Assalamu’alaikum
sahabat, sehat semuaaaa? Alhamdulillah kehadiran Bulan Ramadhan semakin dapat
kita hitung dengan jari. Semoga Allah senantiasa memberi kita kesehatan
sehingga dapat bertemu dengan bulan yang mulia tersebut. Amiin. Baiklah hari
ini insyaAllah kita akan melanjutkan pembahasan tulisan kemarin Setapak Cahaya: Penegak Keadilan.
Proses
menegakkan keadilan selain dilakukan oleh hakim dan pasukannya juga harus
didukung oleh jajaran pemerintah. Terlebih dukungan penuh dari si pemimpin.
Maka dari itu diperlukan pemimpin yang benar agar undang-undang dan peraturan
serta hukum yang akan ditetapkan tidak menyimpang dari aturan dan syariat
Islam. Di dalam surat An-Nisa’ ayat 144 telah disebutkan: “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[368] dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu Mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu)?”
[368] Wali jamaknya auliyaa:
berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.
Tafsir
Al-Muyassar (Syaamil Al-Qur’an THE MIRACLE 15in1) menyebutkan maksud dari ayat
ini adalah “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti
Rosul-Nya, janganlah kalian menjadikan orang-orang ingkar sebagai pemimpin-pemimpin
kalian dengan meninggalkan kepemimpinan orang-orang mukmin dan tidak pula
bersikap lemah lembut terhadap mereka. Dengan mengasihi (mendekati) musuh-musuh
kalian itu, apakah kalian ingin membuat alasan yang nyata bagi Allah (untuk
menimpa siksa) atas pengingkaran keimanan kalian itu?”
Ternyata di
akhir ayat tersebut orang-orang beriman yang menjadikan orang kafir sebagai
wali nya dinyatakan sebagai orang-orang munafik yang mengingkari keimanannya.
Na’udzubillah. Tidak terasa banyak sekali sindiran-sindiran mengenai orang
munafik di dalam AlQur’an yang kita bahas akhir-akhir ini. InsyaAllah ini
menjadi pengingat kita bersama untuk menjadi muslim, mukmin dan muttaqin yang
lebih baik dari hari ke hari serta dihindarkan dari sifat-sifat munafik. Kabar gembira
bagi orang-orang beriman ditunjukkan pada surat An-Nisa’ di akhir juz ke-5 yaitu
pada ayat 147 yang artinya: “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur
dan beriman? dan Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui.”
[370] Allah mensyukuri
hamba-hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
Tafsir
Al-Muyassar (Syaamil Al-Qur’an THE MIRACLE 15in1) menyebutkan “Allah tidak akan
menyiksa kalian jika kalian beramal sholeh dan beriman kepada Allah dan
Rosul-Nya. Sesungguhnya, Allah Mahakaya dari siapa pun selain-Nya. Dia hanya
akan menyiksa hamba-hamba-Nya karena dosa-dosa mereka. Allah Maha Mensyukuri
kepada hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya lagi Maha Mengetahui atas segala
sesuatu”. Semoga kita diperkenankan oleh Allah menjadi bagian dari orang-orang
beriman yang beramal sholeh dan mendapatkan syafaat dari Allah dan Rosul-Nya di
akhirat kelak. Amiin.
follow me @qhimahatthoyyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar