Rabu, Mei 20, 2015

Sejejak Kenangan: BAJU KEBESARAN



“Di jalan ini, bersama Kafilah Dakwah ini. Seberat apapun perjalanan yang harus ditempuh, sebesar apapun pengorbanan untuk menembusnya. Tetaplah di sini. Jika bersama dakwah saja engkau serapuh itu. Sekuat apa kau jika seorang diri. Andaikan dakwah bisa tegak seorang diri, tak perlu Musa mengajak Harun. Tak perlu pula Rosulullah mengajak Abu Bakar untuk menemaninya hijrah. Rehatkan badan sejenak untuk mengambil napas yang panjang lalu bangkitlah kembali.” Merupakan SIMFONI yang cocok untuk anggota aneh kami yang satu ini. Orang yang selalu mengawali kisah aneh kami bersamanya dengan keyword ‘baju’.
“Otaaaaa, kamu pake baju warna apa pas di nikahan mba Suci nanti?” ini momen tak terlupakan pertama kali ketika semakin hari semakin mengenalnya. Mba Suci adalah penerima piala bergilir pernikahan pertama di Kabinetnya. Kala itu, kakak-kakak Kabinet Ekspansi Dakwah (KED) mengajak kami (yang kala itu masih berstatus AHWA XXV SERU!) menghadiri pernikahan salah satu anggotanya di Tulungagung (atau Trenggalek ya? Aku lupa :V). Walhasil kita berdua (kebetulan hanya aku dan orang ini yang bisa datang kondangan :3) memakai baju yang senada warnanya.
“Rek, nanti pas MA kita presentasi kan? Mau pake seragam kan?” suatu hari ia mengingatkan kami tentang betapa pentingnya seragam selain betapa pentingnya GBHK kami ketika presentasi.
“Rek, besok pas Musyker mau pake baju apa?” katanya ketika awal-awal kepengurusan kami mendekati hari pemaparan prodak-prodak (program dakwah) kami. Walhasil akhirnya kita punya dua baju kebesaran selama masa kepengurusan kami yaitu baju AHWA dan PH.
“Rek, ada undangan nikah dari mba-mba ini lho.. kita mau pake baju sewarna, senada apa longdress aja?” kala itu ketika PH JMMI mendapat undangan pernikahan dari senior-senior kami yang lebih dulu lulus dari JMMI.
“Rek, nanti ETT pake apa nih? Jangan baju musyker yaa, bajuku lagi dilaundry..” dan masih banyak momen-momen kami tentang baju atau seragam yang sewarna atau senada warnanya baik ketika menghadiri undangan, ketika ada hajatan, ketika harus eksis di depan adek-adek. Dari masalah baju aja aku jadi berpikir bahwa, Duh, ini anak memang rempong banget deh yaa -_-“
“Eh girls, nanti foto-foto PH Akhwat kece pakai seragam apa?” kalau ini giliran aku yang bilang karena udah ketularan si rempong tadi :v
Yah begitulah kira-kira hal istimewa yang menggambarkan sosok aneh yang satu ini. Dia selalu mengingatkan hal-hal yang terlihat kecil. Maklum orangnya terlalu peka dengan sifat dominan melankolis (aja) yang di milikinya :3 saking pekanya nih anak, sampai-sampai punya jatah air mata yang dikeluarin setiap harinya, meskipun sebenarnya di mata kami (anggota lainnya) hal kecil itu bukan merupakan suatu masalah atau bahkan ketika dia sendiri tidak merasa punya masalah tetap saja ada tetesan air mata. Sampai suatu waktu aku bilang padanya “itu air mata gak habis-habis ya ris kamu keluarin tiap hari :v” hingga menjelang akhir kepengurusan pun masih ada aja jatah air mata yang harus dikeluarkan.
Riskha Tri Oktaviani sayangku yang nangisan alias suka banget nangis (hobinya kali yak :v), kamu sangat istimewa buat kami. Terimakasih sudah menjadi bagian dari kami setahun lalu, kini, dan selamanya. Barokallah atas amanah Koor DPP-1516 bersama partner baru. Aku yakin partner yang satu ini akan membuatmu berbeda. Love you~


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar