Kamis, Mei 28, 2015

Sejejak Kenangan: KSATRIA TANPA BAJA



SIMFONI “Kamu tidak akan memasuki surga sehingga kamu beriman, kamu tidak akan beriman (dengan sempurna) sehingga kamu saling berkasih sayang. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang dengannya kamu berkasih sayang? Sebarkanlah salam di antara kalian. (HR Muslim no.54)”. Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh. Sahabat, tulisan berjudul demikian bukan berarti aku akan menceritakan seorang lelaki. Memang, dalam buku cerita dan kisah sejarah maupun film action, komik dan novel fantasi baik fiksi maupun non fiksi, kata ksatria sangat identk dengan para lelaki. Pada umumnya, sosok ksatria adalah seorang pria yang banyak diidam-idamkan oleh para wanita. Sosok lelaki tangguh, lelaki kuat, lelaki tegar, lelaki romantis, lelaki pemberani, lelaki yang tak pantang menyerah, lelaki hebat yang bisa melakukan apapun, lelaki penolong dan penyayang, lelaki yang peka terhadap kehidupan sekitarnya dan tak lupa juga lelaki berbaja dengan menunggangi kuda kesayangannya :D.
Tapi tidak demikian untukku. Ksatria yang satu ini berbeda dari pada umumnya dan berbeda dengan lainnya. Ia tidak berkuda bahkan juga tidak mempunyai baja (karena belum bisa menunggangi kuda dan belum mampu membeli seperangkat baja :v). Sosok yang berkepribadian tegas di luar namun lembut di dalam (kayak telor aja :3). Ah ya, berbicara tentang telor memang terdapat pelajaran menarik yang dapat diambil darinya. Walhasil, inilah yang membuatku mengubah slogan BK Annisaa alias Keputrian JMMI ITS periode 14/15 menjadi ‘Strong Outside, Smooth Inside’. Namun slogan itu masih kusesuaikan dengan karakter para akhwat (muslimah) ITS yang ternyata memang demikian adanya. Slogan tersebut dikirimkan oleh seorang sahabat nun jauh di sana dengan gambar telor dan kalimat favoritnya pada kaus buatannya (eh bukannya cerita malah jadi keterusan curhat :D).
Back to topic. Sama hal-nya dengan ksatria pada umumnya, sosok satu ini sangat sibuk dengan dunianya. Harus mendatangi panggilan di sana, dituntut untuk menghadiri undangan ini, dipaksa memenuhi kebutuhan yang itu, belum lagi beban-beban lain yang harus ia laksanakan. Akibatnya sangat mudah ditebak, yaitu kurang nutrisi dan kurang istirahat. Istirahat dan nutrisi adalah musuh utama para ksatria, karena kedua hal tersebut tidak boleh dikonsumsi secara berlebih hanya saja harus terpenuhi. Mungkin, ‘cukup’ adalah kata yang pas untuk menelaah keduanya. Namun saking kurangnya, kemampuan ajaib yang sering dilakukannya adalah tidur di atas kendaraan ketika mengendarai, atau tertidur dengan helm di kepalanya setelah sesaat tiba di kediamannya. Hingga pernah suatu hari (sering bahkan) kami (akhwat tangguh nan kece) mengingatkannya untuk mengasup nutrisi. Namun apa daya, sang ksatria hanya menutup telinga, pergi begitu saja dengan senyuman di wajahnya (duh, ini mau nulis apasih sebenarnya :v).
“Dari mana saja? Kok baru datang.” tanyaku suatu hari megapa ia terlambat dalam forum kami (forum kece dua belas Akhwat tangguh nan kece).
“Iya, harus ke sana dan ke situ dulu.” Jawabnya. Wajar saja, dalam film-film pun demikian. Seorang manusia super yang kemudian berubah menjadi ksatria baja hitam atau pahlawan bertopeng beraksi di tempat kejadian perkara (tkp) dan kembali pada komplotannya—sebagai manusia biasa—dengan terlambat atau dengan fisik yang lelah dan tergesa-gesa.
Baiq Marwah Rahmah (jangan dipanggil baiqo lagi gaes, dia gak suka. sok sok jadi pahlawan padahal yang memulainya juga aku :p). Ya, ksatria itu adalah kamu (ksatria yang terlambat :v). Ksatria tak berbaja bahkan hanya berkendara motor saja (dulu malah sering tidak memakai helm -_-“ mentang-mentang tinggal deket kampus jadi tidak safety). Ksatria bagi banyak orang namun seringkali lupa dengan menjaga keselamatan dirinya (kamu udah perlu ksatria beneran deh kayaknya :D). Ksatria menggemaskan dan juga mengkhawatirkan. Ibu Kamus-(Ketua Kemuslimahan)-ku jaga diri baik-baik ya sayang, karena kami—mungkin—akan meninggalkanmu berjuang di Surabaya hanya berteman waktu. Sampai jumpa~

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar