Asssalamu’alaikum sahabat senja.. sudah lama saya tidak menulis di sini.
Kali ini saya ingin sedikit bercerita yang kemugkinan besar akan
menyinggung banyak orang termasuk diri saya sendiri. Pembicaraan ini adalah
mengenai salah sat aspek kehidupan kita yaitu bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata ‘bahasa 1/ba·ha·sa’
didefinisikan sebagai / n 1 Ling sistem lambang
bunyi yg arbitrer, yg digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; 2 percakapan
(perkataan) yg baik; tingkah laku yg baik; sopan santun: baik budi -- nya;-- menunjukkan bangsa, pb budi bahasa atau perangai serta tutur kata
menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi
rendah asal atau keturunan).
Ada
cerita yang unik (bisa juga dikatakan lucu) menurut saya, mengenai bahasa ini.
Begini, seperti yang pernah saya ceritakan, saya adalah anak pertama dari empat
bersaudara. Saya dan kedua adik saya (anak kedua dan ketiga) tidak tinggal di
rumah. Adik pertama saya (pr) ada di Maroko, adik kedua saya (pr) ada di
Sidoarjo dan saya ada di pesantren dekat kampus. Maka jadilah yang menemani
hidup kedua orang tua saya hanyalah adik terakhir saya (lk) yang masih kelas 1
SD.
![]() |
Bulan September '12-sebulan sebelum keberangkatan adek pertama (kanan) ke Maroko, adek kedua (tengah), adek terakhir (kiri) |
Sahabat, semenjak adik terakhir saya lahir entah mengapa di keluarga saya
tidak pernah menggunakan bahasa jawa yang notabene adalah bahasa daerah yang
sehari-hari kita gunakan di rumah. Mungkin karena saat adik saya tersebut lahir,
saya sedang menempuh pendidikan SMA di Tangerang atau karena alasan lainnya
saya tak tahu. Maka jadilah kehidupan ke depan kami tersebut sedikit sekali
menggunakan bahasa jawa. Saat saya mulai kuliah di ITS pun pada semester satu
saya terhitung sangat sedikit menggunakan bahasa jawa padahal kebanyakan
teman-teman saya adalah orang jawa.
Begitulah.. sampai akhirnya adik kecil saya menginjak pendidikan yang
lebih tinggi yaitu SD, dia belajar tentang bahasa jawa di sekolahnya. Saat pulang
ke rumah, dia kerapkali bertanya pada umi (ibu) atau abi (ayah) tentang bahasa
jawa, mengapa di rumah tak pernah diajarkan? Atau mengapa umi dan abi tak
pernah berbicara bahasa jawa? Selain di sekolah, saat ia bermain dengan
teman-temannya pun mereka menggunakan bahasa jawa, terkadang adik tak tahu
artinya maka seringkali tak jadi ikut bermain, hanya menjadi penonton atau
kembali pulang ke rumah. Tak jarang ucapan temannya yang menggunakan bahasa
jawa itu dikira kata-kata kotor atau ucapan tak sopan yang tabu untuk di
ucapkan karena pernah suatu saat dia menirukan kata-kata itu di rumah dan
akhirnya dimarahi sama umi karena salah satu kata yang dia ucapkan adalah kata yang
tak sopan. Jadi mau tak mau, sedikit demi sedikit umi mengajarkan dan
mengucapkan bahasa jawa kepada adik kecilku itu.
Adikku itu termasuk makhluk yang paling kritis di rumah, terkadang ia
mengira bahwa yang diajarkan ibunya adalah kata-kata kasar. Terkadang saya juga
tidak suka menggunakan bahasa jawa atau mendengarkan orang berbicara dnegan
bahasa jawa karena pada kenyataannya adalah sebagian (tak bisa dikatakan banyak
atau sedikit) bahasa jawa memang kasar atau (bahasa halusnya) tak sopan. Menurut
saya hal ini tidak boleh berkelanjutan terus menerus karena seperti yang telah
saya tulis pada definisi bahasa di atas bahasa berarti perkataan atau perbuatan
yang sopan, maka seharusnya perkataan atau perbuatan yang tidak sopan sebaiknya
dihilangkan dari kehidupan kita sehari-hari maksdunya tidak menjadikan ucapan
atau perbuatan tak sopan itu sebagai kebiasaan dan akhirnya dikatakan sebagai
bagian dari bahasa.
Jadi sahabat semua, kita harus mensortir kata-kata yang kita ucapkan. Bukan
berarti kita sama sekali tidak menggunakan bahasa tersebut tetapi memilah-milah
mana kata yang baik untuk diucapkan dan mana yang tidak. Baik saat kita
menggunakan bahasa resmi bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya terlebih
bahasa daerah karena bahasa daerah sedikit banyak adalah pengaruh dari
kebudayaan daerah setempat.
SEKALI LAGI, KARENA UCAPAN ADALAH DO’A. MAKA UCAPKANLAH HANYA KATA-KATA
BAIK YANG AKAN TEREALISASI PADA KEHIDUPAN NYATA KITA ^_^
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar