Rabu, Juni 17, 2015

(Day 1) MENGENANG 1434 HIJRIAH



                Alhamdulillaahilladzi arsala Rosulahu bil huda wadiinil haq, liyudzhirohu ‘alaa diini kullih, wa kafaa billaahi syahidaa. Aaaaaahhhh rasanya menyenangkan bisa dipertemukan kembali oleh Allah dengan Romadhon. Bulan mulia, bulan yang amat sangat istimewa. Sahabat ingat tidak bahwa banyak sekali kejadian-kejadian ajaib zaman Rosulullah dan para sahabat terdahulu yang terjadi pada bulan ini. Ternyata bukan hanya untuk mereka begitu pun jua untukku, banyak sekali kejadian ajaib yang berhadapan denganku pada bulan Romadhon ini.
Hari ini, hari pertama Romadhon 1436 Hijriah. Tapi bukan kejadian hari ini yang ingin kuceritakan. Di sini aku sangat ingin mengenang apa yang terjadi padaku dua tahun lalu, yap tepatnya Romadhon 1434 Hijriah. Pada bulan itu, bulan di mana aku sama sekali meninggalkan urusan kampus (karena liburan), menanggalkan urusan kepanitiaan (karena aku tidak menjadi panitia RDK-Ramadhan Di Kampus ITS ’34 kala itu), mengabaikan urusan duniawi (karena aku fokus pada hafalan Al-Qur’anku). Dua tahun lalu merupakan Romadhon yang begitu menyenangkan bagiku.
-----------------------------------------------
Tepat tujuh hari sebelum Romadhon 1434 H, aku memutuskan untuk pergi ke kampung halamanku, di Madiun. Sejak saat itu, aku bertekad untuk menghabiskan satu bulan Romadhon penuh ditambah tujuh hari Syawwal di sana. Alkisah begitulah mengapa tadi kusebutkan di atas bahwa aku meninggalkan segala urusan di Surabaya dan tidak memperdulikannya. Dengan bulatnya tekad aku tidak terlalu susah beradaptasi untuk tidak memikirkan apa yang kawan-kawanku lakukan di Surabaya, tidak pula memikirkan pekerjaan-pekerjaan apa yang perlu kusiapkan untuk semester baru nanti. Tapi satu hal yang aku ingat, bahwasannya aku membawa satu jurnal ilmiah internasional untuk dipelajari sebagai bahan Kolokium-ku (Kolokium itu semacam latihan untuk skripsi, menulis naskah tapi tanpa bekerja yaitu hanya mempelajari hasil kerja orang lain) nanti. Selain itu, tak ada.
Sejak malam pertama Romadhon 1434 H itulah kurasakan nikmatnya Sholat Tarawih dengan satu juz Al-Qur’an setiap malam. Sejak malam pertama itulah kurasakan indahnya hari-hari dengan Al-Qur’an. Sejak malam pertama itulah kurasakan senangnya menulis setiap hari tanpa beban. Sejak malam pertama itulah kurasakan sejuknya malam-malam Romadhon hanya bersama Al-Qur’an. Sejak malam itulah aku mencintai Romadhon daripada tahun-tahun yang telah tenggelam. Hari-hari kujalani dengan tenang, memperbanyak amal, membaca, menulis, tilawah, berinfaq, tahfidz, mempersiapkan kolokium, mempersiapkan sahur dan berbuka, berkumpul dengan orang sholeh serta keluarga, tadarus dan sebagainya.
Oh ya, ada satu hal yang selalu datang padaku seiring dengan datangnya Romadhon sejak 1434 Hijriah lalu begitu pun dengan Romadhon tahun ini. Kau tahu? Ada lelaki yang (rencananya) diperkenalkan padaku :D.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar