SIMFONI “Kamu
tidak akan memasuki surga sehingga kamu beriman, kamu tidak akan beriman
(dengan sempurna) sehingga kamu saling berkasih sayang. Maukah kamu aku
tunjukkan sesuatu yang dengannya kamu berkasih sayang? Sebarkanlah salam di
antara kalian. (HR Muslim no.54)”. Assalamu’alaikum warohmatullah
wabarokatuh. Sahabat, tulisan berjudul demikian bukan berarti aku akan
menceritakan seorang lelaki. Memang, dalam buku cerita dan kisah sejarah maupun
film action, komik dan novel fantasi baik fiksi maupun non fiksi, kata
ksatria sangat identk dengan para lelaki. Pada umumnya, sosok ksatria adalah
seorang pria yang banyak diidam-idamkan oleh para wanita. Sosok lelaki tangguh,
lelaki kuat, lelaki tegar, lelaki romantis, lelaki pemberani, lelaki yang tak
pantang menyerah, lelaki hebat yang bisa melakukan apapun, lelaki penolong dan
penyayang, lelaki yang peka terhadap kehidupan sekitarnya dan tak lupa juga lelaki
berbaja dengan menunggangi kuda kesayangannya :D.
Tapi tidak demikian
untukku. Ksatria yang satu ini berbeda dari pada umumnya dan berbeda dengan
lainnya. Ia tidak berkuda bahkan juga tidak mempunyai baja (karena belum bisa menunggangi
kuda dan belum mampu membeli seperangkat baja :v). Sosok yang berkepribadian tegas
di luar namun lembut di dalam (kayak telor aja :3). Ah ya, berbicara tentang
telor memang terdapat pelajaran menarik yang dapat diambil darinya. Walhasil, inilah
yang membuatku mengubah slogan BK Annisaa alias Keputrian JMMI ITS periode 14/15
menjadi ‘Strong Outside, Smooth Inside’. Namun slogan itu masih
kusesuaikan dengan karakter para akhwat (muslimah) ITS yang ternyata memang
demikian adanya. Slogan tersebut dikirimkan oleh seorang sahabat nun jauh di
sana dengan gambar telor dan kalimat favoritnya pada kaus buatannya (eh bukannya
cerita malah jadi keterusan curhat :D).
Back to
topic. Sama hal-nya dengan ksatria pada umumnya, sosok satu ini sangat
sibuk dengan dunianya. Harus mendatangi panggilan di sana, dituntut untuk
menghadiri undangan ini, dipaksa memenuhi kebutuhan yang itu, belum lagi
beban-beban lain yang harus ia laksanakan. Akibatnya sangat mudah ditebak,
yaitu kurang nutrisi dan kurang istirahat. Istirahat dan nutrisi adalah musuh
utama para ksatria, karena kedua hal tersebut tidak boleh dikonsumsi secara
berlebih hanya saja harus terpenuhi. Mungkin, ‘cukup’ adalah kata yang pas
untuk menelaah keduanya. Namun saking kurangnya, kemampuan ajaib yang sering dilakukannya
adalah tidur di atas kendaraan ketika mengendarai, atau tertidur dengan helm di
kepalanya setelah sesaat tiba di kediamannya. Hingga pernah suatu hari (sering
bahkan) kami (akhwat tangguh nan kece) mengingatkannya untuk mengasup nutrisi. Namun
apa daya, sang ksatria hanya menutup telinga, pergi begitu saja dengan senyuman
di wajahnya (duh, ini mau nulis apasih sebenarnya :v).
“Dari mana saja?
Kok baru datang.” tanyaku suatu hari megapa ia terlambat dalam forum kami
(forum kece dua belas Akhwat tangguh nan kece).
“Iya, harus ke
sana dan ke situ dulu.” Jawabnya. Wajar saja, dalam film-film pun demikian. Seorang
manusia super yang kemudian berubah menjadi ksatria baja hitam atau pahlawan
bertopeng beraksi di tempat kejadian perkara (tkp) dan kembali pada
komplotannya—sebagai manusia biasa—dengan terlambat atau dengan fisik yang lelah
dan tergesa-gesa.
Baiq Marwah
Rahmah (jangan dipanggil baiqo lagi gaes, dia gak suka. sok sok jadi pahlawan padahal yang memulainya juga aku :p). Ya, ksatria itu adalah kamu (ksatria yang terlambat :v). Ksatria tak berbaja bahkan hanya
berkendara motor saja (dulu malah sering tidak memakai helm -_-“
mentang-mentang tinggal deket kampus jadi tidak safety). Ksatria bagi
banyak orang namun seringkali lupa dengan menjaga keselamatan dirinya (kamu udah perlu ksatria beneran deh kayaknya :D). Ksatria
menggemaskan dan juga mengkhawatirkan. Ibu Kamus-(Ketua Kemuslimahan)-ku jaga diri baik-baik ya sayang, karena
kami—mungkin—akan meninggalkanmu berjuang di Surabaya hanya berteman waktu.
Sampai jumpa~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar