Jumat, November 13, 2020

SKETSA PANDEMI-Bagian 4

 

                Di tengah kebahagiaan kaum muslim menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW., menyiapkan perayaan dan acara-acara kemaulidan Rosulullah, saat itu terjadilah suatu hal yang tak diinginkan. Hal itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, hal yang memunculkan kemarahan di hati muslimin muslimat sekalian. Ya, di sebuah negara yang berada jauh di ujung eropa, negara yang dijuluki dengan negeri mode dan fashion, negara yang ‘katanya’ menganut asas kebebasan, terjadi (untuk ke-sekian kalinya) suatu hal yang sangat mengecewakan.

                Beramai-ramai umat Islam di seluruh dunia (kembali) bersatu. Melawan balik dengan mengecam perbuatan buruk itu, memboikot produk negara itu, dan menjadikan kasus itu sebagai bahan pelajaran pada kajian maulid Nabi, serta meningkatkan kecintaan muslimin muslimat pada Rosul SAW. Hingga hari ini, kasus itu masih diperbincangkan sebagian kalangan. Sebagian yang lain, sudah disibukkan dengan persiapan dan perayaan pilkada (pemilihan kepala daerah) serentak.

                Hikmah selalu ada pada setiap kejadian. Baik atau buruk pun demikian.

                Tanggal 25 Oktober 2020. Alhamdulillah, akhirnya aku menyandang gelar master setelah sekian puluh purnama kulewati. Berharap ilmu ini bermanfaat untuk diriku sendiri, untuk umat islam  dan untuk bangsa ini. Berharap ilmu ini menjadi berkah untuk siapapun. Berharap hal ini memberi kebahagiaan pada siapapun, terutama para dosen dan orangtuaku yang tak henti-hentinya mendoakan dan membersamai perjuanganku selama ini.

                Lulus sarjana dan lulus master, pun nanti jika lulus doktor, tak berarti perjuangan telah berakhir. Justru saat itulah, kisah petualangan yang baru akan dimulai. Roda kembali berputar, sukses dan gagal kembali dipergulirkan, langkah-langkah pun harus terus dipertimbangkan dan belajar dari masa lalu sudah pasti adalah hal yang harus dilakukan. Selamat dan sukses sahabat seperjuangan. Siapapun kalian yang tengah berjuang, bangkitlah dan jangan mengalah dengan keadaan. Karena keterpurukan hanyalah buah dari prasangka dan pikiran, begitupun dengan kegemilangan.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar