Alhamdulillah sudah
memasuki hari keempat bulan Romadhon 1436 Hijriah. Bagaimana rasanya? Mungkin
sebagian dari sahabat merasa sedih karena semakin hari jumlah waktu puasa yang
kita lewati semakin banyak sehingga Romadhon ini tiada terasa akan berakhir. Tapi
saya rasa banyak di antara sahabat yang merasa senang telah dapat melewati
Romadhon ini dengan baik. Bagaimana maksudnya dapat melewati Romadhon dengan
baik? Sahabat, seperti kita semua tahu bahwasannya Allah memerintahkan puasa
pada Kalam-Nya surat Al-Baqoroh ayat 183. Di dalam ayat tersebut Allah
memberitahukan bahwa amalan berpuasa diperintahkan kepada orang-orang beriman
agar mereka bertaqwa. Maka dari itu, apabila ketaqwaan telah kita peroleh dan
tingkat ketaqwaan kita lebih baik daripada hari-hari sebelumnya serta tidak
menurun pada hari-hari setelah Romadhon berakhir maka kita telah berhasil
melewati bulan Romadhon ini dengan baik.
Dengan demikian,
untuk memperoleh tingkat ketaqwaan agar semakin bertambah diperlukan adanya
upaya-upaya khusus karena ketaqwaan tidak akan meningkat dengan sendirinya.
Alhamdulillah wa syukurillah, Allah menyediakan bulan istimewa yang dikhususkan
sebagai tempat untuk menempa ketaqwaan seorang muslim. Dengan menelaah adanya
bulan Romadhon ini, kita dapat memperoleh pelajaran bahwa untuk meningkatkan
ketaqwaan diperlukan adanya orang lain dalam hidup kita. Seperti di dalam bulan
ini misalnya, pasti semua umat muslim akan berusaha dan berlomba-lomba mencapai
tingkatan yang lebih baik (untuk yang mau). Maka dengan sendirinya kita tidak
akan merasa sendiri dan tidak merasa berat menjalankan perintah ini. Berbeda
bila sebagian muslim berpuasa sunnah pada bulan lainnya terkadang menjadi lebih
berat karena merasa dilakukan seorang diri.
Fenomena tersebut
fakta adanya. Berdasarkan pernyataan dari teman-teman muslimah saya, banyak
dari mereka mengatakan “gak enak ya kalau haid di saat Romadhon gini. Selain
eman dengan taburan pahala kita juga merasa kesepian karena tidak boleh
berpuasa di saat yang lain diwajibkan berpuasa.” Sahabat, bahwa yang ingin saya
sampaikan di sini adalah marilah kita bersama-sama menggunakan momentum
Romadhon ini sebagai tempat untuk meningkatkan kualitas diri kita, meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam ceramahnya di Masjid
Manarul Ilmi ITS malam ini, Ustadz Yaqin menyampaikan beberapa hal wasiat
Sayyidina Ali r.a. terkait sebuah kata, TAQWA.
Pertama, bahwasannya
taqwa merupakan kecukupan kualitas takut kepada Allah. Di dalam hal ini para
sahabat dalam dialog mereka, mendefinisikan tentang ketaqwaan sebagai sikap
kehati-hatian terhadap hal yang ditakuti yaitu Allah SWT, dengan tidak
mendekati apapun yang dilarang oleh-Nya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan rasa takut kepada Allah adalah dengan cara meningkatkan keilmuan
kita terutama pada ilmu syari’ah (ilmu-ilmu fardhu ‘ain yang wajib kita
pelajari). Kedua, taqwa menjadi satu paket bukti komitmen seseorang terhadap
Al-Qur’an. Dengan adanya amalan yang dilakukan sesuai dengan Al-Qur’an dan
mengimplementasikan tuntunan serta menjauhi larangan Allah dalam Kalam-Nya maka
seseorang telah dinyatakan bertaqwa. Maka untuk meningkatkan komitmen terhadap
Al-Qur’an diperlukan upaya khusus untuk memahami isi dan kandungan Al-Qur’an
itu sendiri. Ketiga, taqwa merupakan bukti atas sikap syukur kita terhadap
karunia Allah. Sebagaimana kodrat manusia yang merupakan tempat salah dan lupa,
tak heran bila kita seringkali lupa terhadap rizqi dan kerunia Allah tapi
selalu mengingat kesulitan dan ujian dari-Nya. Padahal kita sendiri pasti tidak
mampu menghitung betapa banyaknya karunia Allah yang telah diberikannya kepada
kita. Tidak salah bila Allah menyebutkan di dalam surat Al-Ma’arij ayat 19 -21
yang artinya “Sungguh manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila ia
ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi
kikir”. Keempat, taqwa merupakan keridhoan terhadap karunia Allah yang terasa
(sepertinya) sedikit. Dan terakhir kelima, taqwa merupakan bukti persiapan
seorang manusia untuk menuju hidup yang lebih baik di akhirat kelak.
Wallahu a’lam
bishshowaab. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua baik yang tersembunyi
maupun yang terlihat. Semoga kita diperkenankan oleh Allah untuk bertemu
Romadhon selanjutnya agar kita dapat lebih bertaqwa dari sebelumnya. Akhirul
kalam, saya mengingatkan kepada sahabat dan utamanya diri saya sendiri agar
tidak tertipu dengan usia muda karena syarat mati tidak harus tua. Dengan
demikian, anggaplah hari ini dan setiap hari yang sedang kita lalui menjadi
hari terakhir kita berada di dunia agar kita selalu ingat untuk berbuat baik
dan meningkatkan ketaqwaan kita. Maka dengan adanya kesholehan secara berjamaah
dari masing-masing pribadi ini dapat dipastikan bahwasannya negeri kita
tercinta juga dapat menjadi lebih baik. Amiin..
follow me @qhimahatthoyyib
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar