Kamis, Juni 16, 2016

Setapak Cahaya: BERPIKIR LOGIS



Assalamu’alaikum sahabat, bagaimana hari ini? Masihkah anda bahagia? Semoga demikian yaa.. Berdasarkan hasil riset dari beberapa sumber disebutkan bahwa indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain. InsyaAllah dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an hati kita yang sakit akan menjadi kembali tenang dan sembuh. Ya, karena Al-Qur’an adalah obat untuk segala penyakit, baik penyakit yang tampak maupun yang tidak tampak oleh manusia. Allah sendiri yang mengatakannya. Namun karena keimanan kita yang masih dangkal, banyak sekali di antara kita yang masih menyangsikannya.
Di era kehidupan yang semakin sekuler seperti ini, ilmu pengetahuan dan logika seolah berbeda jalan dan tidak dapat beriringan dengan agama. Hal ini sudah menjadi momok sejak dulu. Mungkin sahabat ingat kisah awal mula ditemukannya teori halosentris (matahari sebagai pusat tata surya) yang sangat ditentang oleh pihak gereja. Hal inilah yang menyebabkan para ilmuwan saat itu tidak berteman baik dengan para pemeluk agama. Sehingga tidak diragukan lagi mengapa banyak sekali para ilmuwan memilih sebagai seorang atheis (tidak bertuhan).
Pengetahuan selalu dihubungkan dengan logika yang seolah-olah kedua hal itu berlawanan dengan agama. Banyak dari kita mengira bahwa agama tidak bisa dilogika, sehingga kita mudah sekali ditipu dengan pemikiran sekuler yang memang sengaja mengobrak-abrik konsep berislam. Padahal jelas-jelas bila kita tahu isi Al-Quran, sebagiannya berisi ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan yang sengaja meneliti Al-Qur’an pun kemudian banyak yang menjadi muallaf dan taat berislam karena ayat-ayat-Nya. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa kita lah yang sesungguhnya kurang dalam belajar. Kurang bisa mengambil pelajaran dari Al-Qur’an untuk dilogikakan, juga kurang mengasah otak untuk bisa berpikir logis untuk mengalahkan pemikiran logika para kaum sekuler.
Beberapa contoh sikap logis yang ditunjukkan oleh Rosulullah adalah ketika menyelamatkan seseorang yang dikejar seorang quraisy untuk dibunuh. Seorang quraisy tersebut bertanya kepada Rosulullah, apakah beliau melihat si fulan yang dikejarnya. Kemudian Rosulullah berpindah satu langkah dari tempat beliau berdiri dan mengatakan semenjak aku berdiri di sini aku tidak melihatnya. Tentu saja sikap itu dilakukan untuk melindungi dan menghindari pembunuhan. Demikian, untuk mengakhiri tulisan ini mari kita baca terjemah surat Az-Zumar ayat 1-2: 1. kitab (Al Quran ini) diturunkan oleh Allah yang Maha Perkasa (Maha Mulia) lagi Maha Bijaksana. 2. sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu (Muhammad) kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan (tulus ikhlas beragama) kepada-Nya.
Sebagai penutup, sesungguhnya seberapa tinggi pun kita berlogika, tentu saja ada batasnya. Seperti komputer yang diciptakan oleh manusia, manusia juga sesuatu yang diciptakan oleh Dzat lainnya. Kecanggihan komputer tidak akan melebihi kecanggihan manusia yang membuatnya. Serta manusia tidak akan lebih canggih dari penciptanya. So, selamat belajar sahabat :)


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar