Assalamu’alaikum
sahabat senja, apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Kali ini
entah mengapa ingin rasanya aku mengenang masa-masa itu, hari-hari saat masih
berada di sekolah yang sama dengan seseorang yang—baru terasa—istimewa untukku.
Hari
ini, Sabtu 02 Jumadil Tsani 1434 H aku bertugas mengantar jemput adik kecilku
yang masih duduk di bangku sekolah dasar, kelas 1 SD tepatnya. Saat
mengantarnya tak ada hal seru yang bisa kuceritakan namun waktu menjemputnya,
hmmm kukira aku akan ceritakan hal ini pada teman-teman semua.
![]() |
Plakat SD Al-Amin |
Kira-kira
pukul 09.10 aku tiba di SD Al-Amin, tempat dimana adik kecilku menempuh
pendidikan dasarnya. Kurasa belum waktunya ia pulang, jadi kutunggu saja sambil
duduk-duduk di bangku tunggu luar pagar bersama seorang ibu yang juga sedang
menunggu anaknya. Beberapa menit berlalu, ibu itu pergi meninggalkan bangku,
walhasil aku sendirian lagi. Beberapa menit kemudian seorang penjual jajanan
menggantikan tempat duduk ibu itu, aku sih biasa aja tapi karena penjual
jajanan itu merokok dan mengeluarkan asap rokok yang mengganggu pernapasanku
maka jadilah aku yang harus meninggalkan bangku itu, untung di halaman sekolah
masih ada bangku juga.
Saat
aku duduk di dalam, kulihat penjual jajan itu juga meninggalkan tempatnya,
mungkin merasa tersinggung karena aku meninggalkannya tiba-tiba tadi,
lagiaaannn suruh siapa merokok di sebelahku, meski tidak jelas sebenarnya bahwa
dia merokok atau tidak tapi karena sudah mencium bau asap rokok saking
sensitifnya hidung ini maka kutinggalkan saja tempat itu daripada tersiksa
sendiri, ya gak? Sejak dulu aku tidak suka dengan rokok, meskipun itu om-ku
sendiri yang merokok, aku tetap menjauhinya karena asapnya saja sudah tidak
baik untuk pernapasan apalagi rokoknya, benar kan? J
Akhirnya aku
duduk di bangku dekat lokasi permainan di sudut lapangan kecil sekolah. Di
sinilah cerita itu dimulai, sejenak saja duduk di situ tiba-tiba terlintas
masa-masa dimana dulu aku dan seseorang itu bermain bersama, di taman yang
sama, di sekolah yang sama. Melihat anak-anak kecil berseragam pramuka itu
bermain, ingin rasanya aku kembali sekolah bersamanya di sini, di Negara
Indonesia ini. Sungguh kusayangkan, kerinduan saat-saat bersama itu baru terasa
saat kita berpisah memang.
![]() |
Anak-anak Berseragam Pramuka (Sekitar Kelas 2 SD)--View dari bangku dalam-- |
Lima tahun lalu,
saatnya kebersamaan itu berakhir. Aku harus pergi ke Jakarta menempuh
pendidikan Senior High School-ku dan ia.. ia juga harus menempuh
pendidikannya di Mojokerto. Meski jarak cukup jauh namun kita masih kerap
bertemu—hanya setahun sekali memang, itupun saat hari lebaran tiba. Jadi bisa
dihitug jari, pertemuanku dengannya terjadi hanya tiga kali selama tiga tahun.
Namun kini? Entah kapan aku bisa bertemu dengannya lagi, menatap wajahnya yang
selalu ceria, wajah yang selalu bisa membuatku ceria. Meski sudah banyak sosial
media yang bisa kugunakan untuk berbicara dengannya, namun itu tak cukup teman.
![]() |
Lihat ke luar pagar, ada bangku yang tadi kududuki di sana. |
September 2012
lalu, ia meninggalkan Negara tercinta ini untuk mengejar impiannya, menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Sahabat senja, akhirnya kini aku percaya bahwa
dunia itu berputar. Dulu aku yang harus pergi jauh, tapi sekarang ia yang lebih
jauh meninggalkanku. Betapa rasa rindu ini tiba-tiba muncul hanya dengan
melihat anak-anak kecil berseragam itu bermain. Meski sejak dulu kami
bertengkar saat bertemu dan aku selalu berharap berada di sekolah yang berbeda
dengannya namun kini, saat harapan itu sudah menjadi nyata—kenyataan yang bisa
saja kualami selama bertahun-tahun—aku sedikit menyesalinya. Sungguh!! hanya
demi ilmu dan keridhoan Allah, akhirnya aku merelakannya berada jauh di negeri
orang.
Untukmu,
seseorang yang istimewa, yang telah menemani hari-hari kecilku dulu. Ingatkah
kau masa-masa itu? masa saat kita masih berada di bangku sekolah yang sama,
bermain bersama, seringkali bertengkar bersama, memecahkan masalah bersama,
membuat masalah bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama, dan kebersamaan
lain yang tak lagi bisa kusebutkan di sini. Aku merindukanmu. Hati-hati di
negeri orang. Jaga baik-baik dirimu karena aku hanya bisa mendoakanmu dari
tempat dudukku, dari tempat berdiriku.
Jadi sahabatku
semua KARENA YANG ISTIMEWA TAK AKAN KAU SADARI BILA IA ADA. MAKA JAGALAH SEMUA
YANG KAU PUNYA, ISTIMEWA ATAU TIDAKNYA IA KAU SENDIRI YANG AKAN MERASAKANNYA
^_^
follow me @qhimahatthoyyib