Lailatus sa’adah?
Apakah malam ini merupakan malam kegembiraan bagi sahabat semua? Begitu pula
bagi saya. Alhamdulillah masih diberi kesehatan dan kesempatan oleh Allah untuk
menikmati malam ke 6 bulan Romadhon 1436 Hijriah ini. Pada malam hari ini saya
berjamaah Tarawih di salah satu Masjid dekat Rumah. Yaa, seperti masjid-masjid kebanyakan
yang berada di perkampungan lain, Masjid yang saya tempati kali ini juga
dipenuhi oleh ibu-bapak, nenek-kakek dan jarang sekali tampak pemuda-pemudi. Entah
karena mereka lebih senang mengikuti jamaah di masjid besar, masjid kampus atau
masjid-masjid lain yang lebih nyaman lainnya atau malah lebih senang nongkrong
dan buka puasa bersama teman-teman sehingga tidak sempat mengikuti jamaah
tarawih atau alasan-alasan lain terkait kesenangan duniawi saja (seperti
menonton televisi dan lain sebagainya) atau bahkan tidak ada peringatan dan
ajakan dari orang tua mereka. Seperti itulah~
Sebagai seorang pemudi
dan generasi penerus dakwah islam, sungguh hal itu membuatku seringkali
menitikkan air mata, miris. Tapi apalah daya, aku hanyalah seorang diri dengan
kedudukan yang tidak berarti juga tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubahnya. Namun
semangat ini tidak begitu saja runtuh, pemuda-pemudi yang mempunyai semangat
seperti saya ini pasti mencari teman, komunitas, kelompok, yang menurut mereka
bisa mengayomi dan meningkatkan kualitas kepribadian dan mental dalam
berdakwah. Yang pada akhirnya, kami tidak lagi merasa seorang diri. Dan benar
bahwasannya setiap manusia mempunyai kewajiban dalam berdakwah, bukan hanya aku
tapi juga kau, kalian dan mereka yang telah memahami dan menyadari bagaimana
indahnya Islam mengetur kehidupan.
Sehubungan dengan
yang akan saya tulis kali ini, sahabat bisa membaca tulisan saya dua tahun lalu
berjudul Salah Taat Kepada Orang Tua. Tidak jauh berbeda, kali
ini juga akan saya bahas mengenai orang tua. Bahwasannya orangtua memiliki
derajat yang mulia diantara semua manusia (setelah Rosulullah tentunya)
terutama para ibu yang telah melahirkan dan menyusui kita dengan keadaan lemah
yang bertambah-tambah (Baca Al-Qur’an surat Luqman ayat 14). Namun kedudukan
ini akan tergeser oleh manusia-manusia yang mempunyai ilmu dengan istilah ‘ulama,
ulil albab, dan istilah lainnya (Baca Al-Qur’an surat Al Mujaadalah ayat 11).
Maka dengan demikian, ketika kita para pemuda-pemudi telah diberi amanah untuk
sekolah, untuk kuliah, untuk menuntut ilmu di pesantren, untuk menuntut ilmu kepada
guru-guru ngaji kita dan lain sebagainya hendaklah kita juga bisa membagikan
ilmu-ilmu tersebut kepada masyarakat tempat tinggal kita utamanya pada keluarga.
Sampaikan dan contohkanlah kepada mereka apa-apa yang telah kita dapatkan.
Faktanya di
masjid-masjid perkampungan masih banyak bahkan mayoritas masyarakat (ibu,
bapak, kakek, nenek) masih saja belum memperhatikan kerapatan shaf mereka,
menggunakan sajadah sebagai batas ‘wilayah’ sholat mereka, bahkan
berlomba-lomba memakai sajadah yang besar agar ‘wilayah’nya otomatis menjadi
luas. Hal-hal sekecil ini pun juga menjadi tanggung jawab kita (para pemuda)
untuk memperbaikinya. Namun tetap gunakan norma dan tuntunan (perintah Allah)
bagaimana cara kita untuk berbicara kepada orang tua. Di dalam surat Al-Isro’
ayat 23 berikut terjemahnya:
23. dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia[850].
[850]
Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada
itu.
“Ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia” menjadi poin penting bagaimana seharusnya
kita bersikap kepada orang tua. Meski manusia berilmu lebih tinggi satu derajat
dari siapapun tetap saja tidak boleh berlaku sewenang-wenang terhadap orang tua
utamanya para ibu. Maka dari itu Hai para pemuda, Bangkitlah! Bahwa negeri kita
membutuhkanmu untuk menasihati para orang tua yang masih menganut ‘nenek moyang
mereka’. Tetap semangat untuk menuntut ilmu dimanapun dan kapanpun yaa sahabat~
Semoga Allah melimpahkan Barokah-Nya kepadamu. J
follow me @qhimahatthoyyib
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar