Jumat, Mei 22, 2015

Sejejak Kenangan: BERTEMU TSUNADE (HOKAGE KELIMA)



Entah kenapa si akhwat yang akan kuceritakan satu ini mirip banget dengan kisah Tsunade dalam perjalanannya menjadi Hokage Kelima (Simak Komik ‘Naruto’ yang legendaris dari Jepang bila ingin tahu cerita Tsunade lebih lengkap). Bukan, bukan karena mereka sama-sama wanita tapi terdapat kesamaan cerita lain dibalik itu. Mengapa harus tokoh komik Naruto yang bernama Tsunade? Nanti kamu akan tahu bagaimana bisa seperti itu :3. Tapi maaf ya kalau tak terlalu nyambung antara kisah ini dan Tsunade, karena hanya sekedar kesenangan :D.
Ketika kami bertemu (berbincang berdua), si ukhti yang satu ini gemar sekali menceritakan masa-masa kejayaannya di SMA (bukan masa kejayaan sih, tepatnya masa-masa menyenangkan). Ia suka sekali (lebih tepatnya kami berdua) senang sekali mengenang kehidupan (kami) di asrama dahulu bersama teman-teman masa lalu. Pasalnya dulu aku juga mengalami masa-masa yang sama (masa-masa menyenangkan di Asrama) meski kami berada di sekolah yang berbeda pun juga di asrama yang berbeda. Awalnya aku lupa bagaimana ini bisa terjadi, seingatku pertama kali aku hanya bertanya “Kamu dari jawa barat ya? Mananya?” dengan santai ia menjawab “Cirebon” dengan logat sundanya (menurutku itu logat sunda padahal menurut orang sunda itu bukan logat sunda :v). Begitulah percakapan kami pertama kali, singkat padat jelas.
Semakin ke sini semakin banyak hal yang kami perbincangkan, bukan hanya mengenai masa-masa di asrama tapi masih lebih sering mengenai hal itu :3. Banyak kesamaan dari kisah-kisah asrama kami, mulai dari jumlah satu angkatan yang hanya sedikit dan kami bisa mengenal mereka (teman-teman kami kala itu) dengan cepat, kisah kebersamaan kami dan keceriaan kami di asrama, kisah tentang baju, kisah tentang menyembunyikan alat komunikasi, kisah tentang kabur dari asrama, kisah tentang serunya acara-acara kami, kisah tentang barang pribadi, tak lupa juga kisah cinta kami kala itu (aku yakin bahwa semua orang punya masa lalu tapi semua orang berhak berdamai dengan masa lalu :D). Dari kisah-kisah kami, ada banyak hal yang bisa kupelajari darinya yaitu kecerdasan, sifat ambisius, dan pantang menyerah. Semacam bertemu hokage yang punya  jurus-jurus dahsyat luar biasa B).
Namun suatu hari, ketika kami sudah seperti sekarang, berada pada fase penuh dilema, fase abstrak dan sangat absurd untuk melakukan suatu hal ia menjadi seperti raga yang kehilangan semangat. Perlahan-lahan semakin hari level keambisiusannya semakin menurun (ini salah siapa? :v). Pada tingkat ini, ia akan mengalihkan perhatiannya pada hal tak penting seperti menonton anime kesukaanya ‘Naruto’ atau tidur :D. Di lain waktu ia bisa bertingkah seperti anak kecil yang sudah tidak lagi mempunyai mainan. “Kakakkkkk, kakak aku harus semangat kan ya? Aku harus lulus tahun ini kan ya? Udah banyak yang nungguin aku wisuda kan ya? Banyak yang pengen datang dan lihat wisudaanku kan ya? Kakakkk.” Dengan suara paraunya seperti berbicara padaku padahal ia berbicara pada dirinya sendiri. Meyakinkan dirinya bahwa ia pasti bisa.
Susi Yanuarsih, kembalikan semangatmu lagi nak. Kembalikan lagi keambisiusanmu itu B). Aku yakin kamu pasti bisa jadi Hokage seperti yang kamu impikan :3. Semangat #112 ya sayang~ Udah banyak tuh yang nungguin, termasuk si doi :p. Kalau tak ada yang menunggu tak usah khawatir karena jalan ini pun juga akan selalu menantimu :D. SIMFONI “Jalan dakwah, kita bukan pemula, juga bukan penghujung, tapi kita penyambung. Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu (Ust. Rahmat Abdullah, alm).”

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar