“Di jalan
ini, bersama Kafilah Dakwah ini. Seberat apapun perjalanan yang harus ditempuh,
sebesar apapun pengorbanan untuk menembusnya. Tetaplah di sini. Jika bersama
dakwah saja engkau serapuh itu. Sekuat apa kau jika seorang diri. Andaikan dakwah
bisa tegak seorang diri, tak perlu Musa mengajak Harun. Tak perlu pula Rosulullah
mengajak Abu Bakar untuk menemaninya hijrah. Rehatkan badan sejenak untuk
mengambil napas yang panjang lalu bangkitlah kembali.” Merupakan SIMFONI yang
cocok untuk anggota aneh kami yang satu ini. Orang yang selalu mengawali kisah
aneh kami bersamanya dengan keyword ‘baju’.
“Otaaaaa, kamu
pake baju warna apa pas di nikahan mba Suci nanti?” ini momen tak terlupakan
pertama kali ketika semakin hari semakin mengenalnya. Mba Suci adalah penerima
piala bergilir pernikahan pertama di Kabinetnya. Kala itu, kakak-kakak Kabinet Ekspansi
Dakwah (KED) mengajak kami (yang kala itu masih berstatus AHWA XXV SERU!)
menghadiri pernikahan salah satu anggotanya di Tulungagung (atau Trenggalek ya?
Aku lupa :V). Walhasil kita berdua (kebetulan hanya aku dan orang ini yang bisa
datang kondangan :3) memakai baju yang senada warnanya.
“Rek, nanti pas
MA kita presentasi kan? Mau pake seragam kan?” suatu hari ia mengingatkan kami
tentang betapa pentingnya seragam selain betapa pentingnya GBHK kami ketika
presentasi.
“Rek, besok pas
Musyker mau pake baju apa?” katanya ketika awal-awal kepengurusan kami
mendekati hari pemaparan prodak-prodak (program dakwah) kami. Walhasil akhirnya
kita punya dua baju kebesaran selama masa kepengurusan kami yaitu baju AHWA dan
PH.
“Rek, ada
undangan nikah dari mba-mba ini lho.. kita mau pake baju sewarna, senada apa longdress
aja?” kala itu ketika PH JMMI mendapat undangan pernikahan dari senior-senior
kami yang lebih dulu lulus dari JMMI.
“Rek, nanti ETT
pake apa nih? Jangan baju musyker yaa, bajuku lagi dilaundry..” dan
masih banyak momen-momen kami tentang baju atau seragam yang sewarna atau
senada warnanya baik ketika menghadiri undangan, ketika ada hajatan, ketika
harus eksis di depan adek-adek. Dari masalah baju aja aku jadi berpikir bahwa, Duh,
ini anak memang rempong banget deh yaa -_-“
“Eh girls, nanti
foto-foto PH Akhwat kece pakai seragam apa?” kalau ini giliran aku yang bilang
karena udah ketularan si rempong tadi :v
Yah begitulah
kira-kira hal istimewa yang menggambarkan sosok aneh yang satu ini. Dia selalu
mengingatkan hal-hal yang terlihat kecil. Maklum orangnya terlalu peka dengan
sifat dominan melankolis (aja) yang di milikinya :3 saking pekanya nih anak, sampai-sampai
punya jatah air mata yang dikeluarin setiap harinya, meskipun sebenarnya di
mata kami (anggota lainnya) hal kecil itu bukan merupakan suatu masalah atau
bahkan ketika dia sendiri tidak merasa punya masalah tetap saja ada tetesan air
mata. Sampai suatu waktu aku bilang padanya “itu air mata gak habis-habis ya
ris kamu keluarin tiap hari :v” hingga menjelang akhir kepengurusan pun masih
ada aja jatah air mata yang harus dikeluarkan.
Riskha Tri
Oktaviani sayangku yang nangisan alias suka banget nangis (hobinya kali yak :v),
kamu sangat istimewa buat kami. Terimakasih sudah menjadi bagian dari kami
setahun lalu, kini, dan selamanya. Barokallah atas amanah Koor DPP-1516 bersama
partner baru. Aku yakin partner yang satu ini akan membuatmu berbeda. Love you~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar