Rabu, November 11, 2020

One of The Sights – Kimi ni Todoke

 

                Sahabat, masih ingat tulisanku berjudul ‘Segar dan Menyegarkan’ dan ‘Sesegar Marjan’? Untuk sahabat yang belum baca, boleh lah klik kedua link itu dulu. Sejujurnya, tulisan itu terinspirasi dari salah satu film jepang yang akan kita bahas kali ini. Yap, seperti yang sudah sahabat baca di judul tulisan ini, yaitu film berjudul ‘Kimi ni Todoke’. Film ini diadaptasi dari komik dengan judul yang sama dan ditayangkan tahun 2010. Dari film itulah pertama kali kudengar kata ‘sawayaka’, yang artinya segar, menyegarkan, clear, fresh and eloquent. Kata tersebut sangat menarik buatku, karena aku baru pertama kali mendengar kata yang unik untuk mendifinisikan karakter seseorang. Selama ini mungkin di Indonesia kita sering dengar kata pintar, cerdas, kaya, pandai, elok, cantik, tampan, berkarisma, kuat, tegas, murah senyum, dan sejenisnya untuk mendefinisikan seseorang. Namun sangat jarang, barangkali juga tak pernah, sahabat mendengar kata segar dan menyegarkan untuk mendifinisikan karakter orang. Kalau definisi isi pembicaraan mungkin pernah, misalnya ‘tausiyahnya nyegerin banget’ atau ‘orang itu nyegerin kalau ngomong’.

Pada tulisan lama, kucari langsung referensi dari Qur’an. Namun kali ini, kita akan review filmnya.

Sawako (yang dipanggil Sadako oleh teman-temannya), seorang cewek pendiam berusia 16 tahun. Baginya, mengungkapkan pikiran adalah hal yang tak mudah. Sehingga hal itu membuatnya sering disalahpahami oleh teman-temannya. Ia juga ditakuti karena rambut panjang yang membuatnya mirip dengan sosok hantu sadako. Suatu hari, dalam perjalanan ke sekolah SMA untuk pertama kalinya, ia melihat seorang yang tampak kebingungan mencari jalan. Sawako membantunya karena menurutnya sosok itu dari sekolah yang sama (terlihat dari seragamnya).

Kazehaya, seorang cowok ‘sawayaka’ ini pertama kali bertemu dengan Sawako di pertigaan jalan, di bawah merah jambunya helai bunga sakura yang berterbangan. Cewek mungil itu membantunya menemukan jalan ke sekolah saat hari pertama penerimaan. (Sepertinya) Sejak saat itu, ia tertarik dan terus mengamati cewek yang unik (penampilan dan sikapnya) itu. Meskipun mereka berdua sekelas, ternyata ia tak bisa sekalipun berbicara dengan Sawako. Sampai suatu hari, ia berkesempatan untuk bicara dengan Sawako dan mereka berdua pun mulai dekat. Namun, isu buruk yang beredar membuat Sawako menjauhinya. Sawako juga menjauhi kedua (cewek) teman dekatnya. Hoaks itu dibuat oleh seorang cewek yang iri dengan kedekatan Kazehaya-Sawako.

sumber gambar: google


Sawayaka, adalah julukan yang diberikan oleh Sawako kepada Kazehaya saat ia ditanya oleh gurunya, “Bagaimana pendapatmu tentang Kazehaya?”. Sepertinya tak ada satu pun yang tahu julukan itu melainkan hanya Sawako dan gurunya. Di bagian akhir filmnya, Kazehaya akhirnya mengetahui (entah dengar atau tidak) julukan itu setelah diberitahu oleh gurunya. Saat itu sang guru memintanya untuk mengembalikan buku siswa milik Sawako yang sudah beberapa pekan hilang ‘ketlisut’ di meja guru itu. Kazehaya segera mengembalikan buku siswa itu. Ia menemui Sawako, di malam tahun baru, tepat di hari ulang tahunnya, di bawah pohon sakura tempat pertama kali mereka bertemu. Film itu pun berakhir gembira.

Karakter Kazehaya yang supel, pandai bergaul, selalu menyenangkan orang lain, wajahnya yang periang membuat Sawako kagum dengannya. Karakter yang tak bisa digambarkan hanya dengan satu kata. Karakter yang layak ditirukan oleh siapapun. Jika Sawako saja ingin menirunya, maka aku pun demikian. Sisi negatif yang ada padanya? tentu saja tak layak kita tirukan.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar