika bajuku, menyiapkan segalanya yang aku perlukan, tempat
pensil, buku pelajaran SMP, daftar hadir dan mengecek ban sepedaku serta memastikan
bahwa ia benar-benar tidak kempes dan dapat kugunakan tak lupa pula sholat
ashar sebelum berangkat. Ada yang bisa menebak aku mau kemana? Hmm..
Aku, seorang mahasiswa baru yang
sibuk mencari hal-hal baru yang benar-benar ingin aku kerjakan dan benar-benar
telah aku rencanakan semasa SMA setelah aku lulus nantinya. Kegiatan rutin yang
aku jalani saat ini adalah mengajar, ada dua jenis mengajar dan salah satunya
adalah membina anak-anak di Taman Baca Anggrek Bulan.
Beranjak senja ini adalah
jadwalku membina anak-anak di Taman Baca, jadwal yang aku rutinkan dalam
agendaku sekali dalam sepekan pada hari ahad
pukul 16.00 WIB. Kegiatan rutin ini diadakan oleh BPU (Badan Pelayanan
Umat) JMMI ITS dan aku bersama kakak-kakak pengajar lain mencari pengalaman,
berbagi ilmu dan menebarkan manfaat.
Senja ini bukanlah kali pertama
aku mengajar, tapi aku tetap dengan semangatku berangkat menuju Taman Baca Anggrek
Bulan ditemani senja (baca : sepeda)
kesayanganku (karena satu-satunya :D ), bergegas dan ingin cepat-cepat
bertemu mereka, bertemu anak-anak itu, melihat keriangan mereka dan menebak, menanti
ulah apa lagi yang akan mereka buat hari ini. Begitulah.. kegiatan rutinku
setiap akhir pekan meski tak pernah pulang dan bertemu ayah dan bunda, aku
tetap bahagia, bersama mereka aku teringat pada adik-adikku di rumah, bersama
mereka aku bisa berbagi cerita, berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi
pengetahuan, berbagi apa saja yang aku punya, berbagi apa saja yang ada.
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar