Jumat, Juni 03, 2016

Setapak Cahaya: PEMIMPIN ORANG MUKMIN



Assalamu’alaikum sahabat, sehat semuaaaa? Alhamdulillah kehadiran Bulan Ramadhan semakin dapat kita hitung dengan jari. Semoga Allah senantiasa memberi kita kesehatan sehingga dapat bertemu dengan bulan yang mulia tersebut. Amiin. Baiklah hari ini insyaAllah kita akan melanjutkan pembahasan tulisan kemarin Setapak Cahaya: Penegak Keadilan.
Proses menegakkan keadilan selain dilakukan oleh hakim dan pasukannya juga harus didukung oleh jajaran pemerintah. Terlebih dukungan penuh dari si pemimpin. Maka dari itu diperlukan pemimpin yang benar agar undang-undang dan peraturan serta hukum yang akan ditetapkan tidak menyimpang dari aturan dan syariat Islam. Di dalam surat An-Nisa’ ayat 144 telah disebutkan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu Mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?”
[368] Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.
Tafsir Al-Muyassar (Syaamil Al-Qur’an THE MIRACLE 15in1) menyebutkan maksud dari ayat ini adalah “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rosul-Nya, janganlah kalian menjadikan orang-orang ingkar sebagai pemimpin-pemimpin kalian dengan meninggalkan kepemimpinan orang-orang mukmin dan tidak pula bersikap lemah lembut terhadap mereka. Dengan mengasihi (mendekati) musuh-musuh kalian itu, apakah kalian ingin membuat alasan yang nyata bagi Allah (untuk menimpa siksa) atas pengingkaran keimanan kalian itu?”
Ternyata di akhir ayat tersebut orang-orang beriman yang menjadikan orang kafir sebagai wali nya dinyatakan sebagai orang-orang munafik yang mengingkari keimanannya. Na’udzubillah. Tidak terasa banyak sekali sindiran-sindiran mengenai orang munafik di dalam AlQur’an yang kita bahas akhir-akhir ini. InsyaAllah ini menjadi pengingat kita bersama untuk menjadi muslim, mukmin dan muttaqin yang lebih baik dari hari ke hari serta dihindarkan dari sifat-sifat munafik. Kabar gembira bagi orang-orang beriman ditunjukkan pada surat An-Nisa’ di akhir juz ke-5 yaitu pada ayat 147 yang artinya: “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? dan Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui.”
[370] Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
Tafsir Al-Muyassar (Syaamil Al-Qur’an THE MIRACLE 15in1) menyebutkan “Allah tidak akan menyiksa kalian jika kalian beramal sholeh dan beriman kepada Allah dan Rosul-Nya. Sesungguhnya, Allah Mahakaya dari siapa pun selain-Nya. Dia hanya akan menyiksa hamba-hamba-Nya karena dosa-dosa mereka. Allah Maha Mensyukuri kepada hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya lagi Maha Mengetahui atas segala sesuatu”. Semoga kita diperkenankan oleh Allah menjadi bagian dari orang-orang beriman yang beramal sholeh dan mendapatkan syafaat dari Allah dan Rosul-Nya di akhirat kelak. Amiin.


follow me @qhimahatthoyyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar