Rabu, Januari 16, 2013

Segar dan Menyegarkan


Assalamu’alaikum sahabat.. selamat senja..
Entah mengapa saya ingin menulis tentang ini. Tentang sesuatu yang belum pernah saya sadari sebelumnya. Tentang perilaku sederhana tapi sangat penting. Tentang perilaku yang sudah diajarkan oleh Rosulullah tapi baru saya terapkan kali ini. Sebelum saya menceritakannya, adakah di antara kita yang pernah marah? Atau malah suka marah-marah? Marah-marah gak jelas? Suka ngomel sendiri? Atau perilaku yang menunjukkan kemarahan lainnya? Saya punya sesuatu yang menarik untuk kasus ini. Check this out yaa..
Saya adalah anak pertama dari empat bersaudara, dilahirkan dari dua insan bertaqwa ciptaan Allah. Perlu diketahui bahwa ada satu perilaku yang tidak bisa saya hilangkan sampai sekarang yaitu marah. Perilaku ini menurut saya hanya bisa dikurangi dan dikendalikan. Entah mengapa di keluarga kecil saya-pun saya adalah anak yang paling mudah marah dan mungkin keras kepala. Tapi, sifat marah yang sangat bergejolak hanya bisa saya munculkan di hadapan keluarga kecil saya. Sifat marah ini tidak muncul dihadapan orang lain yang bukan keluarga saya tapi orang lain pasti tahu saat saya marah karena mimik wajah yang saya tampakkan akan berbeda. Tidak hanya mimik wajah, terkadang dari ucapan saya pun orang lain sudah dapat menerka kalau saya sedang marah.
Sahabat, jika saya marah terhadap orang lain maka perilaku saya akan berubah terhadap orang itu (menghindari, menyibukkan dengan hal lain dan semacamnya). Namun bebarapa saat kemudian saya diam dan merenung, sampai-sampai menyalahkan diri saya sendiri kemudian menangis. Pada akhirnya terkadang jika berani, saya meminta maaf kepada orang tersebut. Permasalahan selesai dan pada akhirnya kami bersikap biasa kembali.
Namun akhir-akhir ini saya bersikap sedikit lain. Saya harus selalu tampak segar dan menyegarkan. Saya bertekad tidak akan marah, tidak akan menampakkan mimik kemarahan baik dari wajah, ucapan atau perilaku. Tapi sedikit susah dalam hal perilaku rupanya, jadi saya putuskan untuk menghindar sebentar (mungkin 3-5 menit) bila saya marah. Sikap tersebut (segar dan menyegarkan) saya dapatkan dari seseorang yang wajahnya selalu riang dan bersinar (sawayaka no kao - san). Seperti ia tak pernah punya masalah. Sayangnya saya belum pernah berbicara langsung dengannya karena ia adalah seorang pria.
Sikap seperti itu mungkin sudah diterapkan oleh banyak orang, tapi entah mengapa saya baru menyadarinya sekarang dari pria itu. Sahabat, saat melihatnya saya jadi teringat satu surah yang ada di dalam kitab suci umat muslim Al-Qur’anul karim juga cerita yang ada di dalamnya. Surah itu adalah surah ‘abasa yang artinya seperti berikut :
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1554].
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[1555],
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan     pengajaran),
9. sedang ia takut kepada (Allah),
10. Maka kamu mengabaikannya.
[1554] Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
[1555] Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.
Segar dan Menyegarkan

11. sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
12. Maka Barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
13. di dalam Kitab-Kitab yang dimuliakan[1556],
14. yang ditinggikan lagi disucikan,
15. di tangan Para penulis (malaikat),
16. yang mulia lagi berbakti.
[1556] Maksudnya: Kitab-Kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari Lauhul Mahfuzh.
Dari penjelasan surah tersebutlah saya menyadari bahwa sikap yang segar dan menyegarkan ternyata telah diperintahkan Allah sejak jaman dahulu, bahkan Allah memperingatkan Rosulullah SAW dengan ayat ini saat beliau khilaf melayani dengan bermuka masam. Maka dari itu sahabat, kita niatkan semua sikap kita untuk meniru tauladan terbaik (Muhammad Rosulullah SAW) dan mengamalkan perintah Allah agar selalu dalam lindungan dan ridho-Nya. Kita juga harus yakin bahwa sikap seperti itu akan berdampak baik dn bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Jadi BAHAGIAKANLAH ORANG LAIN MAKA ALLAH AKAN MEMBAHAGIAKANMU ^_^


follow me @qhimahatthoyyib

2 komentar: