Sabtu, Mei 30, 2015

Sejejak Kenangan (Epilog): FROM MAY TO MAY



Dear May,
Kamu sadar kan kamu itu siapa? (Seorang manusia maksudmu?) Bukan, bukan itu maksudku. Aku tidak bertanya pada diriku. Tapi aku berbicara padamu, May. Ya, kamu may yang membuat hari-hariku begitu bahagia, yang membuat hari-hariku begitu menyenangkan, yang membuat hari-hariku semakin mempesona, yang membuat hari-hariku begitu istimewa? (Maksudmu? Bukankah selalu ada masalah denganmu setelah kedatanganku waktu itu? Bukankah kau benci padaku? Buktinya kau selalu memintaku cepat berlalu. Apa kau lupa?). Ah bagaimana mungkin aku berharap demikian? Itu hanya perasaanmu saja barangkali. Oh ya may, aku barangkali lupa menyampaikan ini padamu. Sejujurnya aku membenci waktu. Mungkin karena ini kau menganggapku juga benci padamu.
Ya, waktu. Bukankah aku sering bercerita kepadamu bagaimana masa laluku dengan puluhan sahabatku? Tapi waktu, akan mengubah segalanya. Sungguh memang tak selamanya kau membuatku begitu bahagia juga tak selamanya kau berada di sisiku. Namun, terimakasih telah memberikan apapun padaku. Keinginan yang kuminta, juga kebutuhan yang seharusnya kucerna. May, maukah kau berjanji padaku untuk tetap kembali melihatku pada tahun 2019 nanti? Menjadi tempat dan saksi dimana aku (berusaha) lebih bahagia dan menerima hidup daripada saat ini? Menjadi tempat dan saksi di mana aku dapat mengumpulkan keluarga ini kembali setelah mereka semua pergi ke sana, ke tempat yang lebih mereka inginkan? Keluarga yang memberiku banyak kisah dan keajaiban dalam menjalani hidup.
May, kau ingat ada apa dengan tanggal 10 tahun lalu, 2014? Ketika kau merasa kubenci setelah saat itu berlalu? Adalah hari dimana keluarga ini terlahir. Ajaib bukan? Bukan hanya seorang tapi dua belas putri anggun nan super. Bayangkan bagaimana sebuah keluarga bisa melahirkan dua belas orang sekaligus dalam satu waktu. Menakjubkan. Dan lebih menakjubkan lagi aku menjadi bagian dari mereka. Menjadi salah seorang di antara dua belas putri tersebut. Tidak kusangka, rasanya seperti dilahirkan kembali dalam hidup ini. Yap, aku yang bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa dipaksa menjadi siapa dan mempunyai apa. Ingin sekali rasanya berkata, “ini menyebalkan”, tapi selalu ada Tuhan. “Tenang saja, ada Allah Ta’ala yang siap menerima segala curhatmu di sepertiga malamNya”, itu kata mereka.
May, hari ini hari terakhirmu menemaniku tahun ini. Terimakasih atas kesetiaanmu, atas kemampuanmu untuk menungguku. Terimakasih atas satu tahun yang masing-masing saling kita lewati (terhitung tanggal 10 tahun 2015 lalu). May, yang harus kau ingat kembali adalah kau sangat istimewa untukku. Ingatlah untuk kembali setiap tahun, untuk menjengukku setelah kau pergi esok hari. Agar kau bisa membisikkan kepadaku bagaimana seharusnya aku mengucapkan hari lahir kami kepada sebelas putri anggun nan super lain di sela-sela padatnya aktivitas mereka. Agar kami tak lupa siapa diri kita sebenarnya, bagaimana visi kita semestinya, serta cara mengabadikan misi kita sejatinya. Agar kami selalu ingat bahwa kami pernah berada dalam satu keluarga, berjuang di jalan yang sama, memperjuangkan terbentuknya Indonesia Madani bersama.
May 2019, semoga Allah mempertemukanku denganmu. Pun aku berharap agar Allah senantiasa meridhoi aktivitasku dan mereka (Akhwat Tangguh nan Kece) dalam perjalanan panjang yang tak pernah kami tahu hasilnya tapi akan kami perjuangkan sekuatnya. Aku juga berharap bisa mengundang mereka—masing-masing—dalam fasa metamorfosaku nanti. Karena dapat mempertemukanmu (May) pada saudari-saudariku adalah suatu kebahagiaan untukku.
Salam senja,
Yang merindu dan mendoakanmu, May.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar