Assalamu’alaikum,
sahabat J
kabar baik kah iman kita hari ini? Semoga kita menjadi manusia yang semakin
hari semakin menjadi baik dan selalu dalam lindungan Allah serta berada di
jalan-Nya amiinn. Sahabat senja, tulisan saya kali ini berhubungan dengan
tulisan dua tahun lalu yang berjudul Segar dan Menyegarkan. Yap,
dengan isi yang tidak jauh berbeda saya membicarakan hal paling dasar dalam
adab pergaulan yaitu ‘senyum’ yang merupakan wujud dari raut muka alias mimik wajah.
Penting
bagi saya untuk mempelajari hal ini sebagai wujud dari rasa syukur terhadap
nama yang telah diberikan oleh orang tua kepada saya. Sebuah nama indah yang memiliki
arti PENYEJUK MATA. Bahkan nama ini disebutkan dua kali di dalam Al-Qur’an
serta menjadi doa terbaik yang diucapkan para Rosul. Selain berarti demikian,
nama QURROTA A’YUN juga merupakan nama dari salah satu Bidadari di Surga. Cukup
menarik dan menakjubkan untuk di bahas bukan? :D
Tulisan ini
akan saya awali dengan kisah salah seorang “menyegarkan” kedua yang akhirnya kali
ini dapat kutemukan setelah dua tahun lalu “si segar” pertama telah pergi.
Definisi ‘menyegarkan’ untukku adalah dia selalu ceria, terlihat seperti tidak
punya beban dan selalu tersenyum kepada siapapun dan dimanapun berada. Bukan
berarti ia senyam-senyum sendiri di tengah jalan, tapi ia adalah sesorang yang
selalu ceria ketika kau temui. Begitulah~
Aku paham
bahwasannya setiap orang tidak mungkin tidak mempunyai beban hidup. Aku yakin
bahwasannya Allah pasti menguji setiap hamba-Nya yang mengaku beriman. Allah
tahu berapa kapasitas dan kemampuan sesorang menerima beban hingga akhirnya
Allah pulalah yang berhak menentukan berapa beban yang harus ditanggung oleh
kedua pundak seseorang tersebut. Tapi setiap manusia berhak dan mempunyai
caranya sendiri untuk bertahan hidup.
Setiap muslim hendaknya tahu bagaimana cara memperlakukan hidup karena telah
mempunyai tujuan hidup yang pasti. Tujuan yang dituliskan dalam Kitabullah
yaitu ‘mengabdi’ kepada Allah.
Sekilas kisah
tersebut, mengingatkanku pada salah satu hadits Rosulullah yang artinya “Senyum
terhadap wajah saudaramu adalah Shodaqoh”. Lalu apa hubungan antara kisah yang
kutuliskan dengan hadits tersebut serta tulisan yang berjudul Marjan? Apakah
Sahabat senja memahami arti dari kata Marjan yang kutuliskan pada judul ini?
Sahabat jangan sampai salah mengira mengenai Marjan (salah satu nama sirup
terkemuka di Indonesia). Sesungguhnya Marjan yang ingin saya tuliskan adalah
salah satu perkataan Allah yang telah dituliskan dalam Kitab Suci-Nya pada
surat Ar-Rahman ayat ke-58. Di dalam ayat tersebut kalimat Marjan adalah nama
sebuah permata yang amat sangat bening.
Sebelum
menelaah ayat ke-58 saya menyarankan kepada sahabat semua untuk melihat ayat-ayat
sebelumnya. Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwasannya inti daripada sebab
musabbab diturunkannya surat Ar-Rahman adalah akibat ketakutan Sahabat Abu Bakar
Ash-Shiddiq r.a. terhadap hari perhitungan amal. Kemudian Allah memberikan
kabar gembira bagi orang-orang yang takut dengan adanya dua surga yang diceritakan
pada surat tersebut. Sebagaimana telah saya singgung sebelumnya bahwa tersenyum
kepada saudara seiman sesama muslim adalah anjuran dari Rosulullah. Maka
demikian, dengan tulisan ini saya mengingatkan kepada diri sendiri terlebih
untuk selalu tersenyum dan hidup seperti permata yang bening. Yap, hidup
tersenyum sesegar permata Marjan dan menjadi penyejuk mata yang sebenarnya.
Ganbarimasu~
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar