Minggu, Juni 21, 2015

(Day 4) SHOLEH BERJAMA’AH UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK

Alhamdulillah sudah memasuki hari keempat bulan Romadhon 1436 Hijriah. Bagaimana rasanya? Mungkin sebagian dari sahabat merasa sedih karena semakin hari jumlah waktu puasa yang kita lewati semakin banyak sehingga Romadhon ini tiada terasa akan berakhir. Tapi saya rasa banyak di antara sahabat yang merasa senang telah dapat melewati Romadhon ini dengan baik. Bagaimana maksudnya dapat melewati Romadhon dengan baik? Sahabat, seperti kita semua tahu bahwasannya Allah memerintahkan puasa pada Kalam-Nya surat Al-Baqoroh ayat 183. Di dalam ayat tersebut Allah memberitahukan bahwa amalan berpuasa diperintahkan kepada orang-orang beriman agar mereka bertaqwa. Maka dari itu, apabila ketaqwaan telah kita peroleh dan tingkat ketaqwaan kita lebih baik daripada hari-hari sebelumnya serta tidak menurun pada hari-hari setelah Romadhon berakhir maka kita telah berhasil melewati bulan Romadhon ini dengan baik.
Dengan demikian, untuk memperoleh tingkat ketaqwaan agar semakin bertambah diperlukan adanya upaya-upaya khusus karena ketaqwaan tidak akan meningkat dengan sendirinya. Alhamdulillah wa syukurillah, Allah menyediakan bulan istimewa yang dikhususkan sebagai tempat untuk menempa ketaqwaan seorang muslim. Dengan menelaah adanya bulan Romadhon ini, kita dapat memperoleh pelajaran bahwa untuk meningkatkan ketaqwaan diperlukan adanya orang lain dalam hidup kita. Seperti di dalam bulan ini misalnya, pasti semua umat muslim akan berusaha dan berlomba-lomba mencapai tingkatan yang lebih baik (untuk yang mau). Maka dengan sendirinya kita tidak akan merasa sendiri dan tidak merasa berat menjalankan perintah ini. Berbeda bila sebagian muslim berpuasa sunnah pada bulan lainnya terkadang menjadi lebih berat karena merasa dilakukan seorang diri.
Fenomena tersebut fakta adanya. Berdasarkan pernyataan dari teman-teman muslimah saya, banyak dari mereka mengatakan “gak enak ya kalau haid di saat Romadhon gini. Selain eman dengan taburan pahala kita juga merasa kesepian karena tidak boleh berpuasa di saat yang lain diwajibkan berpuasa.” Sahabat, bahwa yang ingin saya sampaikan di sini adalah marilah kita bersama-sama menggunakan momentum Romadhon ini sebagai tempat untuk meningkatkan kualitas diri kita, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam ceramahnya di Masjid Manarul Ilmi ITS malam ini, Ustadz Yaqin menyampaikan beberapa hal wasiat Sayyidina Ali r.a. terkait sebuah kata, TAQWA.
Pertama, bahwasannya taqwa merupakan kecukupan kualitas takut kepada Allah. Di dalam hal ini para sahabat dalam dialog mereka, mendefinisikan tentang ketaqwaan sebagai sikap kehati-hatian terhadap hal yang ditakuti yaitu Allah SWT, dengan tidak mendekati apapun yang dilarang oleh-Nya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa takut kepada Allah adalah dengan cara meningkatkan keilmuan kita terutama pada ilmu syari’ah (ilmu-ilmu fardhu ‘ain yang wajib kita pelajari). Kedua, taqwa menjadi satu paket bukti komitmen seseorang terhadap Al-Qur’an. Dengan adanya amalan yang dilakukan sesuai dengan Al-Qur’an dan mengimplementasikan tuntunan serta menjauhi larangan Allah dalam Kalam-Nya maka seseorang telah dinyatakan bertaqwa. Maka untuk meningkatkan komitmen terhadap Al-Qur’an diperlukan upaya khusus untuk memahami isi dan kandungan Al-Qur’an itu sendiri. Ketiga, taqwa merupakan bukti atas sikap syukur kita terhadap karunia Allah. Sebagaimana kodrat manusia yang merupakan tempat salah dan lupa, tak heran bila kita seringkali lupa terhadap rizqi dan kerunia Allah tapi selalu mengingat kesulitan dan ujian dari-Nya. Padahal kita sendiri pasti tidak mampu menghitung betapa banyaknya karunia Allah yang telah diberikannya kepada kita. Tidak salah bila Allah menyebutkan di dalam surat Al-Ma’arij ayat 19 -21 yang artinya “Sungguh manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila ia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi kikir”. Keempat, taqwa merupakan keridhoan terhadap karunia Allah yang terasa (sepertinya) sedikit. Dan terakhir kelima, taqwa merupakan bukti persiapan seorang manusia untuk menuju hidup yang lebih baik di akhirat kelak.
Wallahu a’lam bishshowaab. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua baik yang tersembunyi maupun yang terlihat. Semoga kita diperkenankan oleh Allah untuk bertemu Romadhon selanjutnya agar kita dapat lebih bertaqwa dari sebelumnya. Akhirul kalam, saya mengingatkan kepada sahabat dan utamanya diri saya sendiri agar tidak tertipu dengan usia muda karena syarat mati tidak harus tua. Dengan demikian, anggaplah hari ini dan setiap hari yang sedang kita lalui menjadi hari terakhir kita berada di dunia agar kita selalu ingat untuk berbuat baik dan meningkatkan ketaqwaan kita. Maka dengan adanya kesholehan secara berjamaah dari masing-masing pribadi ini dapat dipastikan bahwasannya negeri kita tercinta juga dapat menjadi lebih baik. Amiin..

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar