Assalamu’alaikum
sahabat, bagaimana hari ini? Masihkah anda bahagia? Semoga demikian yaa.. Berdasarkan
hasil riset dari beberapa sumber disebutkan bahwa indeks kebahagiaan masyarakat
Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain. InsyaAllah dengan
memperbanyak membaca Al-Qur’an hati kita yang sakit akan menjadi kembali tenang
dan sembuh. Ya, karena Al-Qur’an adalah obat untuk segala penyakit, baik
penyakit yang tampak maupun yang tidak tampak oleh manusia. Allah sendiri yang
mengatakannya. Namun karena keimanan kita yang masih dangkal, banyak sekali di
antara kita yang masih menyangsikannya.
Di era kehidupan
yang semakin sekuler seperti ini, ilmu pengetahuan dan logika seolah berbeda
jalan dan tidak dapat beriringan dengan agama. Hal ini sudah menjadi momok
sejak dulu. Mungkin sahabat ingat kisah awal mula ditemukannya teori
halosentris (matahari sebagai pusat tata surya) yang sangat ditentang oleh
pihak gereja. Hal inilah yang menyebabkan para ilmuwan saat itu tidak berteman
baik dengan para pemeluk agama. Sehingga tidak diragukan lagi mengapa banyak
sekali para ilmuwan memilih sebagai seorang atheis (tidak bertuhan).
Pengetahuan selalu
dihubungkan dengan logika yang seolah-olah kedua hal itu berlawanan dengan
agama. Banyak dari kita mengira bahwa agama tidak bisa dilogika, sehingga kita
mudah sekali ditipu dengan pemikiran sekuler yang memang sengaja mengobrak-abrik
konsep berislam. Padahal jelas-jelas bila kita tahu isi Al-Quran, sebagiannya
berisi ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan yang sengaja meneliti Al-Qur’an pun
kemudian banyak yang menjadi muallaf dan taat berislam karena ayat-ayat-Nya. Hal
ini mungkin menunjukkan bahwa kita lah yang sesungguhnya kurang dalam belajar. Kurang
bisa mengambil pelajaran dari Al-Qur’an untuk dilogikakan, juga kurang mengasah
otak untuk bisa berpikir logis untuk mengalahkan pemikiran logika para kaum
sekuler.
Beberapa contoh
sikap logis yang ditunjukkan oleh Rosulullah adalah ketika menyelamatkan
seseorang yang dikejar seorang quraisy untuk dibunuh. Seorang quraisy tersebut
bertanya kepada Rosulullah, apakah beliau melihat si fulan yang dikejarnya. Kemudian
Rosulullah berpindah satu langkah dari tempat beliau berdiri dan mengatakan
semenjak aku berdiri di sini aku tidak melihatnya. Tentu saja sikap itu dilakukan
untuk melindungi dan menghindari pembunuhan. Demikian, untuk mengakhiri tulisan
ini mari kita baca terjemah surat Az-Zumar ayat 1-2: 1. kitab (Al Quran ini)
diturunkan oleh Allah yang Maha Perkasa (Maha Mulia) lagi Maha Bijaksana. 2.
sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu (Muhammad) kitab (Al Quran) dengan
(membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan (tulus
ikhlas beragama) kepada-Nya.
Sebagai penutup,
sesungguhnya seberapa tinggi pun kita berlogika, tentu saja ada batasnya. Seperti
komputer yang diciptakan oleh manusia, manusia juga sesuatu yang diciptakan
oleh Dzat lainnya. Kecanggihan komputer tidak akan melebihi kecanggihan manusia
yang membuatnya. Serta manusia tidak akan lebih canggih dari penciptanya. So,
selamat belajar sahabat :)
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar