Siang,
Alhamdulillah bisa kembali lagi pada dunia ini. Dunia imajinasi :). Sempat bingung
mengapa berbulan-bulan lalu kemampuan ajaib ini tidak keluar lagi, sempat
stress karena banyak pikiran yang harus ditumpahkan namun tidak bisa dilakukan.
Walhasil terbitlah hari ini tulisan panjang, kalau bisa malah nanti akan kujadikan
novel mengenai kisah personel kami :p Selamat menikmati kisah kami! Kisah sejejak
kenangan dua belas akhwat tangguh nan kece B)
-----------------------------------------------------------------------------
6 tahun
berkelana bukan waktu yang lama buatku. Memang aku tidak punya hobi travelling
atau jalan-jalan, tapi aku selalu senang menjelajah tempat baru, menghirup
segarnya udara taman, atau tempat-tempat hening nan romantis lainnya. Hmmm hanya
dengan membayangkan pun sudah menyenangkan buatku. Entah mengapa, hingga kini
rasanya masih tidak rela kembali lagi ke daerah asal. Tapi inilah yang terjadi.
Sudah hampir empat tahun aku kembali. Surabaya. Inilah kota kelahiranku meski
sebenarnya aku tidak benar-benar tinggal di sini sebelum berkelana selama itu.
Terlalu panjang bila kuceritakan sekarang, karena tulisan kali ini akan fokus
bercerita tentang ‘kalian’.
Yap, kalian
sahabat terbaik, siapa lagi kalau bukan Keluarga Harmoni? Orang asing yang mengaku
sebagai sebuah keluarga. Orang tak dikenal yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan
seolah membangun persahabatan dan keakraban. Persahabatan, kata-kata manis yang
memuakkan itu selalu menjadi penghalang perpisahan. Bahkan sebelum tahu
artinya, sebelum kita tahu makna dari kata itu berdasarkan referensi, kita
sendiri telah lancang memaknai persahabatan buah dari pengalaman. Aku sendiri
buktinya, tanpa buka kamus, tanpa tahu artinya, suka-suka saja menyebut
kericuhan dan keributan kita sebagai bumbu persahabatan. Ah, apalah arti
mengetahui makna dari suatu kata tanpa pernah mengalaminya. Apalah arti
memahami definisi tanpa bisa menerapkannya.
Banyak yang
bilang kalau setahun berada di tempat ini bukanlah waktu yang lama. Semester
pertama untuk beradaptasi dan semester kedua untuk mempersiapkan penerus
generasi. Memangnya kalian juga merasa seperti itu? Ah, biarlah. Terserah
kalian mau merasa macam mana aku sudah tak peduli. Terdengar apatis memang,
hiperbolis dan sarkatis. Tapi itulah yang kurasakan di pekan-pekan terakhir
kepengurusan kita. Antara rasa tak ingin mengerti lagi, tak peduli lagi namun
juga… ingin terus bersama lagi semua bercampur aduk. Ah entahlah. Lagi-lagi
kata entahlah muncul pada tulisan tentang kalian.
Desember tahun
2013, entah tanggal berapa. Aku tak pernah hapal detil-detil tanggal kejadian
meski sepenting apapun kejadian tersebut (kecuali bila tertulis pada buku
ajaibku). Seingatku kita dipertemukan kala itu, meski pada masa kepengurusan
berlangsung tidak utuh lagi seperti kala itu. Aku selalu bersyukur dan tetap
bahagia bisa dipertemukan dengan kalian pada masa-masa terakhir studi sarjana
pertamaku. Meski sebenarnya tidak banyak hal menyenangkan yang telah kita
lakukan bersama. Memangnya siapa yang pernah bilang kalau jalan dakwah itu
menyenangkan? Bahkan jalan ini penuh batu dan berliku. Namun tak terasa kini,
setahun kemudian 17 Mei 2015 amanah penting nan sangat berat itu telah
berpindah kepada pundak yang lain (pundak yang masih perlu dikuatkan dan pundak
yang masih perlu dilatih) dan amanah lain akan berpindah kepada kita. Sejujurnya,
banyak dari kita yang tidak menginginkannya (memangnya siapa yang mau meminta
amanah?) namun, kita bersedia menerimanya. Bukan, bukan karena kita tidak rela meninggalkan
dan memberikan amanah sebelumnya kepada pundak yang baru tapi terlebih karena
kita ingin selalu bersama dan bersatu.
Meski begitu,
hingga kini aku merasa belum bisa memahami kalian. Jujur saja, diri ini masih
hanya dekat dengan orang tertentu dan tidak terbuka pada semua orang. Hal itu
sangat sesuai dengan teori kelarutan yang diajarkan di jurusanku, Kimia. Sebut
saja, “Like dissolve Like”. Bahwasannya yang sejenislah yang dapat saling
bersenyawa dan saling melarutkan. Bukankah kalian juga seperti itu? Memilih
bercerita dengan bebas kepada orang tertentu saja? Meski kau bilang bahwasannya
tempat curhat hanya Allah semata tapi kita tetap memerlukan orang lain untuk
memberikan dorongan moral kepada kita.
Sayangnya kita
bukan orang biasa yang dipertemukan oleh Allah tanpa kesengajaan. Aku lebih
senang menyebutnya bahwasannya kita adalah orang-orang aneh yang dipertemukan dengan
cara yang juga aneh. Yap, perkenalkan bahwa kami adalah dua belas manusia
aneh yang semakin aneh ketika kami dikumpulkan sehingga keanehan itu dirasakan
oleh orang lain di luar kami serta membuat mereka geli kepada kami dan
memandang sebelah mata kepada kami. Aku sendiri pun tak paham mengapa tapi
bukan kami namanya apabila tidak berisik, tidak suka memerintah, tidak tangguh,
tidak suka mengomel, tidak mudah mengeluh, tidak kreatif, tidak suka ikut
campur, tidak suka bertengkar, tidak suka keributan, tidak mandiri, tidak kece,
dan terakhir tidak cantik :p itulah dua belas sifat yang menggambarkan dua
belas anggota kami.
Kuberitahu ya,
bahwa kita adalah orang-orang unik dan manusia langka yang tidak bisa ditemukan
di manapun. Sayangnya keunikan dan kelangkaan kami hanya terlihat apabila kami
bersama. Namun, meskipun sudah bersama selama satu setengah tahun dan mengerti
satu sama lain kami tetap sama di mata orang lain yaitu tidak bisa dimengerti
:v Berikut adalah sejejak kenangan yang menggambarkan kami, dua belas akhwat
tangguh nan kece di lingkaran ini. Lingkaran keluarga yang bernama JMMI (Jamaah
Masjid Manarul Ilmi) sebuah LDK (lembaga Dakwah Kampus) di ITS (institut Teknologi
Sepuluh Nopember) Surabaya. Pada suatu hari, 10 Mei 2014 kami berdua belas
ditetapkan sebagai penopang punggawa akhwat alias PH (Pengurus Harian) kabinet kami
(yang kemudian bernama KKH Kabinet Kolaborasi Harmoni, penghuni RH (Rumah Harmoni) dan pembangun KH (Keluarga Harmoni). Pokoknya serba harmoni tapi yaa itu cuma katanya
:v (jangan percaya karena itu hanya ilusi, tapi kami selalu berhasil
menyembunyikannya. Hayoo kurang keren gimana cobak :p).
Begitulah
sejejak kenangan tentang kami, ikuti kisah selanjutnya karena akan banyak
tulisan yang terbit mengenai kami B). Semoga Barokah dan dilancarkan semua urusan
kalian yaa. Terimakasih telah membaca. Sedikit
kutipan penyemangat dari kami (SIMFONI) “Ada kecintaan apa aku dengan dunia?
Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari
teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya (HR
Turmudzi). Kehidupan dunia hanyalah tempat berteduh sejenak dan sebaik-baik
bekal adalah amal sholeh.”
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar