Selasa, Juni 14, 2016

Setapak Cahaya: MINORITAS DAN MAYORITAS



Sahabat, urusan perbedaan pendapat memang tak akan pernah habisnya apabila dibahas. Sama seperti cinta, tak akan pernah ada yang tahu sampai sekarang apa itu cinta. Berbagai definisi disebutkan oleh banyak pakar. Namun, setiap orang mencoba memberikan definisi menurut dirinya sendiri. Sesuai dengan apa yang dirasakan, meski mungkin tak satupun dari mereka mempunyai ilmu tentang cinta. Sayangnya, perasaan tidak selalu benar meski sebagian besar orang mengatakan hati kecil itu selalu  membisikkan kebenaran. Sama seperti kertas putih, hati yang pada dasarnya bersih akan terpengaruh oleh percik-percik tinta yang ada di sekitarnya. Bahwa kebaikan dan kebenaran adalah hal yang mutlak itu benar, dan kesalahan terletak pada orang-orang yang mencoba mengartikan kebenaran itu sendiri. Ya, sama seperti cinta.
Hari ini, kita tidak akan membahas tentang cinta. Kita tetap akan membahas mengenai Islam. Di Indonesia dan beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti yang kita rasakan saat ini ternyata kedamaian yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Demikian pula di negara yang penduduk islamnya sebagai minoritas. Kedamaian yang disebarkan oleh agen muslim belum diterima dengan baik oleh lainnya. Bukan salah pada Islamnya, tapi kesalahan pada pemeluknya. Mungkin kita yang terlalu sok tahu mengartikan Islam (kedamaian) itu dengan cara kita sendiri.
Satu hal yang aku ingat lagi mengenai Islam. Bahwa Islam merupakan sesuatu yang asing kedatangannya sehingga ia pun akan kembali dengan diasingkan. Ya, kedamaian yang tidak sesuai harapan ternyata bukan salah Islam, juga bukan salah pemeluknya, tapi memang demikian keberadannya. Islam memang asing, tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat mulai sejak dulu hingga kini, mulai budaya timur hingga budaya barat, mulai ras kulit putih sampai ras kulit gelap, mulai daerah dingin sampai daerah panas. Islam adalah islam, tidak perduli apapun kebiasaan setempat. Islam memiliki aturan main tersendiri, telah Allah jelaskan semuanya di dalam Al-Qur’an, demikian pula dijabarkan dalam hadits-hadits Rosulullah.
Sahabat mungkin ingat salah satu kisah Rosulullah yang ingin sekali menghadiri acara malam di daerahnya kala itu. Acara malam tersebut berisi tari-tarian, pukulan rebana, dan khamr (minuman keras). Setiba di sana, Rosulullah dibuat tertidur oleh Allah sehingga tidak sempat melihat sedikitpun acara malam tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa Allah tidak mengijinkan Rosul-Nya melihat dan mengikuti acara tersebut. Padahal acara itu bisa dibilang adalah kebiasaan dari masyarakat setempat di sana. Bukti lainnya bahwa Islam tidak berbatasan dengan musim suatu daerah adalah puasa wajib yang sedang kita jalani saat ini. Pada tulisan Setapak Cahaya: Berada di Zona Nyaman telah kita bahas bahwa, dimanapun tempatnya, panas atau dingin keadaannya, lama atau sebentar siangnya, umat muslim tetap diwajibkan berpuasa ketika bulan Romadhon tiba, dan tentunya sesuai dengan aturan.
Untuk mengakhiri tulisan ini, sedikit mari kita baca terjemah surat Al-Hajj 3 ayat terakhir untuk mengembalikan semangat kita dalam menebarkan kedamaian:
76. Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan.
77. Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
78. dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.
[993] Maksudnya: dalam Kitab-Kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w.

follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar