Sabtu, Oktober 29, 2011

Pangeran Senja



Senja.. aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Usiaku sudah 18 tahun sekarang atau masih delapan belas tahun? Entahlah, terkadang aku tidak merasa bahwa aku telah tumbuh dewasa dan sudah saatnya membahagiakan kedua orangtuaku. Aku benar-benar bingung mau membahagiakan mereka seperti apa, apakah hanya menjadi wanita yang sholihah dan taat kepada mereka itu cukup? Atau aku harus mencari uang dari sekarang untuk meringankan mereka? Atau menunggu nanti, saat aku dikatakan lebih tua daripada saat ini? Atau memberangkatkan mereka ke Baitullah di Makkah? Atau cukup menjadi mahasiswa berprestasi? Ahhhhhh aku bingung harus bagaimana (-_-)
Kau tahu senja, untuk poin terakhir yang kutanyakan tadi, sejak kecil aku rasa aku sudah melakukannya, menjadi siswa paling top di kelas, menjadi siswa teladan, menjadi siswa top di angkatan, sampai mendapat beasiswa ke sekolah idaman, sampai sekarang mendapat beasiswa juga untuk menempuh pendidikan S1-ku, masuk tanpa tes dan tanpa biaya yang besar. Tapi itukah yang mereka harapkan dariku? Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Lalu apa hubungannya dengan judul yang aku tulis di atas?


Pangeran. Aku pikir aku bisa membahagiakan orangtuaku, kelak saat aku sudah bersama pangeranku. Pertanyaannya sekarang adalah dengan pangeran yang bagaimana yang bisa membuatku membahagiakan orangtuaku dan orangtuanya sendiri? Untuk memilih pangeran aku jadi teringat ayat favoritku dalam dalam al-qur’an yang berkaitan dengan pangeran dan putrinya. Pada surat an-Nur ayat 26 Allah menjelaskan bahwa “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” Bagaimana? Bisa dipahami?
Jadi, itulah syarat pertama untuk kita. Bagi kita para wanita yang menginginkan pangeran yang sholih dan mensholihahkan maka jadilah puteri yang sholihah dan mensholihkan. Kemudian syarat-syarat lainnya ya terserah kita. Membicarakan ini, aku jadi teringat tentang ucapan seseorang yang saat itu adalah narasumber suatu seminar berjudul “Nikmatnya pacaran setelah Menikah” di kampusku, dia mengungkapkan, “jodoh kita sudah tertulis di arsy sejak dulu sebelum kita dipindah ke alam baru ini, namun dalam perjalanannya butuh perjuangan untuk mendapatkan jodoh yang telah benar-benar dipilihkan oleh Allah untuk kita. Bisa jadi, kita adalah jodoh di akhirat kelak namun tidak di dunia, atau jodoh di dunia namun tidak di akhirat? Tentu saja orang memilih jodoh di dunia dan di akhirat pula. Maka saat kita berharap mendapat pangeran yang baik, perbaikilah diri kita. Ingatlah bahwa saat kita melakukan sesuatu, pangeran kita pun juga melakukan hal yang sama seperti kita.”
Akhir kata, aku ingin pangeranku sholih dan mensholihahkan, bersikap dewasa, dan bisa membimbingku menuju lebih dekat dengan Allah. Itu pangeranku, bagaimana denganmu?  

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar