Dear May,
Kamu sadar kan
kamu itu siapa? (Seorang manusia maksudmu?) Bukan, bukan itu maksudku. Aku tidak
bertanya pada diriku. Tapi aku berbicara padamu, May. Ya, kamu may yang membuat
hari-hariku begitu bahagia, yang membuat hari-hariku begitu menyenangkan, yang
membuat hari-hariku semakin mempesona, yang membuat hari-hariku begitu
istimewa? (Maksudmu? Bukankah selalu ada masalah denganmu setelah kedatanganku
waktu itu? Bukankah kau benci padaku? Buktinya kau selalu memintaku cepat
berlalu. Apa kau lupa?). Ah bagaimana mungkin aku berharap demikian? Itu hanya
perasaanmu saja barangkali. Oh ya may, aku barangkali lupa menyampaikan ini
padamu. Sejujurnya aku membenci waktu. Mungkin karena ini kau menganggapku juga
benci padamu.
Ya, waktu. Bukankah
aku sering bercerita kepadamu bagaimana masa laluku dengan puluhan sahabatku? Tapi
waktu, akan mengubah segalanya. Sungguh memang tak selamanya kau membuatku
begitu bahagia juga tak selamanya kau berada di sisiku. Namun, terimakasih
telah memberikan apapun padaku. Keinginan yang kuminta, juga kebutuhan yang seharusnya
kucerna. May, maukah kau berjanji padaku untuk tetap kembali melihatku pada
tahun 2019 nanti? Menjadi tempat dan saksi dimana aku (berusaha) lebih bahagia dan
menerima hidup daripada saat ini? Menjadi tempat dan saksi di mana aku dapat
mengumpulkan keluarga ini kembali setelah mereka semua pergi ke sana, ke tempat
yang lebih mereka inginkan? Keluarga yang memberiku banyak kisah dan keajaiban
dalam menjalani hidup.
May, kau ingat
ada apa dengan tanggal 10 tahun lalu, 2014? Ketika kau merasa kubenci setelah
saat itu berlalu? Adalah hari dimana keluarga ini terlahir. Ajaib bukan? Bukan hanya
seorang tapi dua belas putri anggun nan super. Bayangkan bagaimana sebuah
keluarga bisa melahirkan dua belas orang sekaligus dalam satu waktu. Menakjubkan.
Dan lebih menakjubkan lagi aku menjadi bagian dari mereka. Menjadi salah
seorang di antara dua belas putri tersebut. Tidak kusangka, rasanya seperti dilahirkan
kembali dalam hidup ini. Yap, aku yang bukan siapa-siapa dan tidak punya
apa-apa dipaksa menjadi siapa dan mempunyai apa. Ingin sekali rasanya berkata, “ini
menyebalkan”, tapi selalu ada Tuhan. “Tenang saja, ada Allah Ta’ala yang siap
menerima segala curhatmu di sepertiga malamNya”, itu kata mereka.
May, hari ini
hari terakhirmu menemaniku tahun ini. Terimakasih atas kesetiaanmu, atas
kemampuanmu untuk menungguku. Terimakasih atas satu tahun yang masing-masing
saling kita lewati (terhitung tanggal 10 tahun 2015 lalu). May, yang harus kau
ingat kembali adalah kau sangat istimewa untukku. Ingatlah untuk kembali setiap
tahun, untuk menjengukku setelah kau pergi esok hari. Agar kau bisa membisikkan
kepadaku bagaimana seharusnya aku mengucapkan hari lahir kami kepada sebelas putri
anggun nan super lain di sela-sela padatnya aktivitas mereka. Agar kami tak
lupa siapa diri kita sebenarnya, bagaimana visi kita semestinya, serta cara
mengabadikan misi kita sejatinya. Agar kami selalu ingat bahwa kami pernah
berada dalam satu keluarga, berjuang di jalan yang sama, memperjuangkan terbentuknya
Indonesia Madani bersama.
May 2019, semoga
Allah mempertemukanku denganmu. Pun aku berharap agar Allah senantiasa meridhoi
aktivitasku dan mereka (Akhwat Tangguh nan Kece) dalam perjalanan panjang yang
tak pernah kami tahu hasilnya tapi akan kami perjuangkan sekuatnya. Aku juga berharap
bisa mengundang mereka—masing-masing—dalam fasa metamorfosaku nanti. Karena dapat
mempertemukanmu (May) pada saudari-saudariku adalah suatu kebahagiaan untukku.
Salam
senja,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar