Assalamu’alaikum,
insyaAllah mulai hari ini tidak akan ada tulisan yang terlambat lagi ya
sahabat. Tidak karena kesibukan, tidak pula karena sakit, tidak pula karena
ibadah lain yang tertunda. Semua harus tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
telah kita rencanakan. Sahabat, ada hal unik yang perlu saya ceritakan kepada
anda semua. Beberapa waktu lalu saya melihat ceramah dr. Zakir Naik (‘ulama
ahli medis yang menguasai ilmu perbandingan agama) di salah satu situs web
ternama. Di dalam sesi pertanyaan ada seseorang yang menawarkan kepada dr. Naik
mengenai agama kedamaian (peace)-yang dimaksud oleh penanya bukan agama Islam,
karena beliau adalah non-muslim. Dengan santai, dr. Naik menjelaskan bahwa
kedamaian yang diinginkannya adalah kedamaian yang salah, misalnya seperti
penyembah setan (satanisme) mereka tetap nyaman dalam keadaan yang demikian,
merasa damai dengan berada pada keadaan yang demikian. Ternyata kedamaian yang
salah (the wrong peace) ini telah disebutkan di dalam al-Qur’an surat Fathir
ayat 5-8 yang artinya:
5. Hai manusia,
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan
dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah.
6. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena
Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala
7. orang-orang
yang kafir bagi mereka azab yang keras. dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
8. Maka Apakah
orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia
meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)?
Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena Kesedihan
terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.
Nah, seperti
yang telah saya tuliskan sebelumnya dalam tulisan berjudul Semenjak Aku Tahu, Bahwa ketika kita mulai menyadari dan tahu kebenaran akan
sesuatu, maka semenjak itulah kita mulai menyadari ia ada di sekitar kita,
menyadari bahwasannya kebenaran itu dekat dengan kita. Letak kebenaran itu
sama, namun sebelumnya kita tidak menyadari keberadaannya karena tidak
mengetahuinya. Mengenai hidayah, seperti yang telah dikatakan oleh guru-guru
saya, adalah seperti sebuah cahaya mentari yang apabila jendela rumah kita
tertutup maka ia (hidayah/cahaya itu) tidak akan masuk dan tidak pula menerangi
rumah kita.
Dengan demikian,
mulailah dari sekarang untuk selalu membuka jendela rumah kita agar cahaya
mentari dapat masuk dan bisa menerangi hati kita. Sehingga kita tidak lagi
berada dalam kesesatan. Bahwa seperti apa yang disampaikan pada ayat 8 di atas,
hanya Allah-lah yang dapat menunjuki siapa yang ia kehendaki, tapi kitalah yang
merencanakan apakah ingin dikehendaki oleh Allah atau tidak. Wallaahu A’lam
bishshowaab..
follow me @qhimahatthoyyib
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar