Senin, Juni 22, 2015

(Day 6) MENASIHATI NENEK MOYANG



Lailatus sa’adah? Apakah malam ini merupakan malam kegembiraan bagi sahabat semua? Begitu pula bagi saya. Alhamdulillah masih diberi kesehatan dan kesempatan oleh Allah untuk menikmati malam ke 6 bulan Romadhon 1436 Hijriah ini. Pada malam hari ini saya berjamaah Tarawih di salah satu Masjid dekat Rumah. Yaa, seperti masjid-masjid kebanyakan yang berada di perkampungan lain, Masjid yang saya tempati kali ini juga dipenuhi oleh ibu-bapak, nenek-kakek dan jarang sekali tampak pemuda-pemudi. Entah karena mereka lebih senang mengikuti jamaah di masjid besar, masjid kampus atau masjid-masjid lain yang lebih nyaman lainnya atau malah lebih senang nongkrong dan buka puasa bersama teman-teman sehingga tidak sempat mengikuti jamaah tarawih atau alasan-alasan lain terkait kesenangan duniawi saja (seperti menonton televisi dan lain sebagainya) atau bahkan tidak ada peringatan dan ajakan dari orang tua mereka. Seperti itulah~
Sebagai seorang pemudi dan generasi penerus dakwah islam, sungguh hal itu membuatku seringkali menitikkan air mata, miris. Tapi apalah daya, aku hanyalah seorang diri dengan kedudukan yang tidak berarti juga tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubahnya. Namun semangat ini tidak begitu saja runtuh, pemuda-pemudi yang mempunyai semangat seperti saya ini pasti mencari teman, komunitas, kelompok, yang menurut mereka bisa mengayomi dan meningkatkan kualitas kepribadian dan mental dalam berdakwah. Yang pada akhirnya, kami tidak lagi merasa seorang diri. Dan benar bahwasannya setiap manusia mempunyai kewajiban dalam berdakwah, bukan hanya aku tapi juga kau, kalian dan mereka yang telah memahami dan menyadari bagaimana indahnya Islam mengetur kehidupan.
Sehubungan dengan yang akan saya tulis kali ini, sahabat bisa membaca tulisan saya dua tahun lalu berjudul Salah Taat Kepada Orang Tua. Tidak jauh berbeda, kali ini juga akan saya bahas mengenai orang tua. Bahwasannya orangtua memiliki derajat yang mulia diantara semua manusia (setelah Rosulullah tentunya) terutama para ibu yang telah melahirkan dan menyusui kita dengan keadaan lemah yang bertambah-tambah (Baca Al-Qur’an surat Luqman ayat 14). Namun kedudukan ini akan tergeser oleh manusia-manusia yang mempunyai ilmu dengan istilah ‘ulama, ulil albab, dan istilah lainnya (Baca Al-Qur’an surat Al Mujaadalah ayat 11). Maka dengan demikian, ketika kita para pemuda-pemudi telah diberi amanah untuk sekolah, untuk kuliah, untuk menuntut ilmu di pesantren, untuk menuntut ilmu kepada guru-guru ngaji kita dan lain sebagainya hendaklah kita juga bisa membagikan ilmu-ilmu tersebut kepada masyarakat tempat tinggal kita utamanya pada keluarga. Sampaikan dan contohkanlah kepada mereka apa-apa yang telah kita dapatkan.
Faktanya di masjid-masjid perkampungan masih banyak bahkan mayoritas masyarakat (ibu, bapak, kakek, nenek) masih saja belum memperhatikan kerapatan shaf mereka, menggunakan sajadah sebagai batas ‘wilayah’ sholat mereka, bahkan berlomba-lomba memakai sajadah yang besar agar ‘wilayah’nya otomatis menjadi luas. Hal-hal sekecil ini pun juga menjadi tanggung jawab kita (para pemuda) untuk memperbaikinya. Namun tetap gunakan norma dan tuntunan (perintah Allah) bagaimana cara kita untuk berbicara kepada orang tua. Di dalam surat Al-Isro’ ayat 23 berikut terjemahnya:  
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

“Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” menjadi poin penting bagaimana seharusnya kita bersikap kepada orang tua. Meski manusia berilmu lebih tinggi satu derajat dari siapapun tetap saja tidak boleh berlaku sewenang-wenang terhadap orang tua utamanya para ibu. Maka dari itu Hai para pemuda, Bangkitlah! Bahwa negeri kita membutuhkanmu untuk menasihati para orang tua yang masih menganut ‘nenek moyang mereka’. Tetap semangat untuk menuntut ilmu dimanapun dan kapanpun yaa sahabat~ Semoga Allah melimpahkan Barokah-Nya kepadamu. J

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar