Sabtu, Agustus 25, 2018

SELINGAN 1 : Gelora Gempita 18th ASIAN GAMES 2018



Melihat euforia masyarakat dan atlet Indonesia terhadap ASIAN GAMES khususnya yang berada di Jakarta, Palembang, Bekasi, Bogor, Subang serta tempat-tempat lain yang menjadi tempat terselenggaranya pesta olahraga se-Asia ini membuatku flash back, mengingat memori masa-masa lampau saat aku masih berkecimpung di dunia bulutangkis. Memang tidak bisa disebut sebagai atlet, tetapi setidaknya aku pernah benar-benar menekuni cabang olahraga tersebut. Seingatku di beberapa tulisan sebelumnya pernah kusebutkan. Tetapi akan kukisahkan ulang jika tulisan itu sulit ditemukan.
Sangat teringat di dalam memoriku masa-masa di mana arena lapangan badminton menjadi teman baikku setiap satu pekan sekali pada hari jumat. Kurang lebih tiga tahun aku berada di sana saat usiaku masih sekitar 8 tahun. Aku tak yakin apakah aku merupakan anggota klub karena aku tidak hafal atlet lainnya kecuali seorang senior lelaki yang kerap kali memakai kaos bertuliskan CAMEL di punggungnya, itupun juga aku tak tahu namanya. Karena bagiku, keberadaan seorang pelatih sudah cukup untuk membakar semangatku.
Berlari mengelilingi lapangan adalah rutinitas kami sebelum berlatih. Meski rentang usia kami cukup jauh, kurasa sekitar 10 tahun, banyaknya putaran yang harus kulakukan saat itu sama dengan senior lainnya. Melelahkan, bahkan aku seringkali menangis setelahnya. Baik setelah berlari, maupun setelah berlatih. Karena tak banyak anak seusiaku pada jam-jam tersebut, aku seringkali bermain privat dengan pelatih, terkadang sesekali juga bermain melawan senior. Maka dari itu aku tak yakin apakah aku masuk ke dalam klub, atau les privat badminton. Tetapi aku bersyukur pernah serius bermain badminton dan pernah punya pelatih yang tidak jemu untuk membuat kemampuan bermainku menjadi semakin lebih baik.
Tujuh tahun kemudian, aku sempat mengikuti pertandingan antar sekolah SMA se-Tangerang. Menjadi salah satu wakil dari sekolah merupakan kebanggaan tersendiri. Sayangnya, aku tak sebaik pemain lainnya yang berasal dari klub ataupun telah berlatih rutin. Karena saat itu, aku dan kawanku yang berasal dari sekolah kami tidak benar-benar menekuni olahraga ini. Tak ada pelatih, tak ada latihan rutin, serta tak juga mengikuti klub. Wajar saja kami tak mampu untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Itulah akhir dari karir permainanku dalam badminton. Meskipun sempat pada tahun pertama kuliah aku masuk ke dalam UKM badminton tetapi mataku sudah tak mampu lagi mengamati pergerakan shuttlecock yang terkena lighting GOR. Maka dari itu, saat ini badminton hanya kujadikan sebagai hobi, yang kulakukan jika ada waktu senggang.
Setelah mengalami sendiri, ditambah lagi dengan mengamati pertandingan dari beberapa jenis cabang olahraga, membuatku sadar bahwa ada dua macam pertandingan yaitu pertandingan melawan diri sendiri dan kedua pertandingan melawan orang lain. Olahraga yang termasuk dalam kategori melawan diri sendiri adalah cabang atletik seperti lari, lompat, atau cabang lain seperti balap sepeda, paralayang, panjat tebing, renang, panahan, bowling, dayung, angkat besi dan permainan lain yang sudah bisa dilakukan sendiri. Sedangkan olahraga yang termasuk kategori melawan orang lain adalah badminton, voli, tennis, tennis meja, sepak takraw, dan permainan lain yang hanya bisa dilakukan jika ada dua pemain/tim.
Kedua macam pertandingan tersebut selain terjadi dalam olahraga, pada umumnya juga terjadi pada kehidupan kita sehari-hari. Adakalanya kita harus melawan diri sendiri dengan kondisi lingkungan yang ada, kadang juga kita harus menghadapi kondisi untuk melawan orang lain. Tetapi seperti yang kusebutkan pada cerita awal bahwa keberadaan pelatih sangatlah penting. Begitu juga dalam menjalani kehidupan, keberadaan pelatih alias orang-orang yang dapat memberikan nasihat, menyalurkan semangat, dan menawarkan solusi sangat kita butuhkan. Terlebih dari orang-orang yang telah melalui kondisi yang sama dan mempunyai pengalaman yang sama.
Demikian tulisan selingan kali ini, sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Akhir kata, saya tutup dengan kutipan lagu ASIAN GAMES 2018 yaitu “and Give Your Best, Let God Do The Rest”. Fighting Indonesia!!


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar