Hai
semuanya~ pandemi udah setahun nih, kalian semua sehat-sehat kan? semoga semuanya sehat yaa~ eh tapi pemerintah ini kayaknya yang lagi gak sehat ups.. Rasanya pengen banget time travel ke masa Rosulullah, atau setidaknya ke masa The Golden Age~
Ngomong-ngomong
soal masa lalu, salah satu genre drama/movie favoritku adalah sejarah. Drama sejarah
yang menarik buatku adalah historical dorama Jepang, karena drama yang
mereka produksi sangat kreatif, memadukan science fiction, sejarah dan romance.
Nobunaga Concerto (2016) misalnya, atau Likes! Mr. Genji (2020), atau yang
terbaru Edomoiselle (2021). Selain itu, drama jepang bertema sejarah yang
merupakan biografi tokoh juga dibuat sangat seru dan menarik penonton, drama
paling hits yang semua peminat jepang tahu yaitu Rurouni Kenshin (2012 dan
2014), atau Oshin yang dirilis di Indonesia pada tahun 90an yang digemari orang
tua. Judul lain yang juga menarik adalah The Tale of Genji (2011) atau yang
terbaru Youkai Sharehouse (2020). Dorama sejarah yang menceritakan peperangan/tragedi
pun juga cukup menarik seperti Donten ni Warau (2018), The Great War of
Archimedes (2019), Kingdom (2019), Fukushima 50 (2020), atau Taiyo no Ko (2020).
Ada juga yang bertema cooking yaitu Tenno no Ryoriban (2015) yang pernah
kutuliskan sebelumnya dan The Last Recipe (2017). Tapi, sejujurnya ada juga
yang membosankan menurutku seperti Kurui Musashi (2020).
Hal
itu sangat berbeda dengan Indonesia yang sebagian besar dramanya bertema
permasalahan keluarga dan percintaan remaja masa kini. Kalau ada drama/film
bertema sejarah pun kurang menarik minat pemuda. Film sejarah yang diputar saat
hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus pun itu-itu aja. Belum ada karya yang
benar-benar menggugah semangat kebangsaan, atau berani berselisih dan mengoreksi
pemerintah. Seperti dorama politik berjudul CHANGE! (2008) atau yang sangat fiksi
seperti Ace Attorney (2012). Jadi, secara pribadi, semakin ke sini, aku tak
banyak menonton karya drama/film bangsa Indonesia karena menurutku tak seru.
Historical drama di Indonesia sebenarnya juga pernah ada, Tutur Tinular (1997-1999) dan Angling Darma (2000-2005) misalnya, atau Wiro Sableng yang bahkan remakenya ditayangkan pada tahun 2018 lalu. Ada juga drama sejarah bertema mistis yang dulu menemani masa kecilku dan sebagian episodenya pernah kutonton yaitu Misteri Gunung Merapi (1998-2005) dan Nyi Roro Kidul (2003), atau drama yang tidak pernah kutonton sama sekali yaitu Kisah Sembilan Wali (2012) dan Brama Kumbara (2013). Drama-drama tersebut memang cukup menarik, tapi apa yang tidak kusukai dari drama sejarah Indonesia adalah pakaian yang dikenakan. Berbeda dengan pakaian tradisional Jepang yang cukup tertutup, pakaian tradisional atau adat masyarakat Indonesia jaman dulu sangat terbuka, sehingga seperti itu juga lah yang ditayangkan di televisi. Hal itu menurunkan level ketertarikanku pada drama Indonesia. Kalau menurut kalian bagaimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar