Sabtu, Agustus 11, 2018

RUMAH SAKIT BERCERITA #4



                Sahabat, bagaimana hari-harimu? Tetapkah tenang dan bahagia? Jika tidak, maka periksa kembali hubunganmu dengan Yang Maha Kuasa. Karena Dia-lah sumber ketenangan dan kebahagiaan jiwa dan raga. Paragraf pembuka ini adalah nasehat utama yang kuberikan pada diriku akhir-akhir ini. Terlebih, saat ini aku merasa malas dan ingin menyerah dari kerjaan tugas akhir masterku pada semester ini. Rasanya ingin ambil cuti saja selama satu semester, padahal sudah semester akhir. Tetapi gagal, banyak orang yang mendukung keputusanku tapi lebih banyak lagi orang-orang, termasuk guru dan kawan-kawan baik yang memintaku untuk bangkit serta tetap semangat.
Kisah tersebut berawal dari tiga bulan terakhir, semenjak harus dua sampai tiga kali tiap pekan aku harus kontrol ke rumah sakit (RS). Aku merasa tidak memahami apa yang sebenarnya ingin Allah sampaikan padaku melalui ujian sakit ini. Berkali-kali pun aku mencoba mengerti hikmah apa yang ingin Allah berikan, tapi gagal. Setiap hari, bahkan mungkin setiap jam aku menangis, tidak hanya secara fisik tetapi juga rohani. Kurasa kesedihan telah menggelayutiku terlalu dalam dan diriku telah berlarut-larut terseret ke dalamnya. Mungkin itu juga sebabnya aku memilih membeli salah satu buku tullisan Seno Gumira berjudul ‘Negeri Senja’ bulan lalu.
Dalam masa-masa yang menurutku sulit seperti ini, yang kurasa inilah ujian terberat dari Allah yang diberikan padaku secara pribadi (bukan keluarga) setelah seperempat abad hidup di bumi, Aku sadar bahwa Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya hidup sengsara selamanya. Meskipun makhluk Allah yang bernama manusia tersebut tidak benar-benar mendekat untuk meminta penyelesaian ujian pada-Nya. Seperti janji-Nya dalam al-Qur’an surah al-Insyiroh yang artinya “...sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan...”. Bukankah Allah juga mengatakan bahwa “...Apakah kamu mengira bahwa kamu tidak akan diuji setelah beriman?...”  Sungguh bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Banyak bukti yang telah terjadi terutama padaku akhir-akhir ini. Dalam masa sulit menjalani ujian ini, Allah juga sekaligus mengirimkan kabar gembira padaku. Mungkin inilah cara Allah menghiburku.
Kepanjangan opening sampai lupa inti yang ingin kusampaikan pada tulisan ini. Tapi tidak masalah, karena inti yang singkat ini berawal dari perenungan opening yang panjang. Beberapa hari lalu, saat aku harus menjalani foto CT Scan sinus aku ditemani salah satu orang penting dalam hidupku. Seseorang yang akhir-akhir ini Allah kirimkan untuk menghiburku. Padahal sebelumnya aku tidak pernah ditemani seseorang ketika kontrol ke RS, kecuali saat hari pertama periksa itupun sudah setahun yang lalu. Aku menyebut orang ini The Last Standing Partner Akhwat FRU11TS. Artinya, bahwa orang ini adalah partner akhwat (terdekatku) angkatan 2011 terakhir di Surabaya karena setelah ini, sekitar 2 pekan ke depan ia telah menjadi milik orang dan pergi meninggalkan Surabaya untuk berbakti pada suaminya. Iya, akhirnya kawan-kawan akhwat seangkatanku satu per satu pergi dari Surabaya untuk menunaikan amanah di tempat dan ladang dakwah lainnya. Sedangkan aku, aku masih di sini karena selain aku harus menyelesaikan masterku di ITS, ini pula tempat di mana kedua orangtuaku tinggal.
Akhwat tersebut sangat istimewa, kusebut saja namanya yaitu Wahyu Eka Putri Kinanti, akrab disapa puput tapi tak jarang orang memanggilnya WEka. Katanya sih, ia sangat berat meniggalkan surabaya. Aku sih senang-senang saja jika ia tak jadi pergi karena bagiku ia adalah salah satu teman seangkatan yang istimewa. Meskipun kami tak satu jurusan, kami juga tak pernah satu amanah, kenal juga beberapa tahun terakhir saja. Tapi singkatnya waktu, tak mempengaruhi dalamnya persahabatan. Padahal ia akan pergi, tetapi mengapa ini adalah kabar gembira bagiku? Karena pada hari-hari terakhirnya di Surabaya ini, ia semakin menjadi perhatian padaku ehehe padahal ia pasti sibuk dengan urusannya. Selain itu, aku senang akhirnya ia akan menikah. Ini kabar yang sangat menggembirakan bagi siapa saja yang mendengarnya. Barokallah yaa puput sayang~ mudah-mudahan acaranya lancar dan menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah baik di dunia maupun akhirat nanti. Amiin~
Pergi dari Surabaya untuk mencari ladang dakwah lainnya adalah hal tepat yang Allah hadiahkan padanya. Karena ia telah menyelesaikan semua amanahnya di Surabaya dengan baik dan profesional. Mudah-mudahan dengan semangat-semangat yang diberikannya padaku, aku juga dapat menyelesaikan amanahku dengan baik, terutama amanah untuk menyelesaikan program master yang sedang kutempuh saat ini agar aku juga dapat segera beralih pada amanah selanjutnya yang Allah siapkan untukku. Bukankah setelah menuntaskan suatu amanah, hendaknya kita segera menyambut amanah selanjutnya? Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar